Bab 18

585 Words
Qenia yang sangat lelah langsung terjatuh di atas tubuh Alfa sambil memeluk tubuhnya, keduanya sudah di basahi keringat yang tidak biasanya, untuk pertama kalinya aku merasakan nikmat yang tidak pernah aku tahu sebelumnya, apa ibu sudah melihat kalau aku bisa menjadi orang seperti yang Ibu inginkan saat ini. “Nak, ibu kembali, peluklah istrimu. Nak, dia sudah bekerja keras untuk kau jadi jangan membuat dia kecewa terhadapmu.” Alfa menganggukkan kepalanya dan Raja memeluk tubuh Qenia yang masih terbaring lemas di atasnya, beberapa menit Qenia membuka matanya dan dia melihat Raja yang masih berada di sampingnya sambil mengelus pipi lalu berkata “Aku tidak tahu perasaan apa yang tumbuh saat ini, tetapi, ini harus aku jalankan sekarang.” Aku merasa ada tangan yang memegang kedua pipiku, dan aku mulai membuka mata dan melihat wanita di depanku ini adalah istriku saat ini, aku akan menjaganya. Ibu aku mengingatkan apa yang telah di berikan kepadaku saat ini, sampai sekarang aku masih berusaha untuk menjadi terbiak untuk wanita ini. “Qenia?” “Iya Raja.” “Sekarang kau Ratuku, tetaplah berada di sisiku saat ini.” Ucap Alfa dengan wajah datarnya. Wajah Qenia memerah seperti tomat, dia merasa tersanjung setelah Alfa mengatakan hal tersebut. Lalu dia hanya menganggukkan kepala dan kembali memeluk erat tubuh kekar milik Alfa. Di ruangan santai Alfa duduk sambil menikmati secangkir teh hangat, dia tersenyum-senyum sambil membayangkan aksi gila Qenia yang sudah sagat memuaskan malam tadi, Gila memang perasaan ini terus bergejolak dengan hebat. Qenia sangat liar melakukannya. Tidak ada satupun Qenia untuk mengeluh dan banyak berbicara saat ini, “Raja.” Panggil Qenia yang sedang duduk di sampingnya. “Iya ada apa?” “Aku melihat kau dari tadi hanya tersenyum sendiri, aku kemari ingin menemanimu duduk dan membawakan makanan ringan untukmu.” Ucap Qenia yang meletakkan makanan tersebut di meja agar Alfa langsung menikmatinya. “Ooo iya, terimakasih. Apa yang mau kau lakukan hari ini?” “Aku belum tahu akan melakukan apa-apa saat ini, mungkin aku akan mempersiapkan semua kebutuhanmu dan akan melayanimu saat kau inginkan Raja.” Ucap Qenia wajahnya yang memerah setelah mengatakan itu. Senyuman miring Alfa yang tidak kuasa menahan apa yang dai rasakan saat ini. Oke baiklah, lakukan apa yang kau inginkan di sini, karena ini juga milikmu.” “Iya baiklah.” Ucap Qenia kepada suaminya dan langsung meninggalkan Alfa yang masih saja duduk bersantai. Tidak lama Brian menghampirinya dan berkata kepada Alfa, “Raja, apa kau merasa nyaman kepada Qenia?” “Kenapa kau berbicara begitu?” “Tidak Raja, aku hanya bertanya.” “Oo... kau ligat saja sendiri bagaimana dia terhadapku, untuk sementara aku masih nyaman dengan dirinya saat ini.” “Syukurlah.” “Brian! Aku ingin menanyakan soal Aray, apa dia masih saja melakukannya?” “Seperti biasa saja, dia terus melakukannya dan membuat dirinya sangat tidak berarti.” “Biarkan saja, mungkin dia belum merasakan pahitnya hidup yang sebenarnya.” Dengan gaya yang tidak biasa Aray menemui Raja dan dia berkata “Aku tidak tahu lagi bagaimana ini.” “Kenapa” “Pokoknya aku sangat bosan.” “Iya pasti ada penyebabnya, kau akan terus begitu melakukan hal sesuka maunya saja, Aray tidak bisa seenaknya saja memperlakukan semuanya.” “Aku tidak mengerti, ini nasihat atau apa. Argh... sudahlah malas aku berbicara kepadamu, tidak pernah sekali memberikan solusi.” Aray langsung berdiri meninggalkan Raja. Memang dia tidak pernah berubah saat ini aku masih membiarkannya saja bagaimana nantinya akan berubah. Aray... Aray ... anak yang tidak pernah merasa puas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD