BAB 1 Gue nginap dimana ini?
Mengeliat dengan malas dia membuka matanya, menyadari ruangan ini sangat asing, membuat Yulia tersentak dan bergerak bangun.
“Aduh! Kepalanya sakit dan pusing” dia terduduk dan bersandar mengumpulkan kembali kesadarannya.
Terlihat seorang pria tertidur nyenyak disebelahnya, berbaring menghadap ke sisi seberang dengan bertelanjang d**a dan hanya memakai celana boxer, baju mereka bertebaran di ranjang dan di lantai.
Yulia langsung mengintip kedalam selimutnya “Huhh…celana dalam ku masih ada, BH mana BH?.”
Kesadarannya mulai terkumpul, Owin! Owin yang semalam bersamanya.
Flashback :
Semalam Yulia dan genknya lagi clubbing tiba tiba temen temannya pada ditarik pulang alhasil sisa dia dan Owin di sana, teringat kata-katanya sendiri “Ngak mabuk ngak pulang”.
Alhasil dia memaksa Owin menemaninya minum, karena hari yang sudah semakin larut bahkan pagi Owin yang masih setengah sadar segera membawa Yulia pulang, tetapi Yulia tetap ngotot tidak mau pulang, akhirnya terpaksa Owin membawa ke apartementnya.
Disana Yulia masih berulang, kembali mengambil koleksi minum Owin dan mulai menarik Owin untuk minum.
Owin akhirnya benar benar mabuk, mereka berdua dengan keadaan tidak sadar mulai berpelukan dan berciuman. Yulia dan Owin butuh penyaluran dan pelampiasan dengan semangat dua manusia itu saling memangut, Yulia mengelayut di leher Owin. Owin dengan tidak sabar mengendong dan menendang pintu kamar. Dia menjatuhkan tubuh mereka sambil terus mencumbui bibir Yulia yang memang sudah sejak lama ingin dia rasain. Keadaan mabuk mengaburkan semua pikiran sehat Owin, suasana semakin panas, Owin mulai menelusuri selangka yang sangat mengoda itu meninggalkan jejak kissmark dibeberapa tempat.
Suasana semakin panas entah siapa yang memulai satu persatu pakaian jatuh berguguran, erangan dan desahan saling bersahutan seakan memanggil mereka untuk bertidak lebih jauh.
“Glori… aku rindu…” terdengar desahan kerinduan dari bibir Owin
Yulia langsung seperti disiram air es yang sangat dingin, semua indra dia langsung sadar, emosi nya langsung tersulut
Dengan kesal dijedutkan kepalanya ke dahi Owin, “Dugg! Sambil mendorong Owin hingga terpelanting ke kasur kemudian Owin tidak sadarkan diri.
Sekarang :
“Huhffh” Yulia mengembuskan nafas setelah mengingat kembali kejadian semalam, dengan kesel dia menendang selimut ke samping, berjalan turun sambil memungut kembali pakaiannya yang berserakan.
Aku butuh air, berjalan ke luar dari kamar menuju dapur, diambil air dan diminum untuk benar benar menyatukan kembali jiwanya yang masih melayang layang.
“Sialan, baru kali gue dianggap sebagai pengganti”, harga diri Yulia terluka.” Kalo ngak gue balas si cowok pecicilan ini, ngak puas gue” ujar Yulia dalam hati.
Owin dibangunkan oleh aroma kopi dan butter, dia bergerak malas membalikan badannya, tiba tiba Owin langsung duduk tegak, menyadari semalaman dia tidak sendiri. YULIA, shits! Seru Owin spontan
Reflek dia bergerak bangun, tiba tiba terduduk kembali, kepalanya sakit dan berat, gue mabuk, trus dahi gue kenapa ini ya.
Owin mencoba mengingat, tetapi kepalanya blank, dia hanya ingat semalam dia membawa pulang Yulia dan mereka melanjutkan minum, trus samar samar ciuman dan pelukan.
Owin melihat pakaiannya yang berserakan di lantai, “Arghh” apa yang gue lakukan.
Dia mendengar suara di depan, dengan cepat dipaksa dirinya berjalan keluar , tidak peduli kepalanya yang sakit, dengan terseok seok dia keluar dan melihat :
Sosok Yulia yang sudah mandi,dengan rambut basah yang terurai, sedang duduk di meja makan menyeruput kopi dan melahap roti. Yulia hanya memakai kaos oblong dan celana boxernya, kaki hingga pahanya tidak tertutup penampilannya sangat sederhana dan polos, tetapi entah kenapa Owin jadi sangat b*******h, adeknya sudah bangun dengan tegak membuat celana boxernya menjadi sesak. Ingin rasanya tangan nya menggulung rambut Yulia yang tergerai setengah basah itu.
Owin langsung memukul kepalanya, “Sadar! apa apain sich kenapa jadi kayak hewan tidak bermoral”. Maki Owin dalam hati
Yulia yang melihat Owin keluar dengan oleng dan memukul kepalanya, berpikir Owin pasti lagi merasakan efek mabuknya.
“Sini minum kopi dan makan dulu, biar efek mabuk lu bisa sedikit berkurang “ panggil Yulia
Dalam diam Owin meneguk dengan cepat kopi dan menguyah roti dengan keras, mengusir semua pikiran mabuknya.
“Elu ingat kita semalam ngapain?” tanya Yulia to the point
Owin langsung tersendak rotinya, “Enghh kita kemarin mabuk trus gue ngak ingat” keluh Owin jujur
Yulia berjalan menghampiri Owin, dengan sengaja dia membungkukkan wajahnya nafas nya meniup wajah Owin dengan lembut
“Terima kasih untuk semalam. Gue pinjam dulu baju ama celana lu ya, gue mau pulang ” ujar Yulia sambil mengecup sekilas pipi Owin, dia mengedipkan matanya dengan nakal
Owin mematung, aroma sabun dan shampoo kembali membuat adik kecilnya bergeliat, tidak berani bergerak takut ketahuan, Owin hanya bisa terbelalak ketika Yulia mencium pipinya
Yulia berjalan mengambil tas dan kunci mobilnya “Ohh iya kalo sudah ingat jangan lupa tanggung jawab ya.” Yulia berjalan keluar.
Tanggung jawab…tanggung jawab kata kata itu terus berputar di kepala Owin.
“ARGHHH apa yang gue lakukan semalam? Gue ngak lihat ada kondom di kamar lagi, jangan bilang anak orang gue hamilin,apa yang mesti gue lakukan.” Owin seharian resah
Yulia tertawa ngakak dimobil, teringat dengan expresi bodoh Owin.
“Rasain lu, siapa suruh berani jadiin gue pengganti, ingat ingat sono sampe botak!”
Dua minggu ini Yulia di buat kesal oleh emaknya, emaknya lagi kumat mengobral dirinya ke semua group di hpnya. Dari group family, group RT, Group arisan, group pasar sampai group dokter juga.
Pokoknya foto Yulia dan no Handphonenya di sebar emaknya kemana mana, judulnya mencari jodoh buat putri nya.
Alhasil Yulia setiap hari harus memblokir nomor orang yang tidak dikenal, trus banyak pesan chat yang masuk mengajak kenalan, yang lebih cilaka lagi bahkan ada yang nyamperin Yulia ke tokonya tadi.
Dengan kesal Yulia pulang kerumah “bik, mami mana?” tanya Yulia sewot
“Ohh Mami lagi pergi ke klinik di seberang non”
“Loh mami kenapa? Sudah lama?” Yulia panik, Yulia langsung mencomot tasnya kembali mau menyusul emaknya
“Kata mami giginya sakit, jadi dia kesana periksa” cetus bik Wati
Yulia dengan terburu buru berjalan menyeberang ke depan menyamperin klinik yang dimaksud,
Celingak celinguk dia tidak melihat emaknya, dengan buru buru dia bertanya ke bagian adm didepan
“Mbak ada pasien yang bernama Ibu Irma?, saya anaknya”
“Ohh baru saja masuk bu.”
Yulia langsung berbalik dan menerobos ruang periksa dengan panik, Lupa mengetuk pintu
Di lihat maminya sedang berbaring mangap sedang di periksa dokter yang dudukny untuk membelakangi pintu
Sadar dengan kesalahannya “Ehh maaf dok! Maaf sus, saya cari mami saya” ujar Yulia langsung beringsut berdiri di pojok
Tidak lama kemudian mami sudah selesai di periksa, si dokter dengan sangar berjalan kembali ke kursi kerjanya sambil membuka maskernya
“Ternyata cukup lumayan, walaupun agak kurus, tapi sombong amat, lihat tuch tatapannya dari atas ke bawah” wekzz kepedean amat” dumel Yulia dalam hati
“mami kok sakit ngak ngomong ngomong, khan bisa yulia anterin” ngoceh Yulia sambil memapah emaknya
“Tante Irma, ini anaknya yang lagi cari jodoh ya!”
Deg Yulia langsung melotot melihat dokter didepannya, jiah dia kira gue bakalan suka sama dia kali, cihhh mending Owin kemana mana kali. Ehh kok gue tiba tiba kepikiran Owin, haedehh.”
Sebelum mami menjawab Yulia dengan jutek langsung menjawab
“Sorry ya dok, omongan dan postingan mami diabaikan saja, gila aja gue cari jodoh” dengus yulia melotot kesal
Mami langsung mencubit Yulia dengan gemas “maaf dok, gigi saya gimana?” tanya mami segera mengahlikan perhatian Yulia
“Tante giginya ada bolong sedikit, tadi sudah saya bersihin dan dikasi obat, minggu depan kita cek lagi, kalo sudah ok akan ditambal ya”