Download

1254 Words
TOK! TOK! TOK! Terdengar tiga ketukan di jendela yang membuyarkan segala khayalan Vega. Vega bangkit dan memandang ke jendela. Al berdiri di beranda kamarnya sambil nyengir seperti hantu dan membuat Vega hampir menjerit. Untung Vega segara menguasai diri dan sadar kalau yang berada di berandanya itu adalah Al. Beranda kamar Al memang bersebelahan dengan beranda rumah Vega, karena itu mudah saja bagi Al untuk melompat masuk ke beranda kamar Vega dan bertengger di sana seperti sekarang. Vega menghampiri jendela kamarnya dan membukanya. Al pun melompat masuk ke dalam kamarnya. "Ngapain, malem-malam begini nongkrong di sana! Bikin ngeri aja! Katanya mau kerja?!" Vega memaki-maki sahabat baiknya itu dengan kesal. Al tetap bersikap santai seperti biasanya tanpa memedulikan omelan Vega. "Pinjem micro sd mu yang 16 GB itu donk, pumpung shift malem nggak banyak orang aku mau download film sepuasnya," ucap Al. "Wah, asyik! Aku nitip dong kalo gitu!" mendengar alasan Al, Vega langsung melupakan amarahnya. "Oke nitip apa?" "Dorama Bloody Monday sampai tamat, terus MV-nya Linkin Park yang New Devide sama Iridescent, terus..., lagunya Ikimonogakari yang baru yang judulnya Haru Uta, terus...," "Woi! Banyak amat! Download Bloody Monday aja seharian belum tentu selesai, kalau nitip tahu diri dong!" Al langsung memotong pembicaraan sebelum Vega menyebutkan seluruh video dan lagu yang ingin di downloadnya. Vega hanya cengar-cengir. "Mana micro SD-nya?" Al menodong Vega. Vega menghampiri ranselnya dan mengaduk-aduk isinya. Micro SD itu barang kecil dan cukup susah untuk mencarinya di tengah banyaknya barang-barang Vega yang lain yang ada di dalam ransel. Akhirnya Vega mengeluarkan seluruh barangnya dan menyerahkannya pada Al. "Nih pegang dulu," Al menurut dan mengambil alih benda-benda berharga Vega itu. Mulai dari komik, buku pelajaran, flashdisk, mp3 player, head set, charger dan dompet di serahkan Vega padanya. Di antara semua barang Vega itu, ada satu benda yang membuat Al rada tertegun yaitu benda aneh berbentuk segi empat yang masih dibungkus dengan bungkusan putih transparan yang rasanya lembut bila di sentuh. Benda apakah itu? "Ve, ini apaan?" tanya Al. "Hm ... sebentar." Vega tak memedulikan Al dan tetap sibuk mencari Micro SD-nya. Setelah akhirnya berhasil menemukan benda itu di dasar ransel, dia tersenyum senang dan menoleh pada Al. "Ini dia!" Vega menunjukan Micro SD-nya pada Al. Tapi rupanya Al sedang sibuk dengan hal lain yaitu benda aneh berbentuk segi empat yang lembut yang baru pertama kali dilihatnya itu. Vega melongo saat melihat benda apa yang sedang diamati oleh Al itu. Micro SD yang sedang dipegangnya pun jatuh ke lantai. Benda yang sedang dipegang oleh Al itu adalah pembalut cadangan Vega yang selalu diselipkannya di tas untuk keadaan mendesak. Vega menjerit dan merebut benda itu dari tangan Al dan menyembunyikannya dengan malu. "Ngapain sih kamu pegang-pegang begituanku?!" Melihat reaksi malunya Vega, Al pun bisa menebak benda apa itu. "Kamu yang nyuruh aku megang, kan?" Al tidak terima dirinya disalahkan. Tadi memang Vega kok yang menyuruhnya memegang benda itu, bukan karena keinginannya sendiri. Al mengambil Micro SD Vega yang terjatuh di lantai dan langsung melompat lagi ke beranda kamar Vega. "Kupinjam dulu ya, thanks!" Tanpa Vega sempat berkomentar apa-apa, cowok itu sudah ngacir duluan. Vega hanya bengong sendirian di kamarnya dengan rasa malu yang amat sangat. Hari ini adalah hari ulang tahun terburuk dalam sejarah hidupnya. *** Al duduk di meja operator sambil mengutak atik komputer di hadapannya, mencari link download film yang bagus untuk mendownload Bloody Monday titipan Vega. Diam-diam Al tertawa sendiri saat mengingat kejadian sedikit v****r yang terjadi di kamar Vega tadi. Vega pasti malu sekali sekarang. "Ternyata Vega itu memang cewek ya." Al bergumam sendiri sambil tertawa. Karena mereka selalu bersama dari kecil, Al hampir tak menyadari adanya perbedaan antara dirinya dengan Vega. Apalagi bogemnya Vega itu lebih kuat dari pada bogem tiga orang cowok yang digabungkan. Baru hari inilah Al menyadari hal itu, karena hari ini Vega mengubah penampilannya dengan memakai kontak lens dan menggerai rambutnya sehingga dia terlihat cantik. Ditambah lagi dengan kejadian v****r barusan, Al pun sadar sepenuhnya Vega berbeda dengan dirinya dan Den, Vega itu perempuan. Ponsel Al bergetar, Al merogoh sakunya dan melihat ke layar ponsel android murahan yang sudah blur dan ketinggalan jaman miliknya. Al tak pernah berniat membeli ponsel baru meskipun sekarang sudah banyak ponsel dengan berbagai tipe yang cukup murah. Ponsel ketinggalan jaman itu sangat berharga baginya karena ponsel itu adalah hadiah ulang tahunnya yang kelima belas dari Vega dan Den. Rupanya yang mengirim w******p adalah Cygnus Deneb alias Den. Coy, lg krja kn? Nitip download-in video aborsi donk Buat seminar OSIS Ini link downloadx //h***:://www.docterkita.com/video/abortus provocatus climinalis// Al pun mengirimkan pesan balasan pada Den. Woke bos, g nitip bokep sklian? Tak lama kemudian, SMS balasan dari Den masuk lagi ke dalam ponselnya. Blh lah... xixixi ;-P Al tertawa membaca SMS Den itu. Hm ... yang namanya cowok itu di mana pun memang sama saja. Sepintar dan serajin apa pun, cowok elit seperti Den sekalipun tak akan tahan dengan godaan film bokep. Itulah satu lagi perbedaan besar yang mencolok antara dirinya dan Den dengan Vega. Tawa Al terhenti saat teringat pada kejadian di sekolah siang tadi. Den tampak kesakitan sambil memegangi kakinya, namun berpura-pura baik-baik saja di hadapan Al. Diam-diam Al menutup mata dengan telapak tangan kirinya dan menangis. Al merasa dirinya bodoh sekali. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu? Al tak akan pernah memaafkan dirinya seumur hidup jika sampai hal yang buruk terjadi lagi pada Den karena dirinya! *** Den duduk di dalam kamarnya, mengutak-atik soal fisika di atas meja belajarnya sambil mencomot keripik singkong yang jadi teman belajarnya. Ponsel Den bergetar, ternyata ada pesan w******p masuk dari Ibunya yang menanyakan menu makan malamnya hari ini. Den pun membalasnya dengan mengetikan pesan yang menceritakan bahwa dia mendapat makan malam mewah di rumah Vega dalam rangka merayakan hari ulang tahun Vega. Setelah itu Den dan ibunya pun terus berbalas pesan yang isinya bercandaan. Meski kedua orang tua Den jarang pulang Den sama sekali tak merasa terabaikan, karena setiap hari minimal sekali mereka menelpon atau mengirim w******p. Den bisa mengerti bahwa Ayahnya sedang sibuk dengan penelitian untuk gelar ppesialis. Ibunya pun tahun depan juga ingin mengambil spesialis obgyn. Sebagai anak yang sudah cukup dewasa, Den merasa wajib memberikan dukungan pada perkembangan karir kedua orang tuanya itu. Tiba-tiba Den merasakan nyeri di kakinya, tepatnya di bagian tulang kering kaki kanannya yang sempat dipasang pen karena patah tiga tahun lalu. Dokter Hendro spesialis ortopedi yang menanganinya waktu itu memberitahu bahwa patang tulangnya meski patah tulang terbuka masih grade satu, jadi seharusnya aman-aman saja, tapi entah kenapa akhir-akhir ini sering terasa sakit. Mungkin hanya psikologi saja. Den membatin untuk menenangkan dirinya sendiri. Den membalas SMS dari Ibunya lagi dengan perasaan sedikit tidak enak. Den telah membohongi kedua orang tuanya. Tiga tahun lalu Den mengaku terpeleset dari atap sekolah dan jatuh, orang tuanya sama sekali tidak tahu bahwa dia jatuh karena mencegah Al yang hampir bunuh diri. Den pun meminta Vega dan kedua orang tua Vega untuk merahasiakan hal ini dari orang tuanya. Entah bagaimana reaksi orang tuanya apabila tahu bagaimana kejadian sebenarnya. Mungkin mereka akan membawanya pindah ke Bandung untuk memisahkannya dengan Al. Untungnya Pakdhe Fendik, Ayah Vega sangat mengerti dan bersedia merahasiakan penyebab utama tragedi tiga tahun lalu itu. Ayah Vega itu tahu bahwa hidup terpisah hanya akan membuat kondisi psikologis Al jadi semakin buruk karena rasa bersalah yang besar. Den menghela napas dan memandangi fotonya bersama kedua sahabatnya Al dan Vega yang dipajang di pigura di atas meja belajar. Seandainya waktu dapat diputar sekalipun, Den sama sekali tidak menyesali perbuatannya waktu itu. Den tidak bisa membayangkan apa jadinya jika yang mengalami peristiwa itu adalah Al... ***   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD