Irvan hadir bersama sejuta kesenangan yang bisa ia tawarkan. Menyedot seluruh perhatian Jingga baru saja menyelesaikan gaun setelah yang berkutat selama dua jam untuk membuatnya layak. Pria itu mendekat dan Jingga memberikan senyum ramah. Hanya sekilas karena ia segera memalingkan matanya. Tak bisa terus terlena pada keelokan postur tubuh yang harus ia lepaskan dua tahun lagi. Karena ia sadar pria di depannya bukanlah miliknya seutuhnya. "Selamat datang," ucap Jingga. Dia mendekat ke arah Irvan dan membantunya melepaskan jas untuk ditaruh di tempatnya. Butuh usaha keras agar ia matanya tak bersibobrok dengan mata Irvan. Dia takut akan melumer jika menatap mata tajamnya yang menghanyutkan. Tangan Jingga segera ditangkap oleh Irvan, menariknya hingga tubuhnya masuk ke dalam pelukannya.

