Chapter forty four : Fight near the River Part 1

2583 Words
 Telah terjadi pertemuan yang mengejutkan di kawasan hutan dekat sungai, yakni pertemuan antara Tiga Kesatria badai Nexus dengan Mailon bersama pasukannya, yang selama ini telah mengawasi Dragon dari kejauhan. Sehingga kini mereka akan berusaha untuk mengalahkan tiga Kesatria badai Nexus, supaya tak ada yang bisa menghalangi mereka untuk membawa Dragon kembali ke Kastil Stellan Flaur. Namun tentu saja Tiga Kesatria badai Nexus bukanlah lawan yang bisa diremehkan begitu saja, karena mereka adalah 3 Kesatria terbaik dengan peringkat di bawah Kesatria agung Tomb Hayes.  Saat menghalangi langkah dari tiga Kesatria badai Nexus, Mailon berkata, “Cukup sampai disitu Tuan-tuan ... Aku tidak akan membiarkan kalian maju lebih jauh lagi.” Ucap Mailon kepada tiga Kesatria badai Nexus.  Lalu Rizu menjawab. “Ehm, kalau boleh aku bertanya. Kalian ini siapa ya?” Tanya Rizu kepada Mailon dan pasukannya.  “Kami ini adalah orang-orang yang memiliki urusan dengan Dragon, dan kami tidak akan membiarkan kalian mengganggu urusan kami.” Jawab Mailon.  Lalu Holdi berujar, "Apa maksudmu? Jangan pikir kalian bisa menghalangi kami."  Mailon menjawab lagi, "Kami akan mengalahkan kalian disini."  Kemudian Arci berkata. “Hmm. Sepertinya tidak ada pilihan lain ya ... Tak kusangka kita harus bertarung disini.” Kata Arci sambil menarik kedua pedang emasnya Yang bisa menghantarkan listrik.  “Ya, aku setuju denganmu Ranting.” Ujar Holdi sambil menyiapkan kapak anginnya.  “Baiklah kalau begitu, apa boleh buat ... Aku juga tidak bisa membiarkan kalian menghalangiku untuk dapat bertemu dengan Tuan Putri.” Ucap Rizu yang bersiap dengan busur panah di tangannya, dia akan menggunakan benda itu sebagai senjatanya walaupun dia tidak memiliki anak panah sama sekali, jadi dia hanya akan memberikan serangan hantaman terhadap para lawannya itu.  Sementara itu, Kembali ke tempat dimana Dragon dan Putri Reina sedang berada, yakni tidak jauh dari tempat konflik antara kelompok Rizu dan pasukan Mailon. Putri Reina dan Dragon saat ini masih dalam keadaan terguncang setelah menyaksikan ledakan besar tadi, lalu mereka berdua mulai mencoba untuk menenangkan diri masing-masing.  Kemudian Putri bertanya kepada Dragon. “Yang barusan itu ... A- apa?”  “Fyuuuh ... Pertama-tama, kuucapkan dulu terima kasih kepadamu Tuan Putri. Karena sekarang, aku bisa mengatakan semuanya dengan jelas.” Ucap Dragon.  “Mengatakan semuanya?” Kata Tuan Putri sambil merasa kebingungan.  Lalu Dragon menjawab. “Benda yang barusan itu, adalah benda yang ditanam di dalam pundakku, supaya aku mau menuruti perintah seorang penyihir jahat yang menyuruhku untuk mencuri di Istana Nexus. Selama ini benda itu juga yang selalu menghalangiku untuk bisa menceritakan alasan mengapa aku nekad mencuri di Istana Nexus.”  “Jadi selama ini di dalam tubuhmu ada benda yang bisa meledak?!” Tanya Putri dengan penuh rasa penasaran.  “Ya.” Jawab Dragon secara singkat sambil menundukan kepalanya.  “Astaga.” Ucap Putri Reina yang merasa sangat terkejut setelah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.  “Aku diberi tugas untuk mencuri sebuah benda yang bernama bola Aporiom. Karena tugas dari Penyihir itu juga, aku bahkan sampai harus bersusah payah untuk menjuarai Turnamen Kota Togu, supaya aku bisa masuk ke dalam Istana secara resmi, dan menjalankan aksi pencurian dengan lebih leluasa ... namun ternyata yang kutemukan di dalam Ruang penyimpanan benda berharga Istana Nexus bukanlah bola Aporion melainkan kalung Ghistory, yang tak disangka-sangka telah memilihku sebagai pemilik sejatinya. Setelah itu aku berusaha untuk melarikan diri dari Istana, namun kau dan pasukanmu mengejarku sampai aku benar-benar terpojok ... Dan singkat cerita, disinilah kita sekarang.” Ucap Dragon menjelaskan.  Setelah itu, mulut Tuan Putri terus menganga, karena dia merasa sangat terkejut setelah mendengar cerita tersebut. Kemudian Putri mulai berbicara lagi. “Ja- jadi begitu ... Kalau kupikir-pikir lagi, untung aku telah mengeluarkan batu mantra itu dari tubuhmu. Jika tidak, pasti sampai saat ini kau akan terus bungkam dan tidak akan pernah menceritakan tentang semua hal ini kepadaku.”  “Hmm ... Hal yang barusan kau lakukan itu, adalah hal yang sangat beresiko! Bagaimana jika batu itu sampai meledak ketika berada di tanganmu!” Ujar Dragon sambil membentak Tuan Putri.  Kemudian Tuan Putri terdiam setelah dibentak oleh Dragon, dan dia kembali berkata. “Apakah kau baru saja mengkhawatirkanku?” Tanya Putri Reina kepada Dragon.  Seketika itu juga raut wajah Dragon langsung berubah menjadi merah dan dia menjadi salah tingkah. “... Ti- tiidak. Aku hanya, anu...” Lalu Tuan Putri hanya tersenyum saja menanggapi hal tersebut.  Tapi beberapa saat kemudian, mereka berdua dikejutkan oleh kedatangan dari seseorang disana. Yang datang sendirian sambil membawa sebuah tombak di tangannya. Dan ternyata orang misterius itu tak lain dan tak bukan adalah Krypt, yang merupakan anak buah kepercayaan Stellan Flaur si penyihir jahat sekaligus rekan Mailon, kedatangannya disana tentu saja karena dia memiliki urusan dengan Dragon. Sebenarnya dia datang bersama dengan Mailon dan Pasukannya. Namun berbeda dengan Mailon, dia ingin menemui Dragon secara pribadi tanpa diganggu oleh siapapun. Maka dari itu dia menyuruh Mailon membawa seluruh pasukannya untuk menghadang siapa saja yang sedang mendekati tempat itu (Yakni menghadang tiga Kesatria badai Nexus).  “Krypt! Sedang apa kau disini?!” Ujar Dragon yang merasa sangat kaget dengan kehadiran Krypt.  “Aku tidak ingin mengganggu percakapan kalian berdua disini ... Tapi bagaimanapun juga aku harus segera melaksanakan tugasku, yakni membawamu pergi bersamaku.” Ucap Krypt kepada Dragon.  "Kau mau membawa Dragon?" Tanya Putri Reina.  “Seperti yang kubilang barusan, aku datang kesini untuk menjemput Dragon, karena dia tidak berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tuan Flaur kepadanya ... Tapi kabar baiknya, walaupun Dragon tidak berhasil menemukan bola Aporion di dalam Istana Nexus, tapi dia berhasil membawa benda berharga lain yang mungkin bisa berguna untuk mencari bola Aporion.” Ucap Krypt sambil menunjuk ke arah kalung Ghistory yang ada di tangan Tuan Putri Reina.  Kemudian Putri Reina berujar kepada Krypt. “Tidak!! Kau tidak boleh membawa Dragon kemanapun. Dia harus ikut denganku kembali ke Ibukota Kerajaan Nexus.” Ujar Putri kepada Krypt.  Lalu Dragon berbicara di dalam benaknya. (“Kenapa aku jadi diperebutkan begini?”)  Putri Reina yang merasa marah, memutuskan untuk melawan Krypt disana, sedangkan Dragon masih dibiarkan dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat, selain itu senjata-senjata Dragon juga tergeletak cukup jauh. Dan di sisi lain, Krypt sudah bersiap dengan tombaknya untuk menghabisi siapa saja yang mencoba menghalanginya.  “Hmm. Aku tidak peduli walaupun kau adalah Seorang Putri ... Jika kau mau menghalangiku, maka bersiaplah untuk mati.” Ucap Krypt kepada Putri Reina yang masih tetap berdiri dengan tegar, sedangkan Dragon terus saja meminta kepada Putri Reina untuk melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.  Untungnya Dragon tidak sendirian, Tuan Putri Reina ada disana untuk melindungi Dragon dari ancaman Krypt. Karena Putri Reina tidak mau membiarkan tawanan Kerajaan Nexus itu dibawa pergi oleh orang asing begitu saja. Atau bahkan melarikan diri, maka dari itu Putri masih tidak mau melepaskan ikatan di tangan dan kaki Dragon, sehingga Dragon terus berontak meminta Tuan Putri supaya melepaskan dirinya agar dia juga bisa bertarung melawan Krypt, tapi Putri Reina tetap tidak mau menghiraukan permintaan Dragon tersebut, dia berniat untuk menghadapi Krypt seorang diri saja.  Putri Reina yang sudah bertekad untuk menghadapi Krypt, tanpa banyak bicara segera menyerang Krypt dengan menggunakan pedang milik Dragon sebagai senjatanya, saat digunakan oleh Putri Reina, pedang itu tidak mengeluarkan api sama sekali, Namun Putri Reina tetap menggunakannya untuk memberikan serangan-serangan mematikan kepada Krypt. Sedangkan Krypt yang menggunakan sebuah tombak sebagai senjatanya, terlihat santai saja ketika harus melawan Putri Reina, yang terus menerus melancarkan serangan terhadapnya dengan sangat gigih.  "Hey!! Jangan gunakan pedangku!" Ujar Dragon kepada Putri Reina yang sedang berusaha menebas Krypt.  Namun semua serangan yang dilancarkan oleh Putri Reina terhadap Krypt tidak ada satupun yang berhasil mengenainya. Sedangkan Dragon, sambil terus memperhatikan pertarungan itu, dia berusaha menggeliat menuju ke dekat senjata lain yang tergeletak tak jauh darinya, yakni tali ajaib dan lempengan emas. Lalu setelah Dragon sudah berada di dekat Melinda (Lempengan emas pemberi pisau belati), dia segera berbicara kepadanya.  “Melly, tolong bantu aku, berilah aku sebuah pisau belati.” Pinta Dragon kepada Mellinda.  “Tidak mau.” Jawab Mellinda dengan singkat.  “Apa? Kenapa?” Dragon bertanya dengan perasaan kaget kepada Mellinda.  “Ternyata selama ini kau berada dalam kondisi yang sulit. Tapi kau tidak pernah menceritakannya padaku, kau tidak jujur padaku! ... Dan bahkan sekarang, orang yang pertama kali kau beritahu tentang semua itu malah Tuan Putri! Bukannya aku!” Ucap Melinda yang merasa kesal sekaligus sedikit cemburu terhadap Dragon. Karena dia sudah mendengarkan penjelasan yang tadi Dragon ceritakan pada Tuan Putri.  “I- iya aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf. Itu karena aku tidak punya kesempatan. Baru sekarang aku bisa menceritakannya setelah batu mantra itu berhasil dikeluarkan dari tubuhku ... Percayalah bahwa tadinya aku mau kau yang pertama kali mengetahui tentang semua ini, Kau mau bukti? ... maka dari itu aku sampai menyuruh Gill, Tatsui, dan Glauss untuk mengambilkan dan menyerahkanmu padaku di Kota Togu, supaya ketika urusanku dengan Flaur sudah selesai, maka kaulah orang pertama yang kuberitahu.” Kata Dragon menjelaskan.  “Benarkah?”  “Iya benar.” Jawab Dragon.  “Aku jadi terharu ... Hiks hiks.” Melinda ingin menangis.  Kemudian Dragon kembali berbicara, “Sekarang bukan waktunya untuk menangis, kumohon bantulah aku, nyawa Tuan Putri sedang dalam bahaya ... Kau ingin aku mendapatkan hukuman tambahan karena telah membiarkan Tuan Putri terluka?” Tanya Dragon kepada Melinda.  “Ba- baiklah, aku mengerti.” Setelah itu, sebuah pisau belati muncul di genggaman tangan Dragon, sehingga Dragon bisa mulai memotong ikatan di tangan dan kakinya.  Sementara itu Putri masih berusaha keras untuk menyerang Krypt, walaupun beberapa kali dia harus terkena oleh serangan dari Krypt, hingga akhirnya sebuah tendangan yang cukup keras mendarat di perut Tuan Putri, dan mengakibatkan tubuh Tuan Putri jadi terpental cukup jauh sampai menimpa tubuh Dragon.  Setelah itu, Dragon yang masih merasa kesakitan karena tubuhnya telah ditimpa, segera bertanya kepada Tuan Putri. “Kau tidak apa-apa?”  “Aku baik-baik saja, jangan khawatirkan aku.” Jawab Tuan Putri sambil berusaha berdiri kembali, dan mengambil sebuah pisau belati milik Dragon yang tergeletak di dekatnya.  Hal itu rupanya membuat Dragon jadi kehilangan kesempatan untuk bisa memotong ikatan di tangannya, sehingga dia harus meminta lagi kepada Melinda untuk memberikannya sebuah pisau belati.   Kemudian Putri Reina mulai menggunakan tehnik serangan lain kepada Krypt, dia melemparkan pisau belati sehingga Krypt secara spontan menghindarinya, lalu Tuan Putri memanfaatkan kesempatan itu untuk memberikan serangan tebasan kepada Krypt, namun tetap saja Krypt dapat mengantisipasinya, sehingga sekali lagi Putri Reina malah terkena hantaman dari tombak Krypt.  Walaupun Tuan Putri berhasil menahan hantaman itu menggunakan pedang, namun dorongan dari hantaman itu membuat tubuh Tuan Putri kembali terpelanting ke belakang, hingga pedang milik Dragon pun terlepas dari genggaman tangannya.  Setelah itu, secara mengejutkan, Tuan Putri melihat Dragon yang sedang melangkah ke dekatnya sambil memungut pedang itu. Putri tidak menyangka bahwa Dragon bisa melepaskan dirinya sendiri, namun setelah melihat lempengan emas di pundak Dragon, maka Putri Reina jadi paham. Sekarang Dragon sudah dalam keadaan yang komplit untuk bertarung, dengan pisau belati di tangan kirinya, dan pedang Heat flame yang mengeluarkan api membara di tangan kanannya.  Sambil berdiri di dekat tubuh Putri Reina yang sedang terkapar, Dragon berbicara, “Sebaiknya kau mundur ... Dia itu bukanlah lawan sembarangan.” Ucap Dragon.  “Memangnya kau yakin bisa mengalahkannya?” Tanya Putri Reina kepada Dragon.  “Aku adalah orang yang pernah menjuarai Turnamen Kota Togu, ingat?” Jawab Dragon.  “Sombong sekali.” Ucap Putri Reina dengan ekspresi wajah datar.  “Kau mencoba untuk bersikap keren dihadapan Tuan Putri ya?” Tanya Melinda kepada Dragon, dengan nada suara yang cukup keras, hingga Tuan Putri juga Bisa mendengar perkataannya itu.  Lalu hal itu membuat Dragon jadi merasa kaget, sehingga dia jadi salah tingkah. Sedangkan Putri langsung bertanya, “Suara siapa itu, apa ada perempuan di sekitar sini?”  “Itu suaraku! Lempengan emas yang ada di pundak Dragon.” Ujar Melinda.  “Wah, ternyata lempengan emas pemberi pisau belati itu bisa bicara! Aku baru tahu sekarang.” Ucap Putri Reina dengan perasaan kagum.  Sepertinya Melinda mulai memutuskan untuk membuka identitas dirinya kepada semua orang, karena dia sudah tidak ingin lagi menyembunyikan tentang keberadaannya itu terhadap setiap orang yang ada di sekitar Dragon. Setelah mendengar beratnya perjuangan yang sudah dilalui oleh Dragon sampai saat ini, bahkan Dragon juga sudah menceritakan tentang hal besar yang sempat dia sembunyikan dari orang lain, maka dari itu Melinda juga tidak ingin menyembunyikan keberadaannya dari orang lain.  Sedangkan Krypt yang juga terkejut saat mendengarkan Mellinda berbicara, mulai berkata. “Jadi ternyata lempengan emas itu adalah benda yang hidup ... Hmm, senjata yang benar-benar menarik. Aku jadi ingin memilikinya.” Ucap Krypt.  “Aku tidak ingin dimiliki oleh orang jahat sepertimu!” Ujar Mellinda.  “Apa kau bilang?!” Ucap Krypt dengan penuh emosi.  Sedangkan Putri dan Dragon hanya tertawa menanggapi Hal itu. Lalu Dragon berbicara lagi kepada Tuan Putri.  “Putri, sebaiknya kau diam saja, biar aku yang melanjutkan pertarungan ini ... Akulah yang akan mengalahkannya.” Ucap Dragon.  “Tapi kau harus berjanji dulu, bahwa kau tidak akan kabur setelah pertarungan ini selesai !” Ujar Putri Reina memperingatkan Dragon.  “Ya, aku tidak akan kabur.” Jawab Dragon. Setelah itu Putri Reina langsung tersenyum sambil mengangguk untuk mempersilahkan Dragon mengambil alih pertarungannya melawan Krypt.  Lalu Krypt berbicara lagi. “Hmm, sepertinya kalian berdua ini memang lebih menyukai cara yang keras ya ... Baiklah kalau begitu Dragon. Kebetulan sekali, aku memang Sangat ingin melawanmu.” Ujar Krypt.  “Ya, ayo kita selesaikan duel kita yang waktu itu ... Kali ini aku tidak akan kalah.” Ucap Dragon kepada Krypt. Setelah itu mereka berdua segera berlari ke arah satu sama lain, untuk saling mendaratkan serangan.  Sementara itu di tempat lain yang tidak jauh dari sana, Rizu, Arci, dan Holdi terlihat sedang bertarung melawan Pasukan yang berada dibawah kepemimpinan Mailon, sedangkan Mailon hanya berdiri saja disana sambil memperhatikan pertarungan yang berlangsung sengit tersebut, antara tiga Kesatria badai Nexus melawan para Prajurit miliknya.  Para Prajurit tersebut tampak sangat kewalahan menghadapi gempuran serangan dari para anggota tiga Kesatria badai Nexus, mereka disetrum, dihempaskan, bahkan dipukul sampai melayang jauh di udara oleh Rizu, yang hanya menggunakan sebuah busur panah sebagai senjatanya.  Kemudian Mailon bergumam sambil merasa gemetar, “Kalau begini terus, walaupun aku membawa ratusan Prajurit, aku tidak mungkin bisa menang ... ketiga orang itu benar-benar memiliki kekuatan yang mengerikan, terutama pemimpinnya yang bernama Rizu, sebenarnya kekuatan apa yang dia miliki? Kenapa dia bisa sekuat itu, bahkan dia bisa menghempaskan orang hanya dalam sekali pukul.” Mailon bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.  Tak lama kemudian, akhirnya seluruh Prajurit yang dibawa oleh Mailon, kini sudah benar-benar dihajar habis hingga tak sanggup lagi untuk bertarung, mereka semua sudah berhasil dikalahkan oleh tiga Kesatria badai Nexus hingga tak tersisa.  Kini hanya tinggal Mailon saja seorang diri, yang masih berdiri disana, maka dia segera bersiap untuk menghadapi mereka bertiga, kemudian Rizu mulai berbicara kepadanya.  “Sebaiknya kau menyingkir sekarang, dan biarkan kami lewat.” Kata Rizu memperingatkan.  “Tidak akan! Kalian harus menghadapiku lebih dulu.” Jawab Mailon sambil mempersiapkan sesuatu di tangannya.  Kemudian, Holdi mulai bertindak, dia segera maju untuk menyingkirkan Mailon dari jalan tersebut sambil berkata, “Sudah, biar aku saja yang mengurusnya.” Kata Holdi sambil menghampiri Mailon.  Lalu secara bersamaan, Rizu dan Arci berucap kepada Holdi. “Tunggu, Holdi!”  Ternyata sebelum Holdi berhasil mencapai Mailon, tiba-tiba saja, Mailon langsung melemparkan sebuah bungkusan padanya, yang langsung terbuka dan menyebarkan semacam serbuk kepada wajah Holdi, sehingga Holdi merasakan perih yang teramat sangat di matanya, tepat setelah serbuk tersebut mengenai wajahnya.  Hal itu membuat Rizu dan Arci langsung kaget, kemudian Rizu dan Arci segera menghampiri Holdi untuk menolongnya, karena mereka khawatir atas hal yang telah menimpa teman mereka itu. Tetapi mereka berdua kembali dikagetkan oleh tindakan yang dilakukan oleh Holdi, karena tepat setelah Holdi membuka matanya lagi, tiba-tiba saja Holdi menyerang kedua temannya itu hingga tubuh mereka berdua terhempas cukup jauh dan menghantam tanah.  Rizu dan Arci merasa sangat heran dengan apa yang sudah Holdi lakukan terhadap mereka, mengapa dia sampai tega menyerang temannya sendiri.  “Holdi apa yang terjadi padamu?” Tanya Rizu.  “Apa yang kau lakukan Bonggol?!” Ujar Arci.  Mereka berdua dalam keadaan terkapar setelah dihempaskan oleh Holdi. Lalu Mailon mulai berbicara sambil tertawa. “Hahahahh ... Percuma saja kalian berteriak-teriak kepadanya. Karena dia sedang berada di bawah pengaruh serbuk mantra dariku, kini saat dia melihat kalian berdua, maka yang dilihatnya adalah sosok musuh, sedangkan jika dia melihatku, maka yang dilihatnya adalah Sosok teman ... Jadi itu artinya, kini aku adalah temannya, sedangkan kalian berdua adalah musuh yang harus dia serang. Hahahahh.” Ujar Mailon sambil tertawa terbahak-bahak.  Pertarungan yang terjadi di dua tempat itu kini mulai memanas. Dragon bertarung melawan Krypt, sedangkan Rizu dan Arci harus bertarung melawan Holdi yang sedang berada di bawah pengaruh serbuk mantra Mailon. Akankah mereka bisa selamat dari keadaan yang sangat berbahaya itu? Terus ikuti kelanjutan kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 45
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD