Chapter forty nine : Clash of the Old Friend

2375 Words
 Dengan bantuan dari Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, Dragon bisa melewati serbuan dari para prajurit Flaur, sehingga kini dia bisa terus melaju hingga ke Kastil Stellan Flaur. Namun sesampainya disana, Dragon dibuat terkejut oleh sebuah kenyataan yang tidak pernah terpikir olehnya, yak i tentang identitas asli dari Stellan Flaur, yang telah membuka topengnya di hadapan Dragon, sehingga wajah aslinya bisa diperlihatkan kepada Dragon secara jelas.  Saat melihat wajah asli dari Stellan Flaur, Lalu Seketika itu juga raut wajah Dragon berubah menjadi pucat pasi, dan mulutnya tidak bisa berhenti menganga, karena dia sedang melihat sesuatu yang benar-benar tidak dapat dia percaya, bahkan hal itu sampai membuat dirinya merasa sangat tercengang. Saat ini, Dragon Sedang melihat orang yang sudah lama dia anggap telah tewas, yakni kawan lamanya yang bernama 'Kai'.  (Tokoh Kai sudah pernah diceritakan di Chapter pertama)  Kai adalah teman Dragon dari semasa kecilnya hingga dia menjadi Prajurit Kerajaan Fulcan. Dragon tidak pernah mendengar lagi tentang kabar dari temannya itu semenjak Kerajaan Fulcan kalah peperangan melawan Kerajaan Distra 2 tahun yang lalu. Sebenarnya Dragon sudah menganggap bahwa Kai telah tewas dalam peperangan itu, tapi ternyata saat ini sosok temannya itu sedang berdiri di hadapannya, dengan menyandang nama sebagai Stellan Flaur, sang Penyihir tebing utara.  Kemudian percakapan mereka berlanjut, “Ka- Kai ... Ke- kenapa kau? Ba- bagaimana bisa?” Ucap Dragon dengan nada terbata-bata, karena dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.  “Hmm, sudah kuduga. Kau memang benar-benar menganggap telah aku mati ya."  "Tidak! Setiap hari aku berharap semoga kau masih tetap hidup, Kai."  "Ya, sampai saat ini aku masih tetap hidup, Dragon ... Aku hidup sebagai sang penyihir Stellan Flaur, dan semua itu berkat aura kegelapan Tuan Darkros."  "A- apa?"  "Selama 2 tahun ini aku telah berganti nama menjadi Stellan Flaur. Lupakanlah Kai yang kau kenal."  "Tidak mungkin!"  "Hmm, aku telah mendapatkan beberapa informasi mengenai dirimu ... Setelah Kerajaan Fulcan kalah, kau melanjutkan hidup sebagai murid dari seorang Pandai besi tua, dan dilihat dari pedang yang kau miliki saat ini, bisa kusimpulkan bahwa gurumu itu ternyata adalah sang Kesatria naga, maka dari itu Night crow membunuhnya. Hal itulah yang membuat kau memulai perjalanan hingga akhirnya kita bisa saling bertemu lagi ... Namun ada perbedaan di antara kita berdua, selama 2 tahun ini kau menjalani hidup sebagai murid dari sang Kesatria legendaris. Sedangkan diriku, menjalani hidup sebagai murid dari Aura kegelapan Tuan Darkros.”  “Jadi, kau merupakan pengganti dari salah satu anggota Emperors unity yang telah mati, sehingga salah satu aura kegelapan Darkros itu kini sudah bersemayam di dalam tubuhmu?” Tanya Dragon.  “Benar sekali."  “Apa??”  “Setelah aura kegelapan Darkros itu bersemayam di dalam tubuhku, maka tubuhku ini jadi mendapatkan keabadian. Namun tak hanya itu saja, sebelum aura kegelapan Yang bersemayam dalam tubuhku itu kehilangan kesadarannya, dia sempat mewariskan beberapa ilmu sihir, juga mantra sihir yang bisa kugunakan untuk memanipulasi orang lain. Maka dari itu aku bisa membangun pasukan dan Kastilku hingga sebesar ini."  “Bagaimana kau bisa bertemu dengan aura kegelapan Darkros? Lalu berubah menjadi Stellan Flaur? ” Dragon bertanya dengan penuh rasa emosi.  “... 25 tahun yang lalu, ketika Tuan Darkros mengalami kekalahan pada perang besar di Kerajaan Nexus, sebelum inti kekuatannya disegel dalam bola Aporion, Tuan Darkros membagi dirinya menjadi 8 aura kegelapan, yang masing-masing bisa memberikan keabadian terhadap orang yang disemayaminya ... Enam aura kegelapan bersemayam di tubuh enam anggota Emperors unity yang tersisa, satu aura tidak diketahui dimana keberadaannya karena sedang mencari-cari tubuh Pandora ... Sedangkan aura yang satunya lagi, terlantar karena tidak ada tubuh yang bisa dia semayami, sebab Centaurion telah gugur dalam perang besar tersebut. Oleh karena itu dia hidup terlantar selama 23 tahun, lalu dia ikut terlibat dalam perang besar antara Kerajaan Fulcan dan Kerajaan Distra, hingga akhirnya dia menemukan tubuhku yang sedang dalam keadaan terkapar tak berdaya." Ucap Kai.  "Dari sekian banyak Prajurit yang terlibat dalam perang tersebut, kenapa aura kegelapan itu memilihmu?"  "Itu karena Aura kegelapan Darkros bisa merasakan bahwa aku adalah orang yang paling dekat dengan sang pemilik sejati kalung Ghistory."  "Hah?"  "Dari dulu aku tidak pernah mengerti tentang hal itu, namun sekarang aku mengerti. Yang dimaksud dengan sang pemilik sejati kalung Ghistory itu adalah dirimu, dan aku adalah temanmu sejak kecil, sehingga jika suatu saat kita akan terlibat pertarungan, maka kau tidak akan bisa melakukan perlawanan terhadap diriku, hahaha."  "Tidak mungkin ... Jadi ini semua ada hubungannya dengan kalung Ghistory?”  “Ya, tak kusangka bahwa kau merupakan orang yang ditakdirkan sebagai pemilik sejati dari kalung Ghistory, yang saat ini sedang melingkar di lehermu ... Dahulu kala, ketika Tuan Darkros melawan Raja Velodros, Tuan Darkros sempat mencicipi sedikit kekuatan dari kalung itu, yang memiliki energi murni tak terbatas. Dan sekarang, karena kau sudah disini bersama dengan kalung Ghistory, maka aku akan menanamkan lagi batu mantra di dalam tubuhmu, lalu akan kusuruh kau untuk mencari keberadaan dari bola Aporion, dengan menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory itu... Hahahhahah.” Kai tertawa puas.  “Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Ucap Dragon.  “Percuma saja kau menolak, rencanaku sudah benar-benar matang.”  “Kai, kita tidak perlu bertarung.” Dragon masih terus berusaha meyakinkan teman lamanya itu, karena dia tidak mau melawan Kai.  Kemudian Kai menjawab. “Ya, Tentu saja! ... Kalau begitu aku punya penawaran untukmu Dragon, sebaiknya kau bergabung denganku, ayo kita cari keberadaan dari bola Aporion bersama-sama, karena hanya kau yang dapat menemukan benda itu dengan menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, lalu setelah itu kita bisa menguasai negeri Azhuloth bersama Tuan Darkros!!” Ajak Kai kepada Dragon.  Lalu Dragon menundukan kepalanya sambil berpikir dengan keras, setelah itu dia mulai menatap Kai lagi. “... Tidak. Aku tidak mungkin mau melakukan hal itu, Kai ... Aku mulai sadar, bahwa Ada alasan mengapa aku dibimbing oleh sang Kesatria naga selama 2 tahun ini, ada alasan mengapa aku dipilih oleh Kalung Ghistory ini, dan ada alasan mengapa aku bisa berada di tempat ini sekarang ... Yaitu, untuk menghentikan kalian semua!! Para anggota Emperors unity” Ujar Dragon kepada Kai sembari menggenggam pedang Heat flame yang mengobarkan api membara.  Walaupun lawan yang harus dihadapinya ternyata adalah Kai, yang merupakan teman lama Dragon, namun Dragon tidak boleh menyerah dan pasrah terhadap takdir. Karena saat ini Dragon sedang mempertaruhkan nyawa orang-orang yang berada di dalam genggaman Kai, jika Dragon sampai kalah, maka p********n yang dilakukan oleh Kai (Stellan Flaur) akan terus berlanjut, dan makin banyak orang yang akan menderita. Saat ini hanya Dragon lah satu-satunya orang yang dapat menghentikan Kai, dan dia akan berusaha untuk menghentikan tindakan jahat dari teman lamanya itu.  “Hmm, sepertinya hanya cukup sampai disini saja percakapan kita.” Ucap Kai.  Kemudian setelah Kai berkata seperti itu, Dragon segera bersiap untuk bertarung. Saat ini sudah tidak ada lagi kata mundur bagi dirinya. Kai adalah salah satu anggota Emperors unity yang harus dia kalahkan.  Kai mulai membuka bajunya sambil mengambil dua pedang yang ada di samping kursi singgasanannya, sehingga kini dia dalam keadaan bertelanjang d**a sambil menggenggam pedang di kedua tangannya. Dia sudah dalam kondisi yang siap untuk bertarung.  Sembari berjalan ke arah Dragon, Kai berkata. “Supaya bisa merapalkan mantra patuh dan menanamkan batu mantra ke dalam tubuhmu, maka aku harus bisa mengalahkanmu terlebih dahulu.”  “Aku tidak akan kalah.” Jawab Dragon, sambil memasang kuda-kuda.  “Tempat ini akan menjadi saksi dari pertarungan penentuan di antara kita berdua, temanku.” Ucap Kai kepada Dragon, lalu dia melanjutkan perkataannya, ”... Kita buktikan, murid siapa yang akan menjadi pemenangnya, apakah murid dari Tuan Darkros atau murid dari sang Kesatria naga?”  “Kai, sadarlah, Kita tidak perlu bertarung!” Ujar Dragon.  “Bagiku, Sudah tidak ada jalan untuk kembali. Tidak mungkin aku akan membuang semua pencapaian yang sudah kudapatkan. Dan semua kekuatan yang sudah kumiliki ... Kedua pedang yang ada di genggaman tanganku ini, sudah digabungkan dengan kekuatan dari monster Grood (Anak-anak Hebi) Sehingga kedua pedang ini jadi memiliki energi penghancur yang dapat menandingi kekuatan api dari pedangmu, Tak hanya itu saja, aku bahkan sudah menyuntikan serum DNA hybrid ke dalam tubuhku, sehingga kulitku ini menjadi sangat keras seperti kulit badak chrono, Maka dengan begitu tidak ada siapapun yang dapat melukaiku ... Aku, adalah orang yang tidak terkalahkan! Hahahaaahaaa.” Ucap Kai sambil tertawa.  Dragon terperangah setelah mendengar hal itu, ternyata Kai sudah bereksperimen kepada tubuhnya sendiri dengan menggunakan sumber daya yang dia dapat dari para anggota Emperors unity lainnya. Saat ini, Dragon benar-benar sedang berada dalam keadaan yang sulit, dimana dia harus menghadapi temannya sendiri, yang dulu begitu dekat dengannya. Namun temannya itu kini sudah menjadi jahat, dia sudah berada di jalan yang sangat melenceng dari kebajikan. Sehingga mau tidak mau Dragon harus bisa mengalahkannya.  Sementara itu, di luar Kastil Flaur, para prajurit Flaur berdatangan secara bergerombol, namun Putri Reina beserta tiga Kesatria badai Nexus terus berusaha untuk membuat mereka sibuk, dengan memberikan perlawanan tiada henti, sehingga para prajurit itu tidak bisa mengganggu pertarungan antara Dragon melawan Stellan Flaur, atau sekarang kita sebut saja Kai.  Dengan dua pedang berkekuatan penghancur yang dimilikinya, Kai mulai mendaratkan serangan-serangan tebasan yang cukup kuat terhadap Dragon, sedangkan Dragon hanya berusaha untuk menahan semua serangan tersebut dengan menggunakan pedang apinya, tanpa membalas serangan Kai sama sekali. Namun, karena saking kuatnya tebasan yang dilancarkan oleh Kai, maka tubuh Dragon terus menerus dibuat mundur akibat hentakan.  Kemudian Kai mulai mengeluarkan serangan energi penghancur dari kedua pedangnya, yang mampu menghancurkan tembok hingga porak poranda. Dan walaupun Dragon bisa menahan serangan-serangan tersebut dengan pedang Heat flame, namun tetap saja tubuh Dragon mengalami dorongan kuat hingga terhempas jauh meskipun dia sudah berusaha untuk menahan serangan itu sekuat tenaga. Sepertinya pertarungan mereka berdua tidak berlangsung secara sengit, dikarenakan Dragon yang bertarung dengan perasaan setengah hati.  “Api di pedangmu itu sudah mulai padam ya ... Apakah karena semangatmu sudah memudar? Rupanya tekadmu yang ingin menyelamatkan semua orang itu hanyalah hisapan jempol belaka.” Ucap Kai sambil berjalan mendekati Dragon yang baru saja dihempaskan hingga tersungkur ke lantai.  Lalu Dragon berdiri sambil berkata. “... Kalau bisa, aku ingin menyelamatkan semua orang sekaligus menyelamatkanmu.” Kata Dragon dengan ekspresi wajah yang memohon supaya Kai mau berubah.  “Naif sekali kau ini. Hal itu tidak mungkin terjadi ... Bagaimanapun juga, kau harus memilih! Jika kau ingin menyelamatkan semua orang, maka kau harus melawanku. Tapi jika kau tidak ingin melawanku, maka bersiaplah untuk kalah, lalu jadilah anak buahku dekali lagi.” Ucap Kai sambil bersiap untuk menembakan lagi tebasan penghancur kepada Dragon.  Tiba-tiba Melinda (Lempengan emas yang ada di bahu Dragon) Memancarkan cahaya terang, sehingga keadaan disana menjadi silau, dan Kai jadi tidak bisa melihat apapun untuk beberapa saat. Sedangkan Dragon, seketika itu juga langsung berlindung dibalik tiang untuk menyembunyikan keberadaannya dari Kai.  Lalu Melinda segera berbicara kepadanya. “Dragon, apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menyerangnya? Kau harus bisa mengalahkannya! Supaya kau tidak kembali menjadi alat yang dapat digunakan olehnya untuk berbuat kejahatan ... Jika kau tidak mengalahkannya, maka semua usaha kita untuk menyelamatkan para b***k itu akan sia-sia!” Ujar Melinda kepada Dragon.   “Aku tahu, tapi ...” Dragon tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena Kai tiba-tiba kembali menyerang.  "DUUUAAAARRRR!!!" lantai di dekat tubuh Dragon hancur. Sehingga Dragon harus meloncat untuk menghindari ledakan tersebut.  Setelah cahaya yang menyilaukan mata itu sudah menghilang, Kai jadi bisa melihat lagi secara jelas, dan tampaknya dia juga sudah tahu dimana Dragon sedang berada, yaitu dibalik sebuah tiang yang ada di sebelah kirinya. Maka dari itu Kai segera menembakan lagi energi penghancur yang lebih kuat kepada tiang tempat Dragon bersembunyi.  Saking kuatnya serangan tersebut, bahkan tiang yang dikenainya langsung hancur seketika dan runtuh hingga hampir menimpa Tubuh Dragon. Namun karena Dragon langsung berguling untuk menghindari ledakan tersebut, maka dirinya jadi bisa selamat dari reruntuhan tiang. Lalu setelah itu dia yang sudah keluar dari tempatnya bersembunyi, terpaksa harus menghadapi Kai lagi dalam pertarungan Adu pedang, karena Kai sudah berada di dekatnya sambil mengayunkan kedua pedang ke arah kepala Dragon.  Dengan cekatan, Dragon segera menahan serangan tersebut menggunakan pedang apinya, maka terjadilah adu pedang yang sengit di antara mereka berdua, tetapi saking kuatnya serangan penghancur dari pedang Kai, lagi-lagi tubuh Dragon dapat dihempaskan jauh hingga punggungnya menghantam tembok dengan cukup keras.  Kemudian, Dragon ambruk ke lantai setelah tubuhnya dihantamkan ke tembok oleh Kai, dia mengalami luka-luka yang cukup serius di sekujur tubuhnya, Dragon terlihat begitu lemas dan tidak sanggup untuk berdiri, sepertinya dia sudah tidak punya semangat untuk bertarung melawan temannya itu.  "Dragon, sadarlah!! Kau harus bertarung melawannya! Kuatkan dirimu."  "Tapi..." Dragon masih memiliki keraguan dalam hatinya. Dia sebenarnya tidak ingin melawan teman lamanya itu, sehingga dia terlihat tidak fokus dalam bertarung.  Kai yang melihat hal itu, hanya diam berdiri sambil berbicara lagi kepada Dragon. “Hmm ... Ini mungkin tidak ada hubungannya denganmu. Tapi, aku ingin menanyakan sesuatu ... Apakah kau masih ingat mengenai pria tua yang waktu itu satu ruangan denganmu di penjaraku?” Tanya Kai kepada Dragon yang sedang dalam keadaan berusaha berdiri.  Dragon sempat terdiam sejenak ketika mendengarkan pertanyaan tersebut, lalu dia menatap Kai dengan wajah serius sambil berkata. “Ada apa dengan pria tua itu?”  “Selama kau tidak ada disini, aku sedikit bermain-main dengannya hingga aku kelepasan. Sehingga akhirnya ... Dia mati.” Ucap Kai dengan santai.  “A- apa?? ... Apa yang sudah kau perbuat kepadanya?!” Teriak Dragon sambil berusaha berdiri.  “Aku hanya memberikannya hukuman cambuk, karena dia terus saja memberi motivasi terhadap b***k-b***k yang lain supaya mereka melawanku.”  “Apa-apaan itu?” Dragon mulai merasa geram.  “Oh iya, apakah kau tahu siapa namanya? Kalau tidak salah, namanya adalah ... Kajiro Katsui, dan dia berasal dari sebuah Desa kecil di daerah timur.” Ucap Kai sambil tersenyum jahat.  “Kai !! Beraninya kau !!” Teriak Dragon sambil berlari dengan penuh amarah untuk kembali melawan teman lamanya itu. Bersamaan dengan hal tersebut, api di pedang Heat flame pun mulai berkobar semakin besar.  Maka terjadilah pertarungan yang Lebih sengit antara Dragon melawan Kai, dimana kekuatan api dan energi penghancur saling berbenturan satu sama lain, hingga menyebabkan hancurnya struktur bangunan di ruangan tempat mereka bertarung. Karena gelombang serangan penghancur dari mereka berterbangan meluncur ke segala arah, dan hampir semuanya mengenai dinding serta hal-hal lain yang berada di dalam ruangan tersebut.  Dari luar, Kastil Flaur terlihat seperti sedang mengalami gempa bumi yang cukup hebat, karena bangunan itu terus saja bergetar, dibarengi dengan dinding-dinding serta jendela-jendela yang hancur berantakan. Saking dahsyatnya adu kekuatan dari serangan pedang Kai dan pedang api Dragon.  Kini Dragon sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya, karena dia merasa bertanggung jawab atas kematian dari pria tua yang bernama Kajiro Katsui tersebut, dan jika dia sampai kalah dari Kai, maka korban dari tindakan jahat Kai pastinya akan semakin bertambah lagi, Jadi kini Dragon benar-benar sudah sangat serius dalam menjalani pertarungannya melawan Kai. Maka dari itu kini kekuatan api dari pedang Heat flame mulai meningkat secara drastis, supaya Dragon bisa mengimbangi serangan-serangan dari pedang berkekuatan penghancur milik Kai.  Apakah Dragon bisa mengalahkan Kai?? Dan apa yang akan terjadi pada hubungan mereka berdua?? Terus ikuti kelanjutan kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 50
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD