Chapter Thirty : Final Round of Togu Tournament

2275 Words
 ( Gill VS Dragon )  Pertandingan babak Final Turnamen Kota Togu, sudah dimulai! Setelah Raja Velodrian memberikan sambutan pada seluruh penonton Turnamen lewat layar proyektor raksasa di atas langit stadium Amritzer, sang pembawa acara segera memanggil kedua peserta untuk naik ke atas arena pertandingan, setelah itu Dragon dan Gill terlihat berjalan dengan gagahnya sambil diiringi oleh tepuk tangan dan sorak sorai yang sangat meriah dari para penonton.  Dragon dan Gill sebelumnya telah berjanji kepada satu sama lain, untuk berjuang dengan mengerahkan seluruh kemampuan mereka, hingga mereka berdua bisa sampai ke babak final. Bukan untuk menentukan siapa yang lebih kuat atau siapa yang lebih hebat, tetapi mereka ingin bersaing secara sehat, untuk meraih tujuan mereka masing-masing setelah berhasil menjadi Juara Turnamen Kota Togu. Dan apapun hasil akhir dari pertandingan tersebut, tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan diantara mereka sama sekali.  Setelah mereka berdua sudah berdiri saling berhadapan di arena pertandingan, tak lama kemudian, Sang Wasit segera menyatakan bahwa pertandingan mereka dimulai! hal tersebut diikuti oleh antusias dari para penonton yang semakin bersorak dengan sangat meriah. Sedangkan Gill dan Dragon segera mempersiapkan diri mereka untuk saling bertarung. Gill langsung mengeluarkan pedang H butcher miliknya, sedangkan Dragon langsung memunculkan dua buah pisau belati di tangannya.  “Waah, sepertinya Gill memutuskan untuk langsung memberikan perlawanan sulit terhadap Dragon di awal pertandingan.” Ucap sang Pembawa acara, yang terkejut karena melihat Gill memutuskan untuk langsng mengunakan pedang H butcher di awal pertandingan.  Semua sudah tahu bahwa sarung tangan yang dipakai Gill dapat meningkatkan kekuatan tangannya menjadi 10 kali lipat, dan jika ditambah dengan menggunakan pedang H butcher, maka kekuatan tangan Gill akan meningkat menjadi 100 kali lipat. Sehingga Gill dapat memberikan serangan tebasan-tebasan kuat terhadap lawannya.  Lalu tanpa banyak basa-basi, Dragon segera melemparkan banyak pisau belati ke arah Gill. Tetapi hanya dengan sekali ayunan saja dari pedang H butcher milik Gill, rupanya sudah cukup untuk menghempaskan pisau-pisau belati dari Dragon, yang tertiup oleh gelombang angin besar sehingga pisau-pisau itu jadi berserakan di lantai. Kemudian, Gill segera menebaskan pedangnya ke lantai, dan seketika itu juga gelombang dahsyat dari tebasan tersebut, menjalar membelah lantai menuju ke arah Dragon.  Dragon segera berguling ke samping untuk menghindari serangan gelombang tebasan tersebut, yang bahkan bisa sampai menghancurkan lantai. Jika Dragon terkena oleh serangan itu, maka pasti Dragon akan mengalami luka yang cukup parah. Kemudian, sambil terus berusaha menghindar, Melinda segera berbicara kepada Dragon.  “Percuma saja Dragon, serangan dari pisau-pisau belatiku tidak mungkin bisa menandingi dahsyatnya kekuatan dari pedang Gill, walaupun kau melemparkan pisau sebanyak apapun, dia pasti bisa menghempaskannya.” Ucap Melinda.  “Baiklah kalau begitu, coba kita pakai kekuatan cahaya silau milikmu.” Ujar Dragon kepada Melinda.  Lalu segera setelah itu, lempengan emas yang ada di pundak Dragon langsung memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan, sehingga bisa membuat pengelihatan semua orang jadi teralihkan untuk sesaat, termasuk bagi lawan Dragon (Yaitu Gill). Ketika sedang berada di tengah-tengah kesilauan tersebut, Dragon segera melesat menuju ke dekat Gill untuk memberikan serangan kejutan.  Kemudian, saat semua orang sudah mulai bisa melihat kembali keadaan yang sedang terjadi di arena pertandingan (Karena efek dari cahaya silau tersebut sudah mulai hilang). Mereka berharap adanya kejutan yang terjadi, Tetapi rupanya tidak ada hal yang mengejutkan untuk mereka saksikan. Saat itu Dragon tampak sedang berdiri sambil merasa kebingungan karena dia tidak menemukan sosok Gill dimanapun. Karena ternyata Gill sedang berada tepat di belakangnya sambil bersiap untuk mengayunkan pedang H butcher kepada Dragon. Rupanya, Gill yang sudah paham dengan siasat Dragon, jadi bisa menebak pergerakan Dragon ketika kesilauan terjadi, sehingga jadinya malah Gill yang berhasil mengecoh Dragon lalu berdiri dibelakangnya.  Lalu, Dragon yang segera menengok ke belakang sambil merasa terkejut. Akhirnya hanya pasrah saja menerima serangan tebasan di punggungnya. Karena sudah terlambat, Dragon tidak sempat untuk menghindari serangan tersebut karena jaraknya yang terlalu dekat, sehingga dia jadi tidak bisa mengantisipasinya.  Tebasan tersebut terkena sarung pedang di punggung Dragon, yang langsung hancur terbelah menjadi dua, sedangkan kulit Dragon tidak terkena langsung oleh tebasan. Lalu seketika itu juga, tubuh Dragon langsung terpental cukup jauh, dan jatuh tersungkur hingga ke tepian arena pertandingan. Sedangkan pedang milik Dragon langsung terlepas lalu terlempar menjauh bersama serpihan sarung pedang yang sudah hancur terkena tebasan dari Gill.  “Pe- pedangku?!” Ujar Dragon. Yang sangat terlihat cemas sambil mencari-cari keberadaan pedangnya.  “Hey, fokuslah pada pertandingan.” Kata Melinda memperingatkan Dragon.  Kemudian Gill berbicara kepada Dragon. “Ayolah, aku berharap lebih darimu.” Ucap Gill.  Lalu Dragon mulai fokus lagi dan menatap Gill dengan serius. Dia mulai berdiri sambil memunculkan lagi pisau belati di kedua tangannya. Setelah itu dia segera berlari ke arah Gill dengan semangat yang menggebu-gebu, tapi tentunya Gill tidak akan hanya diam saja. Dia segera melancarkan lagi serangan tebasan, sehingga gelombang-gelombang kuat terus melaju berdatangan ke arah Dragon. Namun Dragon selalu berhasil menghindarinya dengan cara bersalto ataupun melompat ke samping, sehingga lama-kelamaan jarak Dragon dengan Gill menjadi semakin dekat.  Setelah Dragon berhasil menghindari semua serangan gelombang tebasan dari Gill, akhirnya dia sampai juga di dekat tubuh lawannya itu untuk mendaratkan serangan dari kedua pisau belatinya. Tapi dengan cekatan, Gill menahan serta menangkis semua serangan pisau belati dari Dragon menggunakan pedang H butcher miliknya. Mereka saling beradu senjata serta saling beradu tehnik bertarung, mereka berdua sama-sama memiliki keahlian bertarung yang sangat hebat sehingga keduanya memberikan perlawanan yang sengit kepada satu sama lain. Namun tetap saja, senjata yang dimiliki oleh Gill jauh lebih kuat dibanding dengan pisau-pisau belati milik Dragon, sehingga dengan mudah tubuh Dragon dapat dihempaskan lagi oleh Gill hingga jauh dan menyebabkan tubuh Dragon terguling-guling menghantam lantai.  Tapi Gill tidak menghentikan serangannya sampai disitu, dia terus mengirimi Dragon gelombang-gelombang tebasan, yang harus Dragon hindari dengan susah payah. Namun lama-kelamaan, Dragon sepertinya mulai kewalahan menghadapi serangan dari Gill, karena dia tidak tahu harus menandingi kekuatan pedang Gill dengan cara apa, disamping itu dia juga sedang mengalami rasa gelisah, karena pedang berharga pemberian dari gurunya kini sedang tergeletak di lantai tanpa diselimuti oleh sarung pedang, dan berada sangat jauh darinya.  Sementara itu di bangku Penonton, Glauss berkata. “Ayolah Dragon! Kau pasti memiliki cara untuk bisa mengalahkan Gill, iya kan?” Teriak Glauss.  “Tenang saja, Dragon itu orangnya optimis.” Kata Tatsui.  “Tapi, Dragon tidak mempunyai cara untuk bisa menandingi kekuatan pedang H butcher milik Gill.” Glauss berbicara sambil merasa pasrah.  “Perasaan Dragon saat ini, mungkin sama seperti yang aku rasakan ketika melawan Gill pada waktu itu, aku merasa tidak bisa menandingi kekuatan dari senjata-senjata milik Gill. Tetapi pada saat itu, Aku berhasil mendaratkan beberapa serangan kepada Gill, karena aku bertindak dengan cepat, sehingga Gill jadi kewalahan ... Itulah mengapa, saat ini Dari awal pertandingan, Gill langsung menggunakan pedang H butcher miliknya, karena dia tidak mau jika hal yang sama sampai terulang lagi terhadap dirinya, dia tidak mau jika sampai kalah cepat dari Dragon. Orang yang sama sekali tidak boleh dia remehkan. Untuk menandingi serta mengantisipasi kelincahan dari Dragon, maka Gill perlu langsung memakai senjata yang begitu kuat, terutama supaya dia bisa menangkis semua serangan dari Dragon dengan mudah.”  “Oh jadi begitu alasannya, mengapa Gill menggunakan pedang itu sejak awal.”  “Saat ini, Dragon pasti sedang kebingungan karena dia tidak bisa menemukan sedikitpun celah untuk bisa mendaratkan serangan terhadap Gill, karena Gill mampu menangkis serta mengantisipasi setiap serangan darinya. Sejak awal dia memang sudah tahu bahwa kesempatannya untuk menang melawan Gill sangatlah tipis ... Tapi Dragon selalu mempunyai kunci untuk bisa meraih setiap kemenangan.”  "Kunci?? Kunci seperti apa yang kau maksud itu?” Tanya Glauss kepada Tatsui dengan penuh rasa penasaran.  “Kuncinya adalah ... Selalu Yakin.” Jawab Tatsui secara singkat.  “Hah?” Ucap Glauss dengan ekspresi wajah bengong.  “Kita juga harus bisa yakin kepadanya... Walaupun kita tidak bisa menentukan siapa diantara mereka berdua yang akan menjadi Juaranya, tapi kita harus tetap yakin.” Kata Tatsui.  “Huoooh!! Memang benar sih Dragon tidak boleh diremehkan sama sekali, tapi yang sedang menjadi lawannya saat ini adalah Gill, yang memiliki kehebatan hampir setara denganku ... Maka dari itu aku juga tidak tahu akan seperti apa jadinya pertandingan ini.” Ujar Glauss (Sambil sedikit menyombongkan dirinya), kata-kata tersebut dia maksudkan hanya untuk bercanda saja.  “Hmm ... Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka berdua.” Ucap Tatsui kepada Glauss.  Sementara itu, Dragon masih berusaha untuk melancarkan berbagai serangan terhadap Gill menggunakan pisau-pisau belati miliknya. Dan walaupun Dragon mengkombinasikan serangannya tersebut dengan tali ajaibnya juga cahaya silau dari Melinda, tapi tetap saja serangan-serangan yang dilancarkan oleh Dragon tidak ada yang bisa mengenai Gill. Karena Gill dapat mengantisipasi semuanya, yang menyebabkan terhempasnya Dragon berkali-kali, hingga Dragon terus mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, dia benar-benar dibuat babak belur oleh Gill.  “Apapun rencana yang sudah kau persiapkan untuk melawanku. Aku pasti akan bisa mengantisipasinya, jadi percuma saja Dragon ... Sepertinya, semua hanya cukup sampai disini saja.” Ucap Gill kepada Dragon.  “Ya, Aku pasti akan mengalami kesulitan dalam menghadapimu, karena kau memiliki kemampuan bertarung yang hebat, serta memiliki kekuatan besar di setiap senjatamu, tetapi ... Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menyerah. Sebelum sekujur tubuhku ini benar-benar sudah tidak dapat digerakan lagi, aku akan terus melawanmu.” Ujar Dragon.  “Berhentilah bertindak bodoh, kau belum mengerahkan semua kemampuan yang kau miliki. Selama ini kau selalu membawa sebuah pedang di punggungmu, tapi mengapa kau tidak pernah menggunakannya sama sekali di sepanjang perhelatan Turnamen ini? Aku ingin sekali melihatmu menggunakannya. Kenapa kau terlalu bergantung kepada kemampuan pisau belatimu itu saja?” Tanya Gill.  Dragon sempat terdiam sejenak, kemudian dia menjawab pertanyaan dari Gill tersebut. “Bukannya aku hanya bergantung kepada pisau--pisau belati saja, tapi aku hanya tidak mau saja menggunakan pedang itu.” Kata Dragon.  “Kenapa?” Gill bertanya-tanya.  “Pedang itu adalah pemberian dari mendiang guruku. Dan aku hanya akan menggunakannya untuk menghadapi satu orang saja.”  “Hah? Keputusan macam apa itu?” Gill mempertanyakan prinsip dari Dragon.  “Itu adalah prinsip yang kuciptakan sendiri. Saking berharganya pedang itu untukku, aku jadi merasa tidak pantas untuk menggunakannya, dan memutuskan untuk menggunakannya dalam sekali pertarungan saja, melawan orang yang saat ini sedang kuincar. Yakni orang yang telah membunuh guruku!”  “Oh, jadi begitu. Prinsipmu itu memang benar-benar unik ... Tapi katamu kau harus menjadi Juara dari Turnamen ini supaya bisa mencapai tujuanmu tersebut. Maka dari itu, kau tidak punya pilihan lain selain menang. Sebaiknya kau gunakan pedang itu sekarang!” Suruh Gill kepada Dragon.  “Tidak! Aku akan tetap bertarung melawanmu menggunakan pisau-pisau belati.” Ujar Dragon.  “Kau ini keras kepala. Kau lupa tentang apa yang telah kukatakan padamu? Bertarunglah dengan mengerahkan seluruh kemampuanmu! Cepat kau gunakan pedangmu, dan jangan bertindak bodoh terus!” Bentak Gill kepada Dragon.  Lalu Dragon terdiam sejenak. “ ... Ya, prinsipku ini memang bodoh. Tapi dengan prinsip yang kuciptakan ini. Di sepanjang perjalananku, aku jadi selalu bertarung mati-matian menggunakan senjata apapun yang berada disekitarku. Sehingga semakin hari aku menjadi semakin mahir menggunakan berbagai macam senjata, dan aku juga menjadi semakin mendapatkan pengalaman berharga dalam menghadapi berbagai musuh selama ini... Jika aku hanya selalu bergantung pada kekuatan dari pedang itu saja sejak awal. Maka sampai kapanpun aku hanya akan terus bergantung saja terhadap pedang itu, dan tidak akan bisa berkembang sampai menjadi seperti sekarang ini. Pengalaman membuat kita menjadi semakin kuat, sehingga aku berkembang dari yang hanya seorang Prajurit biasa, menjadi orang yang bahkan bisa mengalahkan seorang Kesatria berjuluk sang cakar naga, kemudian aku juga bisa mengalahkan monster-monster tanaman berbahaya, lalu mengalahkan wanita pengguna kekuatan pengendali objek ... Aku bisa sampai seperti sekarang ini, setelah mengalami perjalanan yang panjang bersama dengan prinsipku!” Kata Dragon dengan penuh semangat serta emosi.  Perkataan dari Dragon itu membuat Gill sedikit terkesima. Kemudian Gill berkata, “Hmm, jadi begitu ya ... Kau bisa menjadi semakin kuat dan mahir berkat prinsip yang kau ciptakan sendiri, tapi sekarang kau harus berhenti menggunakan prinsipmu itu, jika kau benar-benar ingin menang dalam pertandingan ini. Sudah tiba saatnya kau harus menggunakan pedang itu. Sehingga kau bisa menjadi semakin kuat dari sebelumnya. Jujur saja, aku sangat penasaran dengan kekuatan dari pedang pemberian gurumu itu.” Ucap Gill kepada Dragon.  “Maaf Gill, aku tetap tidak akan menggunakannya.” Dragon tetap bersikeras.  “Baiklah kalau begitu, maka tidak ada pilihan lain.” Kata Gill, sambil berjalan menghampiri pedang milik Dragon yang tergeletak tidak jauh dari tempat Gill berdiri.  “Apa yang akan kau lakukan? Gill.” Ujar Dragon sambil merasa kebingungan, karena Gill memungut pedang milik Dragon dari lantai.  Melihat hal tersebut, rupanya Dragon tidak mau tinggal diam, dia segera berdiri dan berlari menuju ke arah Gill. Lalu Gill melemparkan pedang berharga pemberian dari guru Dragon itu, ke atas udara setinggi-tingginya. Dan segera setelah itu, Gill mempersiapkan pedang H butcher miliknya untuk menebas pedang milik Dragon sampai hancur.  Tiba-tiba, sebuah tali yang panjang, langsung melesat dan melilit pedang yang sedang jatuh ke bawah itu, yang tadinya akan mendapat tebasan kuat dari Gill. Lalu setelah pedang tersebut berhasil dililit oleh tali ajaib milik Dragon, maka setelah itu Dragon segera menariknya hingga pedang tersebut sampai ke genggaman tangan Dragon dengan selamat dan utuh sebelum Gill sempat menebasnya.  Kemudian, sambil menggenggam erat gagang pedang pemberian gurunya tersebut di tangannya, Dragon tampak tertunduk seperti sedang menahan emosi, lalu dia mulai mengangkat kepalanya secara perlahan hingga menghadap lurus ke arah Gill, dengan tatapan mata tajam yang dia pancarkan terhadap lawannya itu. Sepertinya Dragon merasa sangat tidak senang atas perbuatan yang barusan telah dilakukan oleh Gill tersebut.  Maka dari itu, kemudian sebuah kalimat mulai terucap dari mulut Dragon. “Beraninya kau, Gill .... Tidak ada yang boleh memperlakukan pedang pemberian dari guruku ini dengan seenaknya!” Ujar Dragon.  Setelah mengucapkan hal tersebut, Dragon langsung mengangkat tinggi-tinggi pedang yang ada di genggamannya tersebut.  Tiba-tiba api yang sangat besar mulai muncul dan berkobar menyelimuti seluruh bilah pedang di genggaman tangan Dragon, kobaran api itu terus bertambah semakin besar hingga menjulang tinggi sampai ke atas langit. Hal itu merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, sehingga membuat seluruh penonton yang menyaksikannya, langsung terperanjat kaget hingga mata mereka semua terbelalak seakan mau copot, bahkan ada yang tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Mereka semua melihat Dragon sedang memegang pedang yang dapat mengeluarkan kobaran api besar, seperti orang yang sedang memegang obor raksasa. Sepertinya itulah kekuatan sejati yang dimiliki oleh pedang sang Kesatria naga legendaris, yang saat ini berada di genggaman tangan Dragon.  Kira-kira apa yang selanjutnya akan terjadi dalam pertarungan antara Gill melawan Dragon yang semakin memanas itu? Ikuti terus kelanjutan kisahnya, hanya di cerita Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 31
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD