Ikuti Saja Alur

1038 Words

"Hiks hiks!" Suara tangisan seorang gadis terdengar di tengah malam gulita. Terdengar begitu menyedihkan dan pilu. Tak cukup kuat, tapi bisa terdengar oleh telinga orang yang ada di dekatnya. Ia duduk memeluk lututnya di lantai teras seorang diri. Air matanya terus saja bercucuran tanpa bisa ia bendung lagi. Terus mengalir, bersama kesedihan yang tengah ia rasakan. Ia menangisi sosok pria yang akhir-akhir ini mengajarkan derita, tetapi juga bahagia dalam waktu bersamaan. Seminggu telah berlalu, tanpa berita maupun kabar dari pria itu. "Harusnya aku tidak perlu cemburu. Harusnya aku tidak marah-marah. Hiks! Lihatlah Lovi karena keegoisanmu kini Tuan telah pergi," gumamnya merutuki diri. Lovi menyalahkan dirinya, mengira dirinyalah yang menyebabkan kepergian Arya. Sebelumnya, Arya tidak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD