Chapter forty five : Fight near the River Part 2

3101 Words
 Setelah wajah Holdi terkena oleh lemparan dari serbuk ajaib Mailon, maka secara tiba-tiba Holdi menyerang kedua temannya, yaitu Arci dan Rizu. Kemudian Holdi terus memberikan serangan-serangan yang sangat menyulitkan kepada dua temannya itu, yang tidak mengerti dengan hal yang sedang terjadi. Lalu Mailon memberikan penjelasan bahwa kini Holdi sudah berada dibawah pengaruhnya, sehingga Holdi menganggap bahwa Rizu dan Arci adalah sosok musuh, sedangkan Mailon adalah sosok teman, sehingga kini Holdi berusaha untuk melindungi Mailon, namun dia menyerang Arci dan Rizu secara membabi buta.  Sembari mendengarkan perkataan dari Mailon, Rizu dan Arci terus berusaha untuk menyadarkan Holdi kembali. “Holdi, sadarlah! Ini kami! Teman-temanmu!” Ujar mereka berdua.  Tapi Holdi tidak Memperdulikannya, dia malah terus-menerus melancarkan serangan angin yang begitu kuat terhadap teman-temannya itu, sehingga membuat Rizu dan Arci jadi begitu kewalahan. Dibawah pengaruh Mailon, Holdi benar-benar menjadi lawan yang tangguh bagi Arci dan Rizu, bahkan serangan listrik yang diberikan oleh Arci pun mampu ditangkis oleh Holdi, dengan cara menahannya menggunakan kapak lalu dia alirkan serangan listrik tersebut ke dalam tanah.   Sedangkan Mailon hanya berdiri saja sambil terus tertawa melihat para musuhnya itu sedang saling berkelahi. Arci yang sudah tidak tahan melihat keadaan Holdi yang seperti itu, segera bertindak dengan cara menyuruh Rizu untuk fokus mendekati Mailon, sedangkan untuk urusan melawan Holdi biar Arci saja yang akan menanganinya.  Maka dari itu Rizu segera mengangguk lalu dia berlari menuju Mailon, walaupun langkahnya itu selalu dihalangi oleh Holdi. Namun Arci juga berusaha Keras untuk menjauhkan Holdi dari Rizu, sehingga Rizu bisa lebih leluasa berlari ke arah Mailon. Kemudian untuk mengimbangi kekuatan Holdi, Arci mulai meningkatkan kekuatannya, dia mengalirkan arus listrik dari kedua pedangnya ke sekujur tubuhnya sendiri, sehingga kini dia berada di mode Lightning, Dalam mode tersebut kecepatannya jadi meningkat, sekaligus membuat dirinya menjadi lebih cekatan.  Kemudian Arci mulai berlari ke arah Holdi untuk memberikan serangan listrik yang lebih besar, namun Holdi selalu menghindari serta menangkis serangan istrik tersebut, lalu Holdi juga segera melancarkan serangan-serangan anginnya kepada Arci tanpa kenal ampun. Tetapi karena saat ini Arci sedang berada dalam mode Lightning, maka pergerakan Arci menjadi begitu cepat, sehingga Arci tidak bisa dihempaskan dengan mudah oleh Holdi. Bahkan Dalam sekejap, Arci bisa berpindah ke belakang tubuh Holdi lalu mendaratkan serangan listrik secara beruntun kepada Holdi dari berbagai arah.  Arci terus berpindah-pindah di sekitar tubuh Holdi sehingga hal itu membuat Holdi menjadi semakin geram, lalu dia mulai berfokus untuk melancarkan serangan hanya kepada Arci saja, tanpa menghiraukan lagi tentang keberadaan Rizu yang sedang berlari ke arah Mailon. Oleh karena itu, Rizu jadi bisa mendekati Mailon yang sedang dalam keadaan bersantai.  Sedangkan Mailon yang melihat hal itu segera berkata, “Apa? Hei orang besar! Kenapa kau malah membiarkannya lolos?” Teriak Mailon kepada Holdi. Karena dia melihat Rizu yang sudah semakin dekat dengannya, sambil membawa busur panah yang siap untuk dihantamkan ke kepala Mailon.  Mailon segera mencabut pedangnya untuk dia tebaskan kepada Rizu. Dan ternyata dengan sekali tebasan, Mailon mampu memotong busur panah yang sedang dipegang oleh Rizu. Sehingga kini Rizu sudah tidak lagi menggenggam apapun untuk bisa digunakan sebagai senjatanya. Dan hal itu langsung saja dimanfaatkan oleh Mailon, dia terus memberikan serangan-serangan tebasan kepada Rizu, sehingga Rizu mendapatkan beberapa luka sayatan sekaligus mendapatkan tendangan Dari Mailon, sampai dirinya terhempas dan tersungkur ke tanah.  Arci yang melihat hal itu, langsung berteriak kepada Rizu. “Rizuu! Energi alam yang kau gunakan sudah habis ... Kau harus mulai menyerapnya lagi.” Ujar Arci kepada Rizu, sambil masih terus berusaha menghindari serangan-serangan angin dari kapak Holdi.  “Energi alam??” Mailon bertanya-tanya. .Kemudian Rizu berdiri sambil berbicara kepada Mailon. “Oh iya, aku tidak menyadarinya, aku sampai lupa.” Setelah itu Rizu langsung menghirup nafas dalam-dalam sambil meresapi energi dari alam sekitarnya, energi tersebut berupa aura yang keluar dari pohon, batu, air, dan objek lain di sekitarnya. Dalam sekejap seluruh aura tersebut masuk ke dalam tubuh Rizu.  “Apa yang kau lakukan? Apakah itu adalah kekuatanmu?” Tanya Mailon lagi.  Setelah Selesai menyerap energi alam, kemudian Rizu mulai berbicara lagi kepada Mailon, “... Ya. Aku memiliki kekuatan untuk menyerap energi dari alam yang berada disekitarku, Sehingga tubuhku bisa menjadi lebih kuat.” Ucap Rizu.  “Ooh, ternyata itulah sebabnya kau bisa memukul para prajuritku hingga terhempas jauh. Sedangkan barusan, karena energi alam yang kau serap di dalam tubuhmu sudah habis, maka daya serangmu jadi kembali normal ... Hmm, Pantas saja kalian bertiga dijuluki sebagai tiga Kesatria badai Nexus ... Yang satu memiliki kekuatan angin, yang satu memiliki kekuatan listrik, dan yang satunya lagi memiliki kekuatan alam ... Benar-benar merepotkan. Tapi nama besar kalian bertiga, akan segera kuakhiri disini !!” Ujar Mailon sambil berlari untuk mendaratkan sebuah tebasan kepada Rizu.  Lalu Rizu Segera memungut sebuah pedang milik salah satu Prajurit yang sedang tergeletak di dekatnya, Tanpa banyak basa-basi, Mailon melesatkan sebuah tebasan yang diarahkannya tepat ke kepala Rizu, namun secara mengejutkan, ternyata Rizu dapat menangkis serangan itu dengan sangat cepat, bahkan tebasan dari pedang Rizu sampai membuat bilah pedang yang dipakai oleh Mailon jadi terbelah, sehingga membuat Mailon jadi begitu kaget, ketika dia menyadari bahwa pedang yang digunakannya tiba-tiba sudah dalam keadaan patah, setelah ditebas oleh tangkisan pedang Rizu.  Dan hal itu rupanya membuat Arci jadi sedikit tersenyum sambil berkata. “Ya, benar sekali. Seharusnya dari tadi memang begitu ... Rizu itu payah dalam menggunakan senjata-senjata lain, tapi jika menggunakan pedang ... Hmm, jangan harap lawannya bisa menang.” Ucap Arci sambil tersenyum dan menghindari serangan dari Holdi.  Kemudian Rizu segera mendaratkan lagi serangan-serangan pedang yang tidak mampu dihindari oleh Mailon. Bahkan baju armor yang dikenakan oleh Mailon sampai hancur akibat terkena oleh serangan-serangan dari Rizu, hingga hal itu menyebabkan tubuh Mailon langsung terhempas lalu terkapar di atas bebatuan.  Kemudian, Mailon yang sudah dalam keadaan babak belur dan tidak sanggup lagi untuk bertarung, segera meminta ampun kepada Rizu. Namun tanpa banyak bicara, Rizu mencengkram leher Mailon dengan erat, sambil bertanya kepada Mailon dengan ekspresi wajah serius.  “Cepat katakan padaku, bagaimana caranya supaya Holdi bisa kembali seperti semula?!” Tanya Rizu kepada Mailon, yang terlihat sangat ketakutan.  “Mu- mudah saja ... Kau hanya tinggal membilas wajahnya dengan air.” Jawab Mailon.  Lalu setelah mendengar hal itu, Rizu memukul kepala Mailon menggunakan gagang pedang yang ada di tangannya, sehingga Mailon langsung pingsan.  Sedangkan Arci masih terus berusaha untuk main kejar-kejaran dengan Holdi di sekitar tempat tersebut, lalu Rizu mulai menghampiri mereka sambil memerintahkan kepada Arci untuk menggiring Holdi menuju ke dekat sungai. Dan Arci yang memahami perintah dari Rizu, segera membuat Holdi mengikutinya hingga dia berdiri di tepian sungai, untuk kemudian Rizu langsung saja meloncat dan mendorong tubuh Holdi hingga terhempas lalu tercebur ke dalam sungai tersebut.  Kemudian Arci yang sudah kembali ke mode normal, segera menghampiri Holdi ke tepi sungai sambil berkata, “Holdi !! ... Ayo cepat naik kesini. Kita harus segera mencari Tuan Putri lagi !” Ajak Arci kepada Holdi yang sekarang sedang berdiri gemetar di dalam sungai.  “Brrrr ... Kenapa tiba-tiba aku ada disini?” Ucap Holdi yang basah kuyup sambil merasa kedinginan.  Kembali pada pertarungan yang sedang berlangsung antara Dragon melawan Krypt. Keduanya masih saling serang menggunakan senjata andalan mereka masing-masing, tombak yang dipakai oleh Krypt dan pedang Heat Flame yang dipakai oleh Dragon terus-menerus saling berbenturan, pertarungan mereka berdua benar-benar berlangsung secara sengit disana, sehingga membuat Putri Reina yang menyaksikannya jadi merasa Begitu tegang.   Krypt merasakan perbedaan yang begitu jauh, dari sejak terakhir kali dia berhadapan dengan Dragon di Kastil Flaur. Karena dulu Dragon hanya menggunakan pedang biasa, sedangkan kini Dragon menggunakan pedang Heat flame sebagai senjatanya, yang dapat mengeluarkan kekuatan api membara yang begitu kuat, sehingga membuat Krypt jadi merasa kewalahan.  Namun senjata tombak yang saat ini sedang digunakan oleh Krypt juga bukanlah senjata biasa. Tombak itu merupakan senjata andalan milik Krypt yang memiliki kekuatan berbahaya, dan senjata itulah yang selalu digunakan oleh Krypt untuk mengalahkan setiap musuhnya di luar Kastil Flaur, terutama ketika dia bersama pasukannya sedang menghancurkan Desa-desa jajahan atas perintah dari Flaur.  Singkat cerita, Ketika Dragon berhasil melancarkan sebuah serangan yang mampu membuat tubuh Krypt terdorong jauh. Maka Krypt mulai mengeluarkan kekuatan penuh dari tombaknya itu, supaya dia bisa menandingi kekuatan dari pedang Heat flame milik Dragon.  Dragon dan Tuan Putri sama-sama merasa terkejut ketika Krypt mulai mengeluarkan serangan pamungkasnya, yakni sebuah serangan tebasan berupa energi penghancur yang dilesatkan tepat ke arah Dragon. Energi penghancur yang berbentuk tebasan berwarna ungu meluncur ke tubuh Dragon. Lalu Seketika itu juga Dragon langsung menahan serangan tersebut, menggunakan tebasan api dari pedangnya yang tak kalah kuat, sehingga sebuah ledakan terjadi.  Saking kuatnya ledakan tersebut, bahkan sampai membuat tubuh Dragon terhempas lalu tersungkur dengan cukup keras.  “Dragon!” Teriak Tuan Putri sambil berlari menghampiri Dragon yang sedang dalam keadaan terkapar, dan mulai berusaha untuk berdiri kembali.  “Kau tidak apa-apa?” Tanya Tuan Putri.  “Aku Tidak apa-apa ... Putri, pergilah dari sini. Tempat ini berbahaya.” Suruh Dragon kepada Putri Reina.  “Tapi ...” Lalu sebelum Putri Reina menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Krypt melancarkan lagi serangan-serangan energi penghancur kepada Dragon yang sedang berada di dekat Tuan Putri.  Tak hanya satu saja, namun Krypt melancarkan banyak sekali serangan tersebut secara beruntun, sehingga Dragon segera mendorong tubuh Tuan Putri supaya menjauh darinya. Lalu Dragon langsung berusaha untuk menangkis semua serangan yang dilancarkan oleh Krypt dengan sangat bersusah payah. Dragon menggunakan tebasan api yang sangat kuat sehingga setiap energi penghancur yang dilesatkan oleh Krypt bisa dialihkan ke arah lain.  Tentunya hal itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, karena Dragon harus mengayunkan tebasan api kuatnya itu secara beruntun terhadap serangan-serangan dari Krypt yang mengarah kepadanya, tetapi Dragon terus berusaha keras dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya untuk menahan gempuran dari serangan Krypt, hingga akhirnya dia berhasil mengatasi semuanya.   Namun walaupun Dragon sudah berhasil menangani hal itu, tetap saja tubuhnya terkena dampak dari aksi yang sudah dilakukannya, karena hal itu membuat tubuhnya jadi mengalami beberapa luka-luka lebam, yang disebabkan oleh dorongan serta hantaman hebat yang terjadi ketika dia harus menangkis semua serangan itu satu-persatu.  Kemudian Krypt mulai berbicara. “Hmm, saat ini aku merasa sangat bersemangat ... Karena akhirnya kita bisa saling bertarung dengan mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki ... Ditambah lagi, jika aku berhasil mengalahkanmu, maka aku bisa mengambil pedangmu itu, sebagai hadiah dari kemenanganku.” Ucap Krypt sambil merasa senang.  “Jangan bicara omong kosong. Hal itu tidak akan terjadi.” Jawab Dragon, dengan nafas yang terengah-engah sambil menggenggam erat pedangnya, lalu api yang menyelimuti pedangngya mulai berkobar menjadi semakin besar.  “Aku akan segera menyelesaikan pertarungan ini !” Ujar Krypt sambil berlari ke arah Dragon dengan energi penghancur yang siap ditembakan.  Lalu Dragon juga segera berlari menuju ke arah Krypt sambil mengayunkan pedangnya, dan ketika kedua senjata mereka saling berbenturan satu sama lain secara keras. Terjadilah ledakan gelombang yang amat besar, sehingga membuat mereka berdua langsung terpental jauh, begitupun juga dengan Tuan Putri yang ikut terhempas akibat terkena dampak dari gelombang tersebut.  Dragon dan Krypt segera berdiri kembali, sambil terus saling menatap satu sama lain. Kemudian Dragon berkata. “Senjatamu itu ... Aku merasakan sensasi yang sama. Seperti ketika aku bertarung melawan Gill.” Ucap Dragon kepada Krypt.  “Hahaha, maksudmu teman yang kau kalahkan di Turnamen Kota Togu itu ya? Haha ... Tentu saja, karena sumber kekuatan dari senjataku dan senjata miliknya memang sama."  "A- apa??"  "... Jangan lupa, Tuan Flaur adalah anggota dari kelompok Emperors unity, itu artinya dia juga bisa mendapatkan sedikit sampel dari anak-anak Hebi, yang sering disebut sebagai Monster Grood.” Ucap Krypt.  “Monster Grood, adalah Anak-anak Hebi?” Tanya Dragon yang merasa terkejut.  “Ya, anak-anak Hebi adalah mahluk yang dijuluki ‘Monster Grood’ ... 10 tahun yang lalu, Salah satu anak Hebi kabur dan mengamuk di daerah barat. Kemudian temanmu Gill dan gurunya berhasil mengalahkan salah satu anak Hebi tersebut, yang dijuluki sebagai 'Monster Grood', maka dari itu akhirnya mereka bisa membuat senjata berupa pedang yang disebut ‘H butcher’ ... Tapi lain halnya dengan Tuan Flaur, beliau berhasil mendapatkan sampel kekuatan monster Grood secara langsung dari Hebi, maka dengan begitu, akhirnya terciptalah Tombak ini, dan akulah yang dipercayai oleh Tuan Flaur untuk memiliki serta menggunakannya ... Selain tombak ini, Tuan Flaur juga memproduksi senjata lainnya yang memiliki sumber kekuatan dari Monster Grood.” Ucap Krypt sambil merasa bangga terhadap tuannya, yakni Stellan Flaur.  “Tak kusangka, kekuatan yang ada di dalam pedang H butcher ternyata bersumber dari kekuatan anak-anak Hebi ... Dan tak hanya itu, bahkan orang lain seperti Flaur juga dapat memanfaatkan kekuatan tersebut untuk dibuat menjadi senjata.” Ucap Dragon.  “Kekuatan dari tombakku ini, lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan dari pedang H butcher!” Ujar Krypt kepada Dragon.  “Hahahhaha...” Dragon tertawa.  “Kenapa kau malah tertawa?” Tanya Krypt sambil merasa heran.  “Jangan bercanda. Kekuatan dari tombakmu itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuatan dari senjata milik Gill ... Ditambah lagi, Gill tidak menggunakan senjatanya itu untuk menjajah serta menindas orang lain, tapi dia menggunakannya untuk berburu monster serta menolong orang lain. Jadi jangan bandingkan kekuatanmu dengan Kekuatan Gill !!” Ujar Dragon.  “Akan kubuktikan, bahwa senjataku ini lebih kuat!” Kata Krypt sambil berteriak penuh emosi. Dan kemudian dia juga mulai mencopot perban yang membalut leher serta mulutnya.  Alangkah terkejutnya Dragon dan Putri Reina ketika melihat wajah Krypt yang selama ini ditutupi oleh perban tersebut. Rupanya kondisi wajah Krypt menjadi benar-benar memburuk akibat dari pemakaian Tombak ciptaan Flaur itu, namun sepertinya dia tidak merasa keberatan akan hal tersebut, selama dia bisa mendapatkan kekuatan yang begitu besar, dari Tombak yang telah diciptakan oleh Tuannya.  “A- apa yang terjadi pada wajahmu?” Tanya Dragon.  “Ini adalah efek dari penggunaan senjata andalanku ... Aku telah berkorban cukup banyak supaya bisa mendapatkan kekuatan sebesar ini, jadi kau tidak berhak untuk menyebut senjataku bukanlah senjata terkuat.” Ucap Krypt.  “... Mau-maunya kau dijadikan sebagai kelinci percobaan Flaur.” Jawab Dragon.  “Apa maksudmu?”  “Sudah kubilang. Tombakmu itu, berbeda jauh dari pedang H butcher milik Gill ... Dan itu dikarenakan pembuatnya yang berbeda ... Mungkin, senjata yang diciptakan dari kekuatan monster Grood memang sama-sama memiliki dampak buruk terhadap penggunanya. Namun Pada kasus Gill, dia hanya akan kehilangan banyak tenaganya ketika dia menggunakan kekuatan tersebut. Tapi pada kasusmu, sepertinya dampak buruk yang ditimbulkannya lebih parah lagi.” Jawab Dragon.  “Hmm.” Krypt tidak menyangkal perkataan dari Dragon tersebut.  “Berhentilah menggunakan Tombak itu! Atau lama-kelamaan tubuhmu nanti bisa hancur!” Ujar Dragon memperingatkan Krypt.  “Tidak akan! Tombak inilah yang telah mengubahku dari hanya seorang Prajurit biasa, hingga menjadi orang yang disegani serta ditakuti, di seluruh kawasan Tebing utara!” Ujar Krypt.  “Jadi, alasan mengapa kau rela menjadi anak buah Flaur dan menjadi algojonya, Sebab kau ingin menjadi orang yang disegani serta ditakuti?” Tanya Dragon.  “Ya. Tentu saja!” Jawab Krypt dengan penuh semangat.  “Apa-apaan itu? Menjadi sosok yang disegani serta ditakuti dengan cara menghancurkan dirimu sendiri, lalu kau memperlakukan orang lain seenaknya. Dengan menggunakan senjata itu, Kau telah menjajah dan menghancurkan banyak Desa! ... Itu benar-benar hal yang tidak dapat kuterima.” Ucap Dragon sambil menundukan kepalanya.  “Memangnya aku peduli pada ucapanmu itu.” Kata Krypt kepada Dragon yang sedang merasa marah.  “Aku ... Akan mengakhiri penderitaanmu, juga penderitaan yang akan kau sebarkan pada orang lain!” Dragon mulai bertekad. Sambil mengangkat kepalanya dan menatap Krypt, lalu kobaran api di pedangnya berkobar semakin besar.  “Jangan bercanda, kau tidak akan bisa mengalahkanku!” Teriak Krypt sambil berlari mendekati Dragon. Kemudian mereka berdua mulai bertarung lagi secara sengit, mereka beradu senjata untuk berusaha saling menyerang serta menghindari serangan dari satu sama lain. Kobaran api dan ledakan dari energi penghancur, terus bertaburan menghiasai sepanjang berlangsungnya pertarungan mereka berdua, sehingga suasana disana jadi terasa sangat kacau dan menegangkan, terutama bagi Putri Reina yang sedang menyaksikan.  Lalu Dragon mulai menggunakan jurus pamungkasnya yang lain, yakni dengan cara menggabungkan kekuatan dari Melinda dan Pedang Heat Flame miliknya, dia mulai memunculkan banyak pisau belati yang melayang di sekitar kepalanya. Kemudian seluruh pisau belati tersebut langsung mengobarkan api secara bersamaan, dan seketika itu juga seluruh pisau belati yang diselimuti oleh kobaran api itu, langsung melesat ke arah Krypt. Sehingga menyebabkan Krypt menjadi kewalahan karena dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghasilkan banyak tebasan energi penghancur, yang dia gunakan sebagai penangkis dari serangan pisau-pisau belati Dragon.  Namun ketika Krypt sudah selesai menangkis semua lesatan pisau belati tersebut, tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan keberadaan Dragon yang sudah sangat dekat dengannya sambil mengayunkan pedang api tepat pada tubuhnya. Maka dari itu Krypt segera memposisikan Tombaknya untuk menghalangi ayunan dari pedang Dragon tersebut, sehingga tebasan dari pedang Dragon tidak bisa sampai ke tubuh Krypt.  Tapi kemudian, hal yang tak terduga terjadi ketika pedang Dragon dan Tombak Krypt saling bergesekan satu sama lain. Tangan Krypt mulai gemetaran sambil memegang erat gagang tombaknya, hal itu dikarenakan oleh tekanan dari tebasan pedang Dragon yang mendorong dirinya begitu kuat, keduanya saling dorong dan beradu kekuatan supaya dapat menjatuhkan lawan satu sama lain, namun rupanya tenaga dorongan yang diberikan oleh Dragon lebih dahsyat dibandingkan dengan tenaga Krypt, sehingga membuat bilah Tombak milik Krypt mengalami keretakan, lalu semakin lama retakan tersebut menjadi semakin membesar sampai-sampai Bilah Tombak itu jadi hancur dengan seketika, hingga akhirnya tebasan dari pedang Dragon bisa terus melaju sampai ke tubuh Krypt.  Saking kuatnya serangan tebasan yang dilancarkan oleh Dragon itu, bahkan sampai bisa menghancurkan Tombak sekaligus menebas tubuh musuh secara bersamaan, hingga mengakibatkan Krypt mendapatkan luka tebas yang sangat parah pada tubuhnya.  Setelah itu, Krypt yang masih tidak percaya bahwa dia baru saja mendapatkan serangan telak dari Dragon, langsung merasa lemas dan tidak punya sisa tenaga lagi untuk hanya sekedar berdiri, sehingga tubuhnya langsung ambruk ke tanah.  Lalu dalam keadaan terluka parah, Krypt berbicara. "Ti- tidak mungkin. A- aku dikalahkan..." Kemudian dia menutup mata dan kehilangan kesadarannya.  Sedangkan Dragon, segera berdiri dengan tegak sambil menoleh ke arah tubuh Krypt yang sudah dalam keadaan terkapar bersimbah darah, lalu Dragon berkata.  “Duel kita sudah berakhir ... Aku yakin, sebelum menjalani kehidupan seperti yang sekarang ini, kau merupakan seorang Prajurit terhormat ... Namun Stellan Flaur telah mengubah takdirmu ke dalam jalan yang mengerikan, sehingga kau harus menjalani kehidupan yang seperti ini ... Sekarang, aku akan menemui Tuanmu itu, dan aku akan menghentikan seluruh tindakan jahatnya.” Ucap Dragon, yang sudah bertekad untuk membuat perhitungan kepada Flaur.  Lalu Tuan putri Reina segera berjalan mendekati Dragon sambil tertatih-tatih, dia berusaha untuk memanggil-manggil nama orang yang ingin dia bawa kembali ke Istana Nexus itu.  “Dragon... Dragon.”  Namun setelah mengumpulkan semua barangnya, Dragon segera membelakangi Putri Reina, kemudian dia berkata. “Maaf Tuan Putri, aku tidak bisa menepati janji yang tadi kubuat ... Aku tidak bisa ikut denganmu sekarang. Karena ada urusan yang harus kuselesaikan terlebih dahulu.” Ucap Dragon secara singkat sambil berjalan pergi meninggalkan Tuan Putri Reina sendirian disana. Karena dari kejauhan mereka berdua sudah mendengar suara dari Rizu dan kawan-kawannya yang sedang memanggil-manggil nama Tuan Putri Reina.  “Tunggu, Dragon!" Walau beberapa kalipun Putri berusaha untuk memanggil serta menghentikan langkah Dragon, tapi Dragon tetap tidak menghiraukan hal tersebut dan malah terus berjalan masuk ke dalam hutan hingga sosoknya benar-benar tidak terlihat lagi.  Walau ditinggal sendirian, Putri Reina sudah dalam keadaan yang aman sekarang, karena ada tiga Kesatria badai Nexus yang datang menjemputnya, tapi dia masih merasa kecewa sekaligus tidak percaya bahwa kini Dragon sudah benar-benar pergi, karena masih banyak yang ingin Putri Reina bicarakan mengenai masalah yang sedang Dragon hadapi.  Sedangkan bagi Dragon, dia akan kembali melanjutkan perjalanannya untuk pergi menuju ke Tebing utara dan membuat perhitungan pada Stellan Flaur. Apakah dia bisa mengalahkan Flaur lalu kembali bertemu dengan teman-temannya, atau mungkin Dragon akan dikalahkan oleh Flaur lalu kembali diperalat untuk menjadi kaki tangannya? Ikuti terus kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 46
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD