Rencana Licik Hermanto

1063 Words

"Apa yang sebenarnya Bapak inginkan?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur dari bibir Lovi. Ia harus menyelesaikan segalanya, tak ingin berlama-lama bicara dengan Hermanto. Hermanto tertawa. "Ternyata Kamu makin pandai saja ya, Vi. Tahu kalau aku menginginkan sesuatu tanpa aku harus mengatakannya." "Katakan saja, Pak. Tidak perlu bertele-tele!" Lovi hampir kehilangan kesabaran untuk menghadapi ayah tirinya. "Eum, aku mau Kamu menandatangani surat penjualan rumah ini," ucap Hermanto tanpa rasa malu. "Maksud Bapak?" Lovi sudah paham maksud perkataan ayah tirinya. Namun, ia ingin mendengarnya lebih jelas, agar ia yakin kalau ia tak salah paham. "Ck! Aku mau Kamu menyetujui penjualan rumah ini. Secara Kamu kan ahli waris dari Ibumu," ucap Hermanto. "Lovi tidak mau. Sampai kapan pun, Lovi tid

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD