Chapter thirty one : The Sword of Heat Flame

3194 Words
  Pertarungan antara Gill melawan Dragon telah berlangsung separuh jalan. Semua serangan yang dilancarkan oleh Dragon kepada Gill bisa ditangkis dengan mudah, sedangkan Dragon terus menerus mendapatkan serangan telak hingga dirinya kewalahan dalam menghadapi Gill. Lalu sesuatu yang mengejutkan pun terjadi ketika Gill memancing amarah Dragon, supaya Dragon mau menggunakan pedangnya.  Gill sebenarnya masih merasa penasaran dengan kekuatan yang ada di dalam pedang milik Dragon, namun selama ini Dragon tidak pernah mau menggunakan pedang itu dalam pertarungan. Sehingga hal itu membuat Gill menjadi geram karena Gill ingin supaya Dragon bertarung dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dia miliki, terutama bertarung dengan menggunakan pedang itu.  Maka dari itu, Gill mengambil inisiatif, dia segera mengambil pedang milik Dragon yang sedang tergeletak di lantai arena pertarungan. Lalu Gill mencoba untuk menghancurkan pedang itu supaya Dragon marah. Dan ternyata hal itu berhasil, Dragon yang murka langsung berusaha untuk merebut pedang itu kembali, kemudian dia akhirnya menggunakan dan mengeluarkan potensi penuh dari pedang warisan gurunya itu, yang ternyata bisa mengeluarkan kobaran api yang sangat besar, sampai menjulang ke langit, dan membuat seluruh penonton terkesima.  Bagi Dragon, gurunya adalah orang istimewa, yang telah menyelamatkan hidupnya juga memberikan pelajaran yang amat berharga baginya, oleh karena itu dia tidak suka jika sampai ada orang yang akan bertindak macam-macam terhadap warisan dari gurunya.  Saat melihat kobaran api dari pedang Dragon, Gill hanya tertegun sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian sang pembawa acara berbicara kepada seluruh penonton.  “Waaah !!! benar-benar tidak dapat dipercaya, Dragon baru saja mengeluarkan kekuatan dari pedangnya yang selama ini dia rahasiakan! Benar-benar kekuatan api yang sangat luar biasa!” Ujar sang Pembawa acara kepada seluruh penonton.  “Dragon punya pedang dengan kekuatan api yang sebesar itu? Kenapa dia baru menggunakannya sekarang?” Kata Glauss bertanya-tanya.  “Aku juga tidak tahu, dia tidak pernah membahas banyak hal seputar pedang Itu, yang jelas dia tidak pernah mau menggunakannya, karena benda tersebut adalah benda paling berharga yang diberikan oleh mendiang guru Dragon, kepada dirinya.” Jawab Tatsui.  Lalu semakin lama, api yang berkobar di pedang milik Dragon itu, ukurannya menjadi semakin mengecil dan terus memadat hanya di bilah pedangnya saja, sehingga seluruh permukaan pedang Dragon seakan diselimuti oleh api. Sekarang, sudah tidak ada lagi kata menyesal dalam benak Dragon. Dia harus bisa memanfaatkan kekuatan dari pedangnya itu supaya dapat menandingi kekuatan pedang H butcher milik Gill. Karena Dragon telah memutuskan untuk mulai menggunakan pedangnya tersebut, maka dia harus bertarung secara lebih habis-habisan.  Dragon mulai berbicara lagi kepada Gill, “Pedang ini bernama, pedang Heat flame ... suhu apinya akan semakin bertambah panas, dan kekuatan apinya akan semakin bertambah kuat, jika perasaan dan tekad dari penggunanya meluap semakin besar .... Saat ini, aku sedang benar-benar marah padamu Gill. Karena kau sudah mencoba untuk berbuat macam-macam terhadap pedang ini.” Ucap Dragon dengan ekspresi wajah yang dipenuhi amarah.  “Jangan segan-segan ... Luapkanlah amarahmu padaku. Ayo kita bertarung secara habis-habisan.” Kata Gill kepada Dragon, sambil mempersiapkan kuda-kuda untuk bertarung kembali menghadapi lawannya itu.  “Memangnya kau pikir dari tadi aku tidak bertarung secara habis-habisan hah?!!” Ujar Dragon yang semakin marah. Lalu api yang berkobar di pedangnya, bertambah menjadi semakin besar dan membara.  “Hmm ... Sekarang adalah saat yang paling aku tunggu-tunggu ... Tak kusangka ternyata pedang itu memiliki kekuatan api yang sangat besar.” Ucap Gill.  Tak hanya Gill saja, tapi seluruh penonton yang menyaksikan kekuatan api dari pedang milik Dragon tersebut, juga sangat terpukau dan terkesima. Bahkan beberapa Penonton yang usianya sudah cukup tua, merasa bahwa mereka pernah melihat kekuatan dari pedang itu di suatu tempat, tetapi mereka tidak bisa mengingatnya, mungkin karena kejadiannya sudah lama sekali.  Tak aneh jika generasi muda tidak begitu mengenali pedang api itu, karena pedang tersebut adalah pedang milik sang Kesatria naga, yang namanya sudah lama tidak pernah terdengar lagi dan mungkin sudah mulai dilupakan dalam sejarah. Semenjak kejadian perang besar di Kerajaan Nexus pada 25 tahun yang lalu, sang Kesatria naga memang menjadi pahlawan yang paling disanjung oleh semua orang, karena mampu memberikan perlawanan yang sengit terhadap para anggota Emperors unity (Para anak buah spesial Darkros), sehingga Kerajaan Nexus bisa menang melawan Darkros serta Pasukannya.  Namun setelah kejadian itu, sang Kesatria naga memutuskan untuk kembali berkelana, sehingga keberadaannya tidak pernah diketahui lagi, bahkan lama-kelamaan namanya pun sudah mulai dilupakan. Tapi ternyata selama ini sang Kesatria naga telah melindungi Negeri Azhuloth secara diam-diam dari rencana-rencana jahat kelompok Emperors unity. Sehingga negeri Azhuloth bisa merasakan kedamaian selama 23 tahun, pasca terjadinya perang besar di Kerajaan Nexus.  Namun setelah 23 tahun sudah berhasil dilewatinya, kondisi fisik dari sang Kesatria naga akhirnya semakin melemah dan tubuhnya menjadi renta, karena usianya sudah semakin tua. sehingga dia tidak bisa lagi menjadi pelindung bagi negeri Azhuloth, maka dari itu dia memutuskan untuk mencari seorang penerus yang akan melanjutkan perjuangannya.  Lalu pilihannya tersebut, ternyata jatuh kepada Dragon. seorang mantan prajurit dari Kerajaan Fulcan yang telah terluka parah dalam peperangan, selain itu hatinya juga terluka karena telah kehilangan sahabat serta teman-temannya, dan bahkan seluruh Kerajaannya juga telah dibumi hanguskan oleh Gold one beserta rekan-rekan Emperors unity nya. Maka dari itu Dragon jadi tidak memiliki semangat untuk tetap hidup. Namun Kesatria naga membimbingnya supaya dia bisa terus menjalani hidup, dan berkembang menjadi pria yang lebih baik, dengan cara menjadikannya sebagai murid, dan mengajarinya untuk menjadi seorang Pandai besi handal.  Namun setelah dua tahun mereka tinggal bersama sebagai dua orang guru dan murid Pandai besi, akhirnya sang Kesatria naga harus menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Dragon. Sebelum gurunya itu meninggal, Dragon diwarisi beberapa barang dan senjata yang sangat berguna baginya untuk melawan musuh.  Dragon meyakini bahwa kematian gurunya itu diakibatkan oleh Night crow (Salah satu anggota Emperors unity). Karena Dragon melihat sosok Night crow yang sedang pergi meninggalkan gurunya tergeletak bersimbah darah. Maka dari itu, Dragon jadi menyimpan dendam terhadap Night crow dan berusaha untuk mencarinya kemanapun.  Lalu Akhirnya Dragon memulai perjakanan, dengan berbekal beberapa benda dari gurunya, diantaranya adalah tali ajaib dan pedang Heat flame. Dragon sangat menghargai dan menjaga baik kedua benda tersebut. Dia tidak akan membiarkan siapapun bertindak macam-macam terhadap benda berharga dari gurunya itu, terutama pedang Heat flame.  Itulah mengapa Dragon jadi sangat marah ketika Gill mencoba untuk menghancurkan benda paling berharga peninggalan dari gurunya itu. Jadi kini, pertarungan pedang yang sangat sengit di antara mereka berdua, sudah tidak bisa terelakan lagi.  Gill dan Dragon segera berlari saling menghampiri, sambil mengayunkan pedang mereka untuk ditebaskan kepada satu sama lain. Setelah mereka berdua sudah saling berhadapan secara dekat, maka kedua pedang mereka itu langsung saling berbenturan dengan cukup keras. Pedang Heat flame milik Dragon menghantam dan menggesek pedang H butcher milik Gill. Keduanya sama-sama saling mendorong dan tidak mau kalah.  Pedang H butcher yang mampu meningkatkan kekuatan penggunanya menjadi 100 kali lipat itu, membuat Dragon jadi kesulitan untuk menandingi dorongan dari Gill, sehingga tubuh Dragon sedikit demi sedikit mulai bergeser ke belakang, tetapi karena besarnya tekanan api dari pedang milik Dragon, maka kekuatan dari pedang H butcher jadi bisa ditandingi serta ditahan oleh Dragon. Sehingga mereka berdua jadi terlihat bertarung secara seimbang.  Lalu keduanya mulai menjauhkan pedang dari masing-masing lawan, setelah itu dengan cepat mereka langsung membenturkan lagi kedua pedangnya itu, dan begitulah seterusnya. Keduanya terus-menerus melayangkan serangan pedang terhadap satu sama lain secara terus-menerus dan sekeras mungkin, hingga suara dari benturan pedang mereka terdengar sampai keluar Stadion. Mereka berdua benar-benar bertarung secara sengit, dan tidak menunjukan tanda-tanda kewalahan sama sekali, sepertinya mereka berdua sangat menikmati pertarungan tersebut, dengan berusaha terus saling menyerang dan menghindari serangan dari satu sama lain.  Gill terlihat berkeringat karena saking panasnya kobaran api dari pedang Dragon, sedangkan tubuh Dragon terlihat selalu tersentak setiap menahan hantaman dari pedang Gill, saking kuatnya hantaman yang harus diterima oleh Dragon. Tapi dengan semangat amarah yang sedang meluap-luap dari dirinya, maka kekuatan api dari pedang Heat flame menjadi semakin panas dan kuat, sehingga Dragon mampu mengimbangi kekuatan dari pedang H butcher milik Gill.  Di antara mereka berdua, tampaknya Gill yang lebih menikmati pertarungan sengit tersebut. Dia merasa antusias karena saat ini dirinya dan Dragon sedang bertarung secara imbang, ditambah lagi karena keinginan Gill untuk bisa melihat kekuatan dari pedang milik Dragon, sekarang sudah terpenuhi, jadi dia bisa bertarung lebih serius lagi.  Tapi Gill juga sadar bahwa Dragon bukanlah lawan yang bisa diremehkan, karena tanpa dia duga, Dragon segera memunculkan sebuah pisau belati di sebelah tangannya, untuk kemudian dia tebaskan kepada Gill. Sehingga tubuh Gill jadi mengeluarkan darah setelah terkena oleh tebasan tersebut, dan menyebabkan Gill jadi terdorong ke belakang dan hampir terjatuh.  “Wah, saking fokusnya aku terhadap pertarungan adu pedang kita, aku sampai lupa bahwa kau bisa memunculkan pisau belati ... Benar-benar sangat mengejutkan.” Ucap Gill sambil tersenyum.  “Jangan lengah!" Kata Dragon secara singkat.  Dragon segera menggenggam gagang pedangnya kuat-kuat menggunakan kedua tangan, lalu mengarahkan ujung pedang tersebut kepada Gill. Dan seketika itu juga, api yang sangat besar dan kuat mulai disemburkan dari pedang Dragon kepada Gill.  Namun dengan cepat juga, Gill segera mengeluarkan kekuatan pamungkasnya, yakni kekuatan dari monster Grood yang bersemayam di dalam pedang H butcher miliknya. Sehingga tangan Gill langsng diselimuti oleh energi hitam pekat monster Groot yang menyatu dengan tangan Gill, untuk kemudian Gill gunakan sebagai perisai, sehingga Gill dapat menahan semburan api besar dari pedang Dragon itu.  Lalu, setelah semburan dari pedang api Dragon mulai berkurang, Gill segera mengayunkan tangan pedangnya tersebut dengan sekuat tenaga, sehingga hal itu mengakibatkan api yang sedang menyembur ke arahnya jadi berbelok arah, dan kembali kepada Dragon. Saking dahsyatnya gelombang dari serangan tebasan Gill, bahkan sampai membuat tubuh Dragon jadi tersungkur ke belakang.  Mode Grood hand milik Gill, memang dapat membuat kekuatan dari tangan kanan Gill menjadi semakin meningkat hingga berkali-kali lipat dari sebelumnya. Dan hal itu pastinya akan memberi kesempatan kepada Gill supaya dia bisa membalikan keadaan untuk mengalahkan Dragon. Tapi Dragon tidak terlihat gentar sama sekali, saat dia melihat tangan Gill yang sudah berubah wujud itu. Tanpa banyak bicara, Dragon segera berdiri, dan bersiap untuk kembali menghadapi Gill.  Dragon menyadari, bahwa kini Gill menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. Suasana di seluruh penjuru Stadion amritzer mulai berubah menjadi semakin tegang, bahkan sang Wasit yang menjadi pemimpin dari pertarungan itupun ternyata sudah berada di tribun penonton, untuk menghindari bahaya yang akan terjadi ketika Gill sudah berada dalam mode Grood hand.  Dengan pergerakan super cepat, Gill segera meluncurkan tubuhnya ke arah Dragon. Sehingga kini dia sudah berada sangat dekat dengan lawannya itu, yang langsung terlihat sangat kaget karena Gill sudah berada di depan mukanya. Lalu Dragon segera memutar tubuhnya untuk menyebarkan api ke segala arah, tetapi rupanya Gill sudah berpindah lagi, dan kini dia sudah berada tepat di atas kepala Dragon untuk memberikan serangan tebasan yang sangat mematikan terhadap lawannya itu.  Seketika itu juga, Dragon langsung menahan serangan tebasan dari Gill, menggunakan pedang apinya, lalu terjadilah tekanan yang sangat dahsyat dari serangan tersebut, yang sampai membuat seluruh permukaan lantai tempat mereka berada, Langsung menjadi retak dan hancur. Bahkan gelombang dari hantaman tersebut sampai menyebar ke seluruh tribun Penonton, dibarengi oleh kobaran api yang sangat besar, hingga membuat seluruh penonton menjadi kaget.  Dragon terlihat sangat kewalahan untuk menahan serangan tebasan dari atas tersebut, tangan dan kakinya tampak gemetar, kemudian dia berteriak sejadi-jadinya sehingga membuat kobaran api di pedangnya menjadi semakin besar, Maka seketika itu juga Dragon mampu membuat Gill jadi terdorong hingga menjauh dari dirinya. Tapi tidak dalam waktu yang lama, karena Gill segera mendekati Dragon lagi sambil melayangkan sebuah tebasan kepadanya.  Dragon segera menahan lagi tebasan yang sudah berada tepat di hadapannya itu. Lalu seketika itu juga, karena saking kuatnya serangan tebasan dari tangan pedang Gill, maka tubuh Dragon langsung terhempas jauh ke pinggir arena hingga menghantam perisai pelindung tribun Penonton, dan membuat perisai tersebut menjadi retak. Walaupun dia sudah menahannya dengan sekuat tenaga menggunakan pedang apinya, tapi tetap saja tubuh Dragon dapat dihempaskan, karena kekuatan Gill dalam mode Grood hand jadi benar-benar sangat sulit ditandingi.  Kemudian, setelah tubuh Dragon jatuh ke bawah dan tengkurap di atas permukaan tanah, Dragon mulai merasakan seluruh tulang yang ada di tubuhnya seakan-akan telah remuk dan patah. Namun walaupun begitu dia masih tetap berusaha untuk berdiri, dengan sekuat tenaga sambil tertatih-tatih. Seluruh penonton yang sempat terkejut dan panik saat melihat tubuh Dragon menghantam perisai, kini mulai merasa tegang sekaligus antusias kembali, karena mereka melihat Dragon yang sedang berusaha sambil tertatih-tatih untuk dapat berdiri kembali. Mereka semua segera memberikan dukungan bagi Dragon supaya bisa bangkit lagi.  Sementara itu di tengah arena pertandingan, Gill terlihat sudah bersiap untuk mendaratkan lagi sebuah serangan tebasan dahsyat kepada Dragon, dia menyiapkan tubuhnya untuk segera meluncur ke arah Dragon lagi. Namun tiba-tiba Gill seperti merasakan sesuatu yang aneh mulai terjadi pada tubuhnya. Tangan dan kakinya mulai bergetar hebat, lalu Gill mulai merasakan rasa sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhnya. Sepertinya beban yang harus dia tanggung dari penggunaan Grood hand, kini mulai terasa olehnya. Tetapi dia tetap berusaha untuk menahan rasa sakit tersebut, walaupun hal itu sangat menyiksa bagi dirinya.  Dragon merasa heran melihat Gill yang sedang berdiam diri saja sambil meringis kesakitan, oleh karena itu fokus Gill jadi sedikit teralihkan. Dragon terus memperhatikan Gill dengan sangat serius, sambil masih mencoba untuk berdiri dengan tegak. Lalu Melinda mulai berbicara kepadanya.  “Dragon. Kita manfaatkan kesempatan ini.” Ucap Melinda.  “Manfaatkan bagaimana maksudmu? Saat ini untuk berjalan menuju Gill saja sepertinya aku tidak sanggup.” Kata Dragon.  “Kita coba gabungkan kekuatan dari pedang Heat flame milikmu, dengan kekuatanku. Ayo cepat!” Ujar Melinda.  Lalu ekspresi wajah Dragon berubah menjadi seperti orang yang baru saja mendapat ide, seakan telah terbesit sesuatu di dalam benaknya. Kemudian dia segera memegang pedang Heat flame di tangan kirinya, lalu mengangkat pedang itu tinggi-tinggi. Dan seketika itu juga lempengan emas yang ada di pundak kirinya langsung memancarkan cahaya, dibarengi oleh kemunculan pisau belati yang sangat banyak di atas kepala Dragon. Tapi ada yang berbeda dari pisau-pisau itu, karena semua pisau belati itu kini diselimuti oleh kobaran api yang sangat panas.  Seluruh pisau belati yang melayang diatas kepala Dragon itu bersinar sangat terang, hingga membuat semua penonton terkesima. Lalu tanpa banyak basa-basi, Dragon segera mengarahkan ujung pedangnya, menunjuk ke arah Gill, yang sedang berusaha menahan rasa sakit. Kemudian seketika itu juga, seluruh pisau belati api itu, langsung melesat menuju ke arah Gill secara bersamaan.  Maka dengan cepat, tubuh Gill langsung dihujani oleh ratusan pisau belati, yang terus menerus berdatangan secara beruntun, menghantam dirinya dan tempatnya sedang berada, hingga menyebabkan area di sekitar Gill jadi hancur lebur, ditutupi oleh api dan debu yang berhamburan ke segala arah. Seluruh penonton tampak terbelalak menyaksikan hal tersebut, mereka menganggap bahwa sepertinya Gill tidak mungkin bisa selamat dari serangan mematikan itu, karena saking dahsyatnya gempuran dari pisau-pisau berapi yang diluncurkan oleh Dragon.   Lalu setelah serangan dari Dragon itu telah selesai. Debu yang menutupi keberadaan Gill perlahan-lahan mulai berkurang dan hilang, sehingga sosok Gill mulai bisa terlihat lagi. Namun semua orang terkejut, karena ternyata Gill tampak masih berdiri dengan tegak di tengah-tengah arena pertandingan yang sudah hancur lebur itu. Tubuh Gill masih tetap utuh dan tidak mendapatkan luka sama sekali, karena terlindungi oleh kekuatan monster Grood yang menyelimuti tangan serta tubuhnya seperti kepompong.  Setelah keadaan yang menegangkan itu kini sudah reda, maka Gill segera mengembalikan wujud kekuatan monster Grood, kembali menjadi hanya menyelimuti tangannya saja, lalu dia mulai menatap Dragon yang berada jauh di hadapannya, dia belum pergi kemanapun. Gill melihat Dragon sedang mengusap-usap sekujur tubuhnya, dengan telapak tangan yang memancarkan cahaya. Hal itu Dragon lakukan untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya dengan menggunakan kekuatan penyembuhan dari Melinda, sehingga kondisi Dragon bisa menjadi lebih membaik.  Kemudian Gill mulai berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke arah Dragon, sambil mengangkat tangan pedangnya untuk dia tebaskan kepada lawannya itu. Sedangkan Dragon pun juga sama, dia segera berjalan menuju ke arah Gill, walaupun sekujur tulang yang ada di tubuhnya masih terasa sakit. Kondisi mereka berdua benar-benar jauh dari kata baik-baik saja, selain sekujur tubuhnya dipenuhi luka, stamina mereka berdua juga sudah sama-sama hampir habis, dan kini dengan nafas yang terengah-engah mereka berdua mencoba untuk berlari menuju ke arah satu sama lain. Sepertinya mereka berdua masih ingin terus melanjutkan pertarungan, sampai salah satu di antara mereka bisa benar-benar tumbang hingga tidak bisa berdiri lagi.  Dengan mengerahkan seluruh tenaga sisa yang mereka miliki, kedua petarung yang awalnya hanya berjalan itu, tiba-tiba saja berlari dengan cepat menuju ke depan, sambil membawa serangan pedang yang akan ditebaskan kepada satu sama lain. Gill dengan mode tangan Grood nya, sedangkan Dragon dengan pedang Heat flame nya.  Lalu setelah jarak mereka berdua sudah sangat dekat, maka keduanya saling beradu tebasan pedang, kemudian setelah melakukan itu, mereka terus berjalan hingga membelakangi satu sama lain. Hal yang telah mereka berdua lakukan itu rupanya membuat seisi Stadion menjadi hening. Lalu tiba-tiba hal yang mengejutkan terjadi, kekuatan monster Grood yang menyelimuti tangan Gill, tiba-tiba saja langsung pecah, atau lebih tepatnya menjadi robek dan hancur diakibatkan oleh tebasan berapi dari pedang Heat flame milik Dragon.  Sedangkan tubuh Dragon sepertinya tidak mengalami efek dari adu tebasan barusan. Sehingga dia masih terlihat bisa berdiri sambil memegang pedang dengan kobaran api di tangannya. Beberapa saat kemudian, Gill yang tangannya sudah kembali seperti semula (Karena kekuatan monster Grood yang menyelimuti tangannya telah dilenyapkan), segera membalikan badan untuk menghadap Dragon, setelah itu dia langsung mengacungkan jempol, lalu tiba-tiba tubuhnya langsung tumbang dan ambruk ke belakang, hingga akhirnya Gill berada dalam keadaan terkapar di atas permukaan tanah. Seketika itu juga, api di pedang Dragon juga mulai padam, kemudian Dragon berbalik dan berjalan mendekati Gill.  Para penonton hanya terdiam melihat hal itu, karena mereka masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi (Tubuh Gill tumbang setelah beradu tebasan pedang dengan Dragon). Saat ini Gill tampak sedang terengah-engah dalam kondisi terkapar sambil menatap ke arah langit, lalu dia berbicara kepada Dragon.  “Kekuatan apimu itu memang benar-benar hebat, sampai-sampai bisa membakar dan menghancurkan kekuatan Grood yang ada di tanganku ... Tapi tenang saja, nanti juga kekuatan Grood itu akan pulih kembali.” Ucap Gill.  “Kekuatan yang ada di dalam pedangmu itu, menguras banyak sekali tenaga dari penggunanya, benar bukan? ... Sedangkan kekuatan api dari pedangku ini, memberikan tenaga yang besar terhadap penggunanya. Sehingga semakin lama daya seranganku semakin meningkat, sementara daya serangmu semakin lama semakin tidak stabil, lalu akhirnya semakin melemah. Maka dari itu, tebasan apiku jadi bisa menghancurkan tangan Grood milikmu ... Kekuatan monster Grood yang ada di dalam pedangmu itu memang sangat hebat dan dahsyat, tapi resikonya terlalu besar Gill. Seharusnya kau menggunakan kekuatan itu hanya dalam waktu singkat saja. Tapi kau malah memaksakan dirimu untuk menggunakannya terlalu berlebihan dalam waktu lama, sehingga akhirnya kau kehabisan tenaga.” Kata Dragon kepada Gill yang sedang terkapar.  “Heheheh, tidak apa-apa ... Aku senang karena bisa bertarung melawanmu dengan menggunakan seluruh kemampuan yang kumiliki. Saat ini aku sangat bahagiaa !!!” Teriak Gill, hingga seluruh penonton bisa mendengarnya.  Setelah mengatakan hal tersebut, Gill segera memejamkan matanya lalu dia tertidur, sehingga membuat semua orang yang menyaksikannya menjadi terheran-heran. Maka beberapa saat kemudian, sang Wasit segera berlari ke tengah arena untuk memeriksa keadaan Gill, dan setelah sang Wasit yakin bahwa Gill sudah tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan, maka sang Wasit segera menyatakan bahwa Dragon adalah pemenang dari pertandingan babak Final tersebut!!  Pengumuman itu membuat seluruh tribun penonton bergemuruh, mereka bersorak kegirangan atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon tersebut. Termasuk sang Pembawa acara, para Peserta Turnamen, dan teman-teman Dragon yang lain. Mereka semua tampak sumringah dan sangat bahagia atas hasil tak terduga yang telah berhasil diraih oleh Dragon. Selain itu, Seluruh rakyat Kerajaan Nexus Juga merayakan kemenangan dari Dragon dengan meriah serta penuh kegembiraan.  Sedangkan Dragon hanya bengong saja sambil melihat ke sekeliling Stadion yang bergemuruh, bahkan saat sang Wasit mengangkat tangannya pun, Dragon hanya melongo seakan tidak tahu harus berbuat apa, atau harus mengeluarkan ekspresi apa. Saking terkejutnya dia karena, akhirnya Dragon telah berhasil mengalahkan Gill dan mendapat gelar sebagai Juara dari Turnamen Kota Togu.  Berlanjut ke Chapter 32
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD