Ibu masuk ke kamarnya dengan kemarahan yang memuncak. Belum masalah yang satu ini selesai, masalah yang lain kembali menghampiri. Padahal ia sama sekali tidak berniat untuk kembali kabur dari suaminya, tapi melihat anak-anaknya seperti ini, ia sepertinya tidak punya pilihan lain selain tidak menunjukkan wajah di depan suaminya. "Bu!" Yani memasuki kamar, tidak lama disusul Yasa. "Apa yang mau Ibu bicara sebenarnya?" tanya Yasa membuat emosi Ibu meningkat beberapa kali. "Jelaskan apa maksudnya kamu dan Qiera berpisah?" tanya Ibu sambil menahan emosinya. "Tentu saja seperti yang Ibu dan Yani inginkan." "Apa kamu sudah siap dengan konsekwensi yang akan ditanggung nanti?" tanya Ibu lagi sambil berusaha menahan emosinya. Yasa lalu menjelaskan perjanjiannya dengan Om Dion sebelum setuju d

