Chapter thirty nine : Stealing Mission (Dragon on the Palace)

2279 Words
 Diceritakan sebelumnya, Gill, Tatsui, dan Glauss telah berhasil mengambil senjata-senjata milik Dragon dari Kantor Pasukan penjaga. Setelah itu yang harus mereka lakukan hanyalah kembali pulang ke Kota Togu, dan menunggu kedatangan Dragon pada Sore hari di Pasar Kota Togu.  Sementara itu, pada tengah hari. Dragon sedang berada di dalam ruang makan Istana Nexus. Dragon terlihat sedang duduk di dekat meja makan yang ukurannya cukup besar, bersama dengan Zeitrass, Gard dan Riple yang berdiri dengan jarak yang cukup jauh darinya, sepertinya mereka bertiga tidak akan ikut makan. Hal itu dikarenakan hanya dua orang saja yang akan menikmati jamuan makan disana, yakni Dragon dan Sang Raja.  Para pelayan dalam jumlah yang banyak, berdatangan ke ruangan tersebut sambil membawa nampan berisi hidangan-hidangan lezat dan mewah, dari mulai roti, sup, daging sapi, lobster, buah-buahan dan lain-lain, sehingga meja makan di hadapan Dragon tiba-tiba jadi dipenuhi oleh makanan dan minuman lezat yang siap untuk disantap.  Tak lama kemudian, orang yang telah lama ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sang Raja hadir di ruangan tersebut, didampingi oleh Jenderal dan dua orang Ajudan khusus yang mengawal mereka. Kehadiran Raja di Ruang makan itu membuat semua orang langsung terhenyak karena kaget. Kemudian Zeitrass, Gard, Riple dan semua pelayan yang berada disana segera membungkukan badan mereka terhadap sang Raja. Sedangkan Dragon yang juga merasa kaget sekaligus gugup, juga segera berdiri dari kursinya, kemudian dia juga membungkukan badannya.  Kemudian Raja Velodrian segera berucap, “Ah, Tuan Dragon. Santai saja, silahkan duduk kembali.” Ucap Raja Velodrian kepada Dragon.  Lalu Raja segera menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Dragon, dan saat hal itu terjadi, Dragon seakan-akan tidak percaya bahwa dirinya yang hanyalah orang biasa, dapat menjabat tangan sang Raja, hal tersebut merupakan hal yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya, namun saat ini hal itu benar-benar sedang terjadi, sehingga Dragon merasa sangat senang sekaligus bangga terhadap dirinya sendiri.  Kemudian Raja memperkenalkan Dragon pada Jenderal dari Kerajaan Nexus. “Oh iya, perkenalkan. Ini adalah teman baikku, Jenderal Tony eagle. Dialah yang memimpin seluruh instansi Pasukan yang ada di Kerajaan Nexus ini, termasuk para Pasukan yang berada di bawah kepemimpinan Gard dan Riple.”  Lalu Gard dan Riple segera mengangguk setelah Raja mengatakan hal itu, sedangkan sang Jenderal langsung menjabat tangan Dragon tepat setelah dirinya diperkenalkan. Kemudian sang Jenderal mendekati Raja sambil berbisik. “Yang mulia tidak perlu bilang bahwa aku ini adalah teman baik anda, cukup perkenalkan saja aku sebagai Jenderal.” Ucap Jenderal Eagle.  “Mana bisa begitu.” Kata Raja sambil menyikut perut Jenderal, sehingga menyebabkan Jenderal jadi sedikit canggung di hadapan Dragon.  (“Raja Velodrian itu memang bukan tipe orang yang terlalu formal ya.”) Ucap Dragon di dalam benaknya.  Setelah itu sang Raja segera mempersilahka Dragon untuk duduk bersamanya di meja makan, dan memulai acara jamuan makan tersebut, sambil berkata bahwa dia sudah sangat lapar, sehabis menyelesaikan rapat yang berlangsung Cukup lama.  Raja menyuruh Dragon supaya jangan sungkan-sungkan dan tentunya dia boleh memakan hidangan apa saja yang ada di atas meja makan itu, Dragon bebas untuk memakan semuanya jika mau. Selain itu, Raja juga terus-menerus mengajak Dragon berbincang-bincang ringan di sepanjang berlangsungnya acara jamuan makan tersebut, sehingga suasana disana menjadi begitu cair dan hikmat.  Tak banyak yang Raja bicarakan dengan Dragon, hanya seputar tempat asal Dragon, pekerjaan Dragon, dan rencana Dragon ke depannya. Walaupun Dragon menjawab semua pertanyaan itu dengan lengkap, namun sebagian besar jawaban yang diberikan oleh Dragon adalah jawaban yang dibuat-buat. Sebab dia tidak bisa menjawab semuanya secara jujur.  "Oh iya, menurut informasi, kabarnya anda berprofesi sebagai seorang Pandai besi. Kalau boleh aku tahu, dimanakan tempat anda bekerja?" Tanya Sang Raja.  "I- iya, saya bekerja di hutan Seamus, yang terletak di daerah barat."  "Hmm, maaf karena aku menyinggung hal ini, daerah barat dulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Fulcan, namun kini setelah Kerajaan Fulcan sudah tidak ada, maka pastinya kau kesulitan untuk menjual barang-barang hasil kerajinanmu? Karena kalau aku tidak salah, banyak kota yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya disana."  "Me- memang benar, sekarang agak sulit untuk mencari pembeli, sehingga Saya lebih sering berkelana untuk menjual Hasil kerajinan saya." Jawab Dragon. Semua yang dia ceritakan itu berdasarkan pengalaman ketika dia berdagang bersama gurunya.  "Oh, ya aku mengerti ... Ngomong-ngomong, Setelah mendapatkan uang hadiah dari Turnamen Kota Togu, apakah kau ada rencana untuk menetap di Ibukota Kerajaan Nexus?" Tanya Sang Raja dengan nada bercanda.  "Se- sepertinya tidak Yang mulia, saya masih mempunyai banyak urusan di tempat asal saya." Jawab Dragon.  "Hmm, baiklah, aku mengerti. Tapi kau harus ingat, bahwa pintu Ibukota Kerajaan Nexus akan selalu terbuka untukmu." Ucap Sang Raja sambil tersenyum, kemudian Dragon juga ikut tersenyum menanggapi ucapan dari sang Raja.  Lalu karena Dragon sangat menikmati suasana disana, tak terasa waktu rupanya telah berlalu cukup lama. Dragon masih terus melahap setiap makanan-makanan lezat bersama dengan sang Raja, sedangkan Jenderal bersama Gard dan Riple, berada di ruang makan lain untuk menyantap hidangan yang dibuat khusus bagi mereka dan tak kalah lezatnya, sambil membicarakan hal-hal seputar keamanan Ibukota Kerajaan Nexus yang merupakan urusan kerja mereka.  Tak lama kemudian, Dragon tiba-tiba meminta ijin kepada sang Raja untuk pergi ke Toilet, dengan ekspresi wajah seperti orang yang benar-benar sedang kebelet dan harus pergi ke Toilet saat itu juga, sehingga Raja segera mengijinkannya pergi lalu menyuruh dua orang Prajurit ajudannya untuk mengantarkan Dragon menuju ke salah satu Toilet Istana yang berada tidak jauh dari sana.  Maka sambil dikawal oleh dua orang Prajurit, Dragon berjalan menuju ke Toilet untuk menyelesaikan urusannya. Tapi sepertinya urusan tersebut bukanlah urusan perutnya melainkan urusan lain yang lebih berbahaya. Yakni dia akan mulai melancarkan misi pencuriannya di Istana Nexus.  Setelah masuk ke dalam ruangan Toilet yang ukurannya cukup besar, kedua Prajurit yang mengawal Dragon langsung berdiri dengan tegap menunggu di luar pintu Toilet tersebut. Sementara itu, Dragon yang berada di dalam, mulai mencari-cari cara supaya bisa keluar dari sana tanpa ketahuan sama sekali. Lalu akhirnya dia menemukan sebuah jendela ventilasi yang letaknya cukup tinggi disana, maka munculah sebuah ide di dalam benaknya, yakni memanjat keluar lewat jendela tersebut.  Setelah menunggu sangat lama, semenjak masuknya Dragon ke dalam ruangan Toilet tersebut, kedua Prajurit yang berjaga diluar mulai curiga dan takut bila ada hal buruk yang terjadi kelada Dragon di dalam sana, maka mereka berdua segera memutuskan untuk masuk dan memeriksa keadaan Dragon ke dalam sana.  Namun alangkah terkejutnya mereka ketika mendapati ruangan toilet telah kosong dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Dragon sama sekali. Maka dari itu mereka berdua langsung bergegas pergi menghadap sang Raja, untuk melaporkan kejadian tersebut.  Beberapa saat kemudian, sang Raja yang mendapatkan laporan Itu, sontak langsung merasa kaget sehingga beliau menanyakan lagi kepada kedua ajudannya itu, apakah mereka sudah benar-benar memeriksa seisi ruangan Toilet dengan teliti? Lalu mereka berdua menjawab bahwa mereka sangat yakin terhadap apa yang telah terjadi, keberadaan Dragon memang benar-benar telah hilang entah kemana.  Hal itu membuat Raja menjadi semakin heran sekaligus bingung, mengapa Dragon bisa tiba-tiba menghilang begitu saja, sehingga hal itu menimbulkan banyak spekulasi di pikiran sang Raja, mengenai kemungkinan bahwa Dragon telah menyelinap keluar dari Toilet, atau mungkin ada sesuatu yang telah terjadi kepadanya. Kalaupun Dragon memang telah menyelinap keluar dari sana, lalu apa sebenarnya yang menjadi alasan Dragon untuk melakukan hal tersebut? Maka Dari itu, untuk memperjelas keadaan. Raja segera memanggil Jenderal, Gard dan Riple untuk mengajak mereka bersama-sama memecahkan masalah tersebut, dengan cara pergi mencari keberadaan Dragon bersama-sama.  Jenderal Eagle, Gard dan Riple juga sama terkejutnya seperti sang Raja ketika mendengar kabar tentang hilangnya Dragon. Maka setelah itu mereka semua segera pergi ke ruangan Toilet tempat dimana Dragon terakhir kali terlihat, dan betul saja ternyata tidak ada orang disana. Lalu kemanakah Dragon pergi? Pertanyaan itulah yang saat ini berada di dalam pikiran mereka.  Kemudian sang Raja menghampiri para anak buah kepercayaannya itu sambil melontarkan sebuah pertanyaan kepada Gard dan Riple. “Tadi, ketika kalian sedang dibawa oleh Zeitrass untuk berkeliling di dalam Istana ini, apakah ada suatu ruangan yang membuat Dragon tertarik?” Tanya Raja Velodrian kepada Gard dan Riple.  “I- Iya Yang mulia, waktu itu Tuan Dragon sempat terdiam lama sambil memperhatikan pintu Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan.” Jawab Gard.  Setelah mendengarkan jawaban tersebut, seketika itu juga raut wajah sang Raja mulai berubah menjadi lebih serius. “Oh, seperti itu ya ... Kalau begitu, ayo kita semua pergi kesana.” Ajak sang Raja kepada mereka semua, untuk pergi menuju ke Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan.  Ketika Raja dan yang lain sedang berjalan menuju ke tempat yang dimaksud, Raja juga mengajak serta mengumpulkan para Prajurit patroli yang dia temui di sepanjang perjalanannya tersebut. Sehingga Raja Velodrian jadi seperti sedang membawa rombongan pasukan yang cukup banyak, sambil diliputi oleh rasa penasaran, tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan apa yang sedang dilakukan oleh Dragon saat ini?  Lalu alangkah terkejutnya sang Raja, ketika dia bersama rombongannya telah tiba di dekat pintu Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan. Karena disana, Raja dan yang lainnya melihat dua orang Prajurit yang sudah dalam keadaan terkapar tak sadarkan diri, dan keduanya merupakan Prajurit yang bertugas untuk menjaga ruangan tersebut.  Beberapa saat kemudian, atas perintah dari sang Raja, maka kedua Prajurit yang telah terkapar tak sadarkan diri itu segera dibawa ke ruang perawatan, lalu Jenderal Eagle segera berbicara kepada sang Raja. “Yang mulia, mungkinkah ini perbuatan dari Dragon? Kurasa dia sudah berhasil masuk ke dalam ruangan itu?” Tanya Jenderal Eagle dengan wajah yang diliputi oleh rasa penasaran.  “Entahlah, aku juga tidak tahu.” Jawab Raja Velodrian dengan ekspresi wajah yang sedang memikirkan sesuatu.  “Kita harus memikirkan tentang segala kemungkinan ... Mungkin saja Dragon mempunyai kekuatan untuk menembus suatu objek, seperti pintu atau tembok.” Ucap sang Jenderal.  “Di dalam catatanku, tidak disebutkan bahwa Tuan Dragon memiliki kekuatan seperti itu, tapi hal itu mungkin saja terjadi.” Ujar Gard kepada sang Jenderal.  Lalu Raja memberikan perintah lagi. “Hmm, sebaiknya kita mulai sebar beberapa orang untuk menyisir seluruh Istana.”  Kemudian Gard segera menyuruh Riple untuk memperbanyak dirinya menjadi ratusan, sehingga tempat itu jadi dipenuhi oleh duplikat Riple dalam jumlah yang banyak, setelah itu sebagian besar dari para duplikat Riple tersebut segera pergi dan menyebar ke seluruh penjuru Istana Untuk mencari keberadaan Dragon, sambil ditemani oleh para Prajurit yang juga berada di dalam Istana tersebut, sehingga suasana disana menjadi mulai heboh serta ramai, dikarenakan banyaknya duplikat Riple yang berlalu lalang ke seluruh penjuru Istana bersama dengan para Prajurit yang jumlahnya tak kalah banyak.  Bahkan para duplikat Riple juga mendatangi dan menyisir ke daerah Taman tempat Putri Reina sedang berada, sehingga Putri beserta tiga Kesatria badai Nexus yang berada disana jadi merasa kaget sekaligus bingung ketika melihat keadaan tersebut, oleh karena itu mereka semua memutuskan untuk mulai mencari tahu apa yang sedang terjadi.  Sementara itu di luar Ruangan benda berharga Kerajaan, Raja masih berada disana bersama dengan Jenderal, Gard, dan para duplikat Riple, serta beberapa orang Prajurit. Mereka sadar betul bahwa saat ini suasana di Istana sedang menjadi kacau, dikarenakan telah hilangnya seorang tamu kehormatan, juga terkaparnya dua orang Prajurit penjaga.  Dan untuk mengantisipasi penyusup yang mungkin saja sudah telah memasuki Ruangan benda berharga tersebut, maka Raja memutuskan untuk masuk ke dalam sana, sambil mengajak Jenderal, Gard, dan empat orang Prajurit bersama dengannya. Sedangkan para duplikat Riple dan para Prajurit lainnya, ditugaskan untuk tetap berjaga di bagian luar Ruangan.  Dengan menggunakan sebuah kunci yang hanya dimiliki olehnya, Raja mulai membuka pintu dari Ruangan tersebut. Kemudian setelah pintunya terbuka, Raja segera masuk sambil diikuti oleh orang-orang yang sudah diajaknya. Hal yang pertama kali mereka temui dibalik pintu itu adalah sebuah lorong yang cukup panjang, seperti terowongan menuju ke sebuah Ruangan bawah tanah.  Gard mengeluarkan sebuah bola kristal mini dari saku bajunya, yang berguna untuk menerangi jalan menuju ke ujung lorong tersebut. Sambil berjalan tergesa-gesa, akhirnya mereka semua sampai di ujung lorong, lalu disana mereka menemukan lagi sebuah pintu kayu yang terkunci. Sepertinya Ruangan benda berharga yang sesungguhnya, berada di balik pintu kayu tersebut.  Dengan menggunakan kunci yang sama, Raja membuka pintu itu, kemudian beliau segera masuk terlebih dahulu, sambil diikuti oleh beberapa orang yang berada dibelakangnya. Kini mereka semua benar-benar sudah berada di dalam suatu ruangan yang cukup luas dan berbentuk bundar, dengan sebuah benda berkilau yang terpajang pada altar di tengah-tengah ruangan tersebut. Benda berkilau itu adalah hal pertama yang mencuri perhatian mereka ketika Baru memasuki ruangan tersebut. Di sekeliling ruangan itu juga terdapat bola-bola kristal bercahaya yang menempel di dinding, yang berfungsi sebagai penerangan, sehingga membuat suasana disana menjadi cukup terang.  Kemudian Raja mulai berbicara kepada semua yang sedang bersamanya di dalam ruangan bundar tersebut, dengan nada seperti orang yang sedang mempersembahkan sesuatu, Raja berkata.  “Hmm. Benda berharganya masih aman ... Inilah benda berharga yang dimiliki oleh Kerajaan Nexus ... Yaitu kalung Ghistory.” Ucap Raja Velodrian, dengan dua telapak tangan yang diarahkan pada kalung berkilau tersebut, yang bernama 'Kalung Ghistory'.  Kalung itu, terbuat dari perak, dengan bandul yang menyerupai bulan sabit, dan ada 3 permata berwarna hijau yang menempel pada bandul tersebut.  Jenderal Eagle, Gard dan para Prajurit yang berada di ruangan itu langsung merasa terkesima Ketika melihat benda yang terpajang di hadapan mereka itu, sekaligus juga merasa lega karena ternyata benda berharga milik Kerajaan Nexus masih aman-aman saja.  Lalu tiba-tiba, salah satu Prajurit yang berada di ruangan itu, langsung menghajar Prajurit yang lainnya, dan hal itu tentu saja sangat mengejutkan bagi sang Raja, Gard dan juga Jenderal Eagle, karena tanpa ada angin tanpa ada hujan, tiba-tiba saja suasana disana berubah jadi mencekam, apalagi setelah ketiga Prajurit disana berhasil dikalahkan serta dibuat tak sadarkan diri oleh seorang Prajurit misterius tersebut, maka Gard dan Jenderal langsung bersiaga untuk melindungi Raja sambil bertanya kepada si Prajurit misterius.  “Si- siapa kau sebenarnya?!” Ujar Jenderal Eagle.  Lalu Prajurit misterius itu mulai membuka helmnya, sambil berkata. “Jadi yang tersimpan di dalam ruangan ini hanyalah sebuah kalung?” Tanya Prajurit misterius itu, yang ternyata adalah Dragon, dalam penyamaran.  Sebenarnya saat ini, Dragon lah yang paling merasa terkejut, karena benda yang dia incar ternyata tidak ada di dalam ruangan tersebut (Yakni bola Aporion). Dan hal itu juga yang menyebabkan Dragon jadi sedikit merasa kesal. Kira-kira apa yang akan Dragon lakukan selanjutnya? Setelah dia mengetahui bahwa yang ada di dalam ruangan itu bukanlah bola Aporion? Apakah dia akan menyerah, atau mungkin dia Melakukan hal lain yang lebih mengejutkan? Ikuti terus kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 40
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD