Chapter forty seven : Battle of the North Hill

2708 Words
 Dragon telah sampai di kawasan tebing utara yang merupakan tempat kekuasaan Stellan Flaur. Namun untuk bisa menuju ke puncak tebing tempat dimana kastil milik Stellan Flaur berada, Dragon harus melewati hutan kematian terlebih dahulu, yakni suatu kawasan hutan gelap yang membentang di sekeliling tebing tersebut.  Dahulu Dragon pernah melewati hutan itu dan dia mendapatkan pengalaman yang cukup menyeramkan, ketika para manusia serigala penghuni hutan itu mengejar dirinya secara beringas. Pada waktu itu Dragon belum memiliki persenjataan yang lengkap, dan dia juga belum memiliki kemauan untuk menggunakan pedang milik gurunya (Pedang Heat flame), tapi saat ini Dragon sudah jauh berbeda, karena selain mampu menggunakan pedang Heat flame, Dragon juga memiliki Mellinda (Lempengan emas di bahunya) yang mampu menciptakan banyak pisau belati.  Singkat cerita, setelah Dragon berjalan memasuki hutan itu hingga cukup dalam menuju ke area tergelapnya, akhirnya Dragon bertemu lagi dengan para musuh lamanya, yakni para manusia serigala, yang tanpa basa-basi langsung mengepung Dragon dan menyeringai dengan gigi tajam mereka, dan raut wajah menyeramkan mereka yang menyiratkan rasa lapar.  Jumlah mereka ada sekitar 40 ekor disana, namun Dragon tak gentar dan dia pun bersiap dengan pisau belatinya untuk melakukan perlawanan. Lalu secara cepat, para manusia serigala itu mulai berdatangan ke arah Dragon untuk menyerang secara bersamaan, dan tanpa banyak bicara Dragon langsung menghindari serangan-serangan mereka, kemudian secara lincah Dragon berhasil memberikan beberapa tusukan serta sayatan terhadap tubuh para manusia serigala itu, dengan menggunakan tehnik bertarungnya yang luar biasa.  Dan rupanya hal itu membuat para manusia serigala jadi merasa kesal sekaligus kerepotan menghadapi mangsa yang hanya berjumlah satu orang itu. Tapi mereka semua punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh Dragon, yakni jumlah yang sangat banyak, sehingga lama-kelamaan Dragon juga jadi kewalahan dalam menghadapi mereka semua.  Maka dari itu Dragon segera menarik pedang Heat flame miliknya, kemudian api mulai berkobar pada pedang tersebut, sehingga membuat suasana disana menjadi terang, dikarenakan cahaya dari api yang berkobar dari pedang Heat flame, benar-benar membara.  Dan ternyata hal itu mampu menjauhkan para manusia serigala yang berada di sekitar Dragon, karena mereka semua benci dan tidak mau berada dekat-dekat dengan cahaya. Lalu setelah Dragon tahu mengenai kelemahan mereka itu, maka dia secara sengaja menyodorkan pedang berapinya itu kepada kawanan manusia serigala yang berada di sekitarnya, dan yang menghalangi jalannya, supaya mereka semua menyingkir, maka dengan begitu Dragon bisa melanjutkan perjalanannya kembali.  Walaupun mereka semua menyingkir dari jalan Dragon, tapi tetap saja para manusia serigala itu tidak mau jauh-jauh dari mangsanya, mereka masih terus saja mengerubungi serta mengelilingi Dragon disana, tanpa melepaskan pandangan mereka terhadap Dragon sama sekali, karena mereka masih sangat ingin mencicipi daging lezat dari tubuh Dragon.  Lalu tiba-tiba, ada salah satu manusia serigala yang memberanikan diri untuk menerkam Dragon dari belakang, tetapi Dragon yang sedang dalam keadaan sangat waspada, tentu saja dapat mengantisipasi serangan tersebut dan memberikan sayatan yang cukup parah pada pundak si manusia serigala nekad itu, hingga dia terkapar kesakitan.  Maka Dragon segera menambah kobaran api di pedangnya menjadi semakin besar, sehingga para manusia serigala di sekitarnya semakin tidak berani untuk mendekati. Lalu sesuatu yang sangat mengejutkan terjadi, tiba-tiba saja salah satu manusia serigala yang barusan mendapat tebasan dari Dragon, tubuhnya mulai mengalami perubahan.  Dragon yang menyaksikan hal itu sempat terdiam sejenak sambil bertanya-tanya, apa yang terjadi kepada manusia serigala itu? Dan kenapa tubuhnya tiba-tiba saja berubah walau hanya mendapatkan satu kali tebasan saja?  Bulu-bulu di sekujur tubuh manusia serigala itu mulai rontok dan berjatuhan, lalu postur tubuhnya mengecil hingga menjadi seukuran tubuh pria dewasa normal, selain itu luka sayatan pada tubuhnya juga berangsur sembuh kembali, dan semakin lama mahluk itu malah berubah sepenuhnya menjadi sosok seorang laki-laki-laki biasa, tanpa mengenakan busana apapun, dengan kata lain, telanjang. Beberapa saat kemudian, si manusia serigala yang berubah menjadi manusia biasa itu mulai sadar lalu melihat ke sekelilingnya sambil merasa sangat kaget.  “Hah?! Dimana aku? Kenapa disini gelap sekali?” Dan disaat dia melihat banyaknya manusia serigala yang sedang mengepung keberadaannya, maka seketika itu juga dia langsung menjadi tambah kaget. “Huuaaaaa!!! Toloong!”  Dragon yang juga masih merasa kaget setelah melihat perubahan orang itu, segera menolong orang tersebut dengan cara merangkul dan memapahnya, untuk dia ajak keluar dari Hutan kematian bersama-sama. Karena dengan pedang berapi yang ada ditangannya, maka para manusia serigala tidak akan berani untuk mendekati mereka sama sekali  “Ssst, tenanglah, ada aku disini. Kau akan baik-baik saja.” Kata Dragon menenangkan pria itu, sambil membawanya berjalan.  “Tapi, kenapa mereka semua tidak menerkam kita?” Tanya pria mantan manusia serigala itu.  “Mereka tidak suka berada di dekat cahaya ... Sekarang ayo, jalanlah bersamaku lebih cepat.” Ujar Dragon.  Singkat cerita, akhirnya Dragon dan laki-laki itu sudah berada di kaki Tebing utara, setelah mereka berdua berhasil keluar dari kawasan Hutan kematian, maka dari itu para manusia serigala sudah tidak bisa mengikuti mereka berdua lagi, karena para manusia serigala tidak bisa keluar dari wilayah hutan kematian, jadi mereka semua memutuskan untuk kembali lagi ke bagian Hutan terdalam sambil mengurungkan niat mereka untuk memangsa Dragon dan pria mantan kawanan mereka itu.  Beberapa saat kemudian, Dragon dan laki-laki itu terlihat sedang berbicara di tempat yang lebih aman, dan laki-laki itu nampaknya sedang menjelaskan kepada Dragon tentang apa yang telah terjadi kepadanya.  “Namaku adalah Rog, aku berasal dari sebuah Desa di wilayah barat, yang telah dijajah oleh Flaur beserta para anak buahnya ... Aku dan para penduduk desaku dibawa ke kawasan ini untuk dijadikan b***k serta Prajurit di Kastil Flaur. Tapi lama-kelamaan, karena aku selalu menolak dan membangkang, maka dia melakukan tindakan yang benar-benar keji kepadaku, serta kepada para pembangkang yang lain.” Kata Rog kepada Dragon.  “Apa yang Flaur lakukan kepada kalian semua? Apakah itu ada hubungannya dengan perubahan menjadi manusia serigala?” Tanya Dragon.  “Ya, benar sekali ... Stellan flaur adalah salah satu anggota dari kelompok Emperors unity yang baru bergabung selama dua tahun. Tapi kekuasaan serta kekuatannya Bisa berkembang begitu pesat, karena dia didukung oleh sumber daya dari teman-temannya sesama anggota Emperors unity ... Dia mendapatkan sampel kekuatan dari Hebi yang bisa digunakan untuk membuat senjata, dan dia bahkan mendapatkan sampel serum DNA hybrid, yang dia peroleh dari Grim claw ... Serum tersebut dapat membuat manusia jadi punya kemampuan hewan atau bahkan berubah wujud menjadi hewan.”  Lalu pernyataan terakhir dari Rog itu membuat Dragon jadi sedikit tercengang, sehingga dia sempat bertanya-tanya dalam benaknya, "Menjadi hewan? Apakah hal itu ada hubungannya dengan Glauss?"  Setelah itu Dragon bertanya lagi kepada Rog. “Grim claw itu, adalah salah satu anggota Emperors unity juga, iya kan?”  “Ya, Grim claw sang Raja Hewan buas ... Sekitar kurang lebih dua puluh tahun yang lalu dia adalah dalang dibalik penculikan besar-besaran terhadap anak-anak dibawah umur. Kabarnya, semua anak yang dia peroleh dari berbagai tempat itu ternyata dia jadikan sebagai objek percobaan terhadap serum DNA hybrid ciptaannya. Dan di masa sekarang, sepertinya serum tersebut sudah lebih dikembangkan lagi ... Bahkan Grim claw juga memberikannya pada Flaur, supaya para b***k Flaur dapat dijadikan sebagai kelinci percobaan. Serum itulah yang membuat diriku dan para pembangkang lain yang ada di Kastil Flaur bisa diubah menjadi manusia serigala ... Dengan memodifikasi dan menambahkan sedikit unsur sihir milik Flaur terhadap serum tersebut, maka kami semua bisa diubah menjadi manusia serigala yang ganas sekaligus patuh kepadanya, dan hal itu juga yang menyebabkan para manusia serigala tidak ada yang bisa keluar dari wilayah Hutan kematian.” Jawab Rog.  “Oh, jadi seperti itu ... Lalu kenapa sekarang kau bisa berubah kembali menjadi sosok manusia biasa?” Tanya Dragon.  “Hmm ... Mungkin, karena kau telah menebas inti dari aliran serum DNA hybrid yang berada di pundakku, maka tubuhku bisa kembali seperti semula, Dan luka-luka di tubuhku juga sembuh dengan seketika.”  “Oh, Begitu. Ada satu pertanyaan lagi ... Kenapa kau bisa tahu banyak mengenai semua hal ini?” Tanya Dragon lagi kepada Rog.  “Itu karena ... Sebelum aku ditetapkan sebagai pembangkang, aku sempat menjadi salah satu Prajurit Flaur dalam beberapa bulan. Itulah mengapa aku bisa mengetahui tentang beberapa tindakan yang dilakukannya ... Secara diam-diam, Flaur sedang membangun Pasukan serta persenjataan miliknya sendiri, sehingga suatu saat nanti kedudukannya bisa menjadi lebih kuat, dan bahkan mungkin bisa melebihi kedudukan dari keenam anggota Emperors unity lainnya.” Ucap Rog sambil merasa khawatir.  “Hmm ... Dalam dua tahun dia berusaha untuk berkembang dengan begitu pesat, supaya bisa melampaui para anggota Emperors unity yang lain. Tapi hanya cukup sampai disini saja, karena aku akan segera mengalahkannya.” Ucap Dragon secara tegas.  “Kau? Mau mengalahkan Flaur? Sendirian? Yang benar saja.” Kata Rog yang merasa khawatir terhadap Dragon, karena dia merasa bahwa hal yang akan dilakukan oleh Dragon itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin.  “Kau diam saja dan tunggu disini ya. Aku akan segera kembali kesini setelah berhasil mengalahkan Flaur.” Ucap Dragon kepada Rog.  “Hey, tunggu dulu. Flaur itu bukan orang biasa, dia memiliki pasukan serta kekuatan yang hebat. Kenapa kau begitu berani untuk menantangnya? Siapa kau sebenarnya?” Tanya Rog sambil mencegah Dragon untuk pergi.  “Aku ... Hanyalah seorang Pandai besi.” Jawab Dragon sambil berlalu pergi meninggalkan Rog disana.  Walaupun Rog hanya sendirian saja, tapi tempatnya berada saat ini adalah tempat yang cukup aman, ditambah lagi Dragon sudah berjanji kepadanya bahwa dia akan kembali setelah berhasil mengalahkan Flaur. Dan tidak ada yang bisa Rog lakukan untuk bisa mencegah Dragon, saat ini yang bisa Rog lakukan hanyalah mempercayai tekad serta perkataan dari orang yang telah menyelamatkannya itu.  Setelah beberapa lama kemudian, Dragon sudah hampir sampai di puncak Tebing utara, sambil terus berjalan dia berbicara dengan Melinda.  “Hmm ... Jika Grim claw adalah dalang dibalik penculikan anak-anak untuk dia jadikan sebagai objek percobaan hybrid. Itu artinya dulu Glauss juga merupakan korban dari tindakan penculikan tersebut ... Karena Glauss pernah bilang bahwa sewaktu kecil, dirinya pernah diculik lalu digunakan sebagai objek eksperimen hybrid sehingga kini dia memiliki DNA hewan di dalam tubuhnya, dan tangannya jadi berupa cakar kadal, eh maksudku cakar naga.”  “Ya, aku ingat. Dia pernah mengatakan hal itu setelah dirinya dikalahkan olehmu dalam Turnamen Kota Togu, iya kan?” Ucap Mellinda.  Lalu Dragon Berbicara lagi. “Glauss juga bilang bahwa ketika dirinya sudah beranjak remaja, dia berhasil kabur dari fasilitas percobaan hybrid tempatnya ditahan itu. Lalu akhirnya dia melanjutkan kehidupan sebagai seorang Kesatria luar, dan berusaha untuk menjadi Kesatria terkuat yang diakui oleh seluruh Kerajaan Nexus.”  “Kau benar-benar mengingatnya?”  “Ya, Dia itu ... Adalah orang yang memiliki tekad kuat, sama sepertiku. Hanya saja masing-masing dari kami menempatkan tekad tersebut di jalan yang berbeda. Dan karena dia masih merasa penasaran dengan tekadku, maka dia memutuskan untuk bisa mengenalku lebih dekat, supaya dia bisa mempelajari tujuanku yang sebenarnya ... Dan dia pasti akan terkejut jika dia sampai tahu bahwa saat ini aku sedang berurusan dengan salah satu anggota dari Emperors unity.” Ucap Dragon sambil sedikit tersenyum karena dia sedang memikirkan teman-temannya.  “Ya, tentu saja. Jadi ayo kita segera selesaikan urusan kita disini. Supaya kita bisa segera bertemu dengan teman-temanmu kembali.” Ajak Mellinda kepada Dragon, dan dia juga tampak begitu bersemangat.  Lalu saat Dragon sedang asyik berjalan sambil mengobrol dengan Mellinda, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan keberadan dari banyaknya Prajurit Flaur yang sedang berdiri dan berjajar cukup jauh di hadapan Dragon. Sepertinya mereka semua sudah menanti cukup lama di tempat itu untuk menghadang Dragon. Mereka semua tentunya tidak akan membiarkan Dragon sampai menginjakan kaki di Kastil milik Tuan mereka (Yakni Stellan Flaur).  Mereka semua terlihat sedang memegang tombak yang hampir sama dengan tombak milik Krypt, yakni senjata yang memiliki kekuatan cukup kuat untuk menandingi kekuatan api dari pedang Heat flame milik Dragon. Dengan begitu sudah dipastikan bahwa Dragon akan kewalahan jika menghadapi mereka semua sekaligus, karena itu artinya Dragon harus menghadapi kekuatan yang berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan ketika dia melawan Krypt, selain itu Dragon jelas-jelas kalah jumlah dalam pertempuran yang akan segera terjadi di tempat tersebut.  Maka sesampainya disana, Dragon dan Melinda langsung merasa terhenyak ketika melihat para Prajurit itu sedang berbaris sambil mempersiapkan diri untuk bertarung.  “Dr- Dragon. Sekarang apa yang akan kita lakukan?” Tanya Melinda.  Dragon sempat menelan ludah terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan tersebut. “Emm ... Tentu saja kita akan terus maju!” Jawab Dragon sambil merasa sedikit gugup.  “Tunggu dulu, jika kita kehabisan stamina disini, lalu bagaimana kita akan menghadapi Flaur nanti?”  “Ya, aku tahu bahwa Dia adalah Bos terakhir yang harus dikalahkan, tentu saja hal itu tidak akan mudah ... Tetapi Kita harus tetap menghadapi para prajurit itu, Walaupun mereka memiliki kekuatan yang besae, kita tidak boleh gentar sama sekali!” Ucap Dragon kepada Melinda.  “Hmm, Benar sekali. Kita tidak boleh mundur ... Baiklah kalau begitu. Ayo!” Ujar Melinda.  Maka seketika itu, tanpa banyak bicara lagi, Dragon segera berlari untuk menerobos masuk melewati barisan para Prajurit Flaur yang berada di hadapannya, tanpa kenal takut dan gentar. Dragon berlari dengan penuh semangat, dibarengi dengan api yang berkobar pada pedang Heat flame di genggaman tangannya.  Lalu saat jarak Dragon sudah semakin dekat dengan para Pasukan yang juga sedang berlari ke arahnya itu, maka Dragon segera memunculkan banyak sekali pisau belati yang mengobarkan api, untuk selanjutnya dia Luncurkan menuju barisan para Prajurit itu, sehingga suasana disana dalam seketika berubah menjadi penuh kekacauan, dengan banyaknya ledakan serta kobaran api yang bertebaran di tempat itu, ditambah pisau-pisau belati dari Mellinda yang beterbangan menusuk para Prajurit yang sedang lengah.  Sambil menghadapi banyaknya Prajurit Flaur, tiba-tiba saja keadaan Dragon sudah benar-benar terkepung dan dikelilingi oleh para Prajurit itu, mereka terus menerus mendatangi Dragon dari berbagai arah sambil mengayunkan tombak berkekuatan penghancur, yang mereka pegang di tangan masing-masing.  Dragon berusaha keras menangkis serta menahan serangan-serangan dari mereka semua dengan menggunakan kekuatan api dari pedang Heat flame miliknya, juga dengan bantuan dari pisau-pisau belati Melinda, sehingga para Prajurit itu tampak kesulitan dalam menghadai Dragon yang hanya seorang diri saja. Mungkin hal itu juga dikarenakan adanya faktor tertentu, sebab tubuh mereka semua belum begitu terbiasa menggunakan tombak berkekuatan pernghancur tersebut, sehingga mereka semua jadi tidak bisa bergerak secara leluasa, ditambah tubuh mereka tidak sanggup menahan beban kesakitan yang ditimbulkan dari dampak penggunaan tombak tersebut.  Saat Dragon sedang bersusah payah untuk menghadapi gempuran dari para Prajurit itu, tiba-tiba saja bala bantuan dari Kastil Flaur berdatangan kesana, sehingga jumlah dari para Prajurit itu jadi bertambah semakin banyak, mereka tak henti-hetinya menggempur Dragon dengan berbagai serangan yang menyulitkan, sehingga Dragon menjadi semakin merasa kewalahan.  Rog yang memperhatikan pertempuran itu dari kejauhan di balik semak-semak, merasa sangat khawatir dengan keadaan Dragon yang benar-benar sedang terkepung dan terdesak, dia terlihat sangat bersusah payah melawan Pasukan berjumlah banyak yang mempunyai kekuatan besar itu. Rog merasa bahwa Dragon sudah dipastikan akan kalah dalam pertempuran tersebut.  Tapi tiba-tiba, Rog dikagetkan oleh kemunculan dari angin topan yang menghempaskan para Prajurit Flaur hingga menjauh dari Dragon. Bahkan tak hanya itu, kemudian serangan gelombang listrik juga menjalar ke sekujur tubuh para Prajurit Flaur hingga sebagian dari mereka langsung terkapar lemas. Oleh karena itu, kini Dragon sudah tidak dalam keadaan yang terdesak lagi, karena jumlah dari para Prajurit yang sedang dihadapinya mulai berkurang, akibat serangan misterius dari arah belakangnya.  Kemudian Dragon segera menoleh ke belakang untuk melihat darimana datangnya serangan bantuan misterius itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika menyaksikan adanya 4 orang yang datang ke tempat tersebut untuk membantu dirinya. Ditambah 1 orang lagi yang hanya berperan sebagai penunjuk jalan, yakni Mailon.  Sedangkan 4 orang itu adalah sosok yang tidak diduga-duga oleh Dragon, yakni Pitri Reina, Rizu, Arci, dan Holdi. Semua Prajurit Flaur yang berada disana merasa terkejut ketika melihat kedatangan Putri beserta tiga Kesatria badai Nexus, apalagi Ketua mereka (Yakni Mailon) terlihat sedang dijadikan tawanan oleh Putri dan kawan-kawannya itu, sehingga para Prajurit Flaur jadi enggan untuk memberikan perlawanan dan sempat berhenti menyerang Dragon.  Tetapi sesaat kemudian, Mailon yang sedang dalam keadaan ditawan itu tiba-tiba saja berteriak kepada mereka semua. “Jangan hiraukan aku! Terus serang mereka demi Tuan Flaur!!” Ujar Mailon kepada para Prajurit tersebut yang jumlahnya sangat banyak. .Maka setelah mendengar ucapan dari Mailon tersebut, para Prajurit Flaur tanpa ragu langsung kembali menyerang Dragon secara sekaligus. Mereka juga berbondong-bondong mendatangi Putri beserta tiga Kesatria badai Nexus. Maka Seketika itu juga Holdi langsung melepaskan Mailon yang masih dalam keadaan tangan terikat, karena peran Mailon sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka.  Putri serta kawan-kawannya kini mulai fokus untuk menghadapi gempuran dari para Prajurit Flaur. Mereka berempat tidak gentar sama sekali, karena mereka memiliki kekuatan yang setara dengan jumlah para Prajurit tersebut, atau bahkan lebih. Sehingga terjadilah pertempuran yang cukup sengit di tempat itu, dengan Dragon yang masih memberikan perlawanan terhadap para Prajurit Flaur tepat di tengah area pertempuran tersebut.   Sedangkan Rog yang melihat Peristiwa itu dari kejauhan, merasa sangat senang karena Dragon bisa selamat dari keadaan berbahaya yang tadi, oleh karena itu dia terus saja merasa bersyukur sambil tersenyum.  Setelah kehadiran Putri beserta kawan-kawannya yang cukup mengejutkan itu, kira-kira apa yang akan terjadi kepada Dragon selanjutnya? Apakah pada akhirnya dia bisa mengalahkan Flaur dengan bantuan tersebut, atau mungkin Flaur memiliki hal lain yang dapat digunakan untuk membalikan keadaan? Nantikan kelanjutan kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 48
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD