Bab 22

1198 Words

Jelas Debora tidak berkutik. Bisa jadi gembel baru si Debora jika diceraikan oleh Bram. Atau mentoknya, dia akan menjadi seorang buruh pabrik dan LC seperti sedia kala. "Gimana? Masih mau rewel?!" bentak Bram dengan kekuasaannya. Debora kian menundukkan kepala. "Tidak Mas, tapi... " "Udah jangan banyak omong aja. Aku sudah kasih uang segitu banyaknya masih saja cerewet. Bisa ngertiin aku gak?" Andini yang melihat Debora dimarahi habis-habisan oleh suaminya pun kian menahan tawa. "Rasakan, karma memang nyata," batinnya. "Ayo Sayang, aku capek banget perjalanan jauh, aku mau istirahat di kamar sama kamu," ujar Bram seraya merengkuh Andini. "Ayo Mas Bram, aku juga tidak betah dengan hawa disini yang super panas, apalagi melihat wanita yang melotot bak nenek lampir," ucap Andini ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD