Bram pun kelabakan dengan ancaman yang dibuat oleh Andini. Memang ancaman tersebut bukan hanya omong kosong belaka, melainkan berdasarkan data dan fakta. "Sayang, Andini! Jangan, iya iya. Apa yang kamu minta hmmm? Aku mohon jangan laporkan polisi. Kita bisa jaga rahasia ini dengan baik," pinta Andini. Andini pun tersenyum smirk. "Tega banget ya kamu, Mas. Kamu celakai kakak angkat kamu sendiri. Kenapa hmmm?" tanya Andini. Andini sekarang lebih superior dibandingkan dengan Bram karena memegang seluruh kartu AS milik Bram. "Aku mohon, Sayang. Jangan lagi bahas ini ya. Kita tutup masalah ini." Andini pun terkekeh pelan. Mendengar permintaan Bram yang konyol itu membuatnya geli sendiri. "Gimana Mas? Tutup masalah? Enak aja. Aku dapat apa nantinya?" tanya Andini. "Apapun Sayang."

