Yulia kembali lembur di kantornya sudah 3 hari berturut turut dia pulang diatas jam 9 malam, mudah mudahan hari ini terakhir jadi besok weekend dia bisa relax dan santai.
Tret…tret… bunyi pesan masuk di hp nya
Pesan dari Owin, memang sejak pertolongan Owin terakhir mereka sering saling bertegur sapa melalui pesan, walau kadang cuman sekedar mengirim cerita lucu atau berita viral
Owin “Yul, gue butuh bantuan lu. Bisa ketemu ngak?
Yulia “Gue lagi lembur di kantor, kalo urgent lu datang aja kesini”
Owin “Dari sono kita ke bar ya, gue tungguin lu kelar ngak ok”
Yulia “yah udah kesini aja dulu, gue lagi sendirian, lumayan kalo ada body gado gado”
Sambil mengirim sharelock lokasi
Kembali Yulia melanjutkan kerjaanya memilah dan menginput kode barang yang berserakan di mejanya.
Tiba tiba terdengar pintu di ketuk, tanpa curiga Yulia langsung membuka pintu tersebut dan dengan terkejut Yulia melihat Rio berdiri di depan dengan membawa tentengan
Sudah telat bagi Yulia untuk menutup pintu itu, Rio langsung meletakkan kaki menghalangi pintu
“Rio? Ada apa? Kenapa kesini?” Tanya Yulia terkejut
“Hello Yulia! Aku cuman kebetulan lewat didaerah ini dan ingat kantor kamu disini, trus aku lihat lampu masih menyala” ujar Rio menerangkan sambil tersenyum.
Yulia masih berdiri menghalangi pintu, berpikir gimana caranya ngusir cecunguk satu ini
“Boleh aku masuk?”
“Aku lagi kerja, bentar lagi juga sudah mau pulang” jawab Yulia menyelidiki Rio, dia terlihat biasa saja tidak ada yang mencurigkan
“Aku tungguin boleh? Nanti aku antar gimana?”
“Aku bawa mobil sendiri” cetus Yulia cepat
“Kalo gitu aku tungguin sambil kita ngobrol aja dech” jawab Rio sambil sengaja berjalan mendekati Yulia, Yulia terpaksa mengeser posisi berdirinya sebelum wajah dan tubuh mereka bersentuhan.
“Sial, ngapain lagi ini anak” umpat Yulia dalam hati, dengan cepat dia berbalik menyusul Rio yang sudah berdiri di bemeja kerja Yulia dan tangannya sedang memegang salah satu sample dimeja
Yulia berjalan cepat ke meja dan berdiri dihadapan Rio, “kamu tunggu saja di sofa itu ya” ujar Yulia sambil mengarahkan Rio untuk duduk di sofa agak jauh dari meja kerjanya
“Kamu sering lembur sendiri Yul?” tanya Rio sambil duduk di sofa
“Emmhh ngak juga ini kebetulan ada staff ku yang lagi cuti lahiran”
“Oh iya bole minta minum Yul? Maaf repotin ya” ujar Rio sambil berjalan kembali mendekatin Yulia
“Ohh! Bentar! Yulia melihat di meja tamu tidak tersedia air mineral cup, sial lupa direload sama Ob ini. Yulia terpaksa berjalan ke belakang dapur dan membuka dus mineral cup yang baru dan mengambilnya.
Yulia langsung berjalan dan meletakan ke Meja diruang tamu, Rio sudah duduk disana “Terima kasih” langsung mencomotnya dan meminumnya dengan cepat
“Yul kamu tau,sebelumnya aku tidak pernah tertarik dengan wanita sedemikian rupanya hingga aku bertemu dengan dirimu.”
“Aku masih ingat dirimu yang menerobos masuk ke ruanganku dan berdiri di ujung sana. Kamu tau Yulia kamu terlihat begitu cantik dengan rambut yang tergerai dan tentu saja tubuh kamu sangat sexy” Lanjut Rio sambil memandang Yulia dengan lekat.
Mendengar perkataan Rio, bulu kuduk Yulia meremang, tubuhnya langsung tegang mewaspadai. Dia menyadari ada maksud terselubung dari Rio.
“Kamu tau Yul setiap malam aku selalu menghayal dan bermimpi menjadikan dirimu sebagai milikku,mencium dan mengecup bibirmu, menelusuri setiap jengkal tubuhmu” ujar Rio semakin mengila.
“Tetapi kamu selalu menolak diriku, bahkan pesan ku pun tidak pernah kamu balas lagi, aku sedih sekali Yulia”
Yulia hanya terdiam dan merasakan firasat buruk, sial ini cowok ternyata gila dan psycho. Yulia melirik ke depan,pintu tadi tidak aku kunci, tetap area kantor dia sudah sangat sepi, karena ini adalah komplek pergudangan.
Yulia mengedarkan pandangannya kembali ke Rio yang sedang duduk menerawang kosong dan berbicara.
“kamu tau aku sudah seminggu ini mengikuti mu. Kamu selalu pulang jam 9 malam keatas sendirian, makanya kali ini aku sengaja datang temenin.
“RIO KAMU SUDAH GILA!” teriak Yulia mulai panik, buru buru Yulia menyambar kunci mobil dan tas nya berjalan menuju pintu, tetapi baru 3 langkah tiba tiba Yulia merasa kepalanya muter dan kakinya lemas.
Yulia langsung terjatuh, segera dia menahan tubuhnya dengan memegang ujung meja.
“b******k! Maki Yulia sambil memukul dan mengoyang goyangkan kepalanya mencari kesadarannya yang mulai hilang
“Yulia sayang jangan di lawan mari kita nikmati saja, aku akan membawa dirimu mencapai kepuasan” bisik Rio yang telah setengah jongkok di depan Yulia, tangannya memapah Yulia dan menariknya ke sofa dan melempar tubuh yulia
Rio membelai wajah yulia. Tangannya menarik ikatan rambutnya, menyusuri rambut itu dan mengendus aroma rambut yulia dengan kurang ajar.
Yulia merasakan tubuhnya panas dan lemas, dia berusaha mengumpulkan kesadarannya. “Sial kalo dalam keadaan sadar pasti uda gue banting cowok kurang ajar ini, Yulia mikir mikr! Jangan sampai kehilangan kesadaran” dengus hati Yulia
“Rio apa yang kam lakukan?” tanya Yulia sambil berusaha tetap bicara, tangannya mengepal dengan erat berusaha memberikan rasa sakit pada tubuhnya sendiri.
“Oh aku hanya memberikan sedikit obat racikan ku ke dalam minuman itu” Ujar Rio berbisik dengan bibirnya yang menelusuri garis leher Yulia.
Nafas panas Rio dan jejak bibir nya meninggalkan bekas menjijikan bagi Yulia, Yulia mengertakan giginya ketika Rio mulai mencium tulang selangkanya
Yulia berusaha mengerak gerakan badannya, memanggil kembali kesadarannya “aku harus menyadarkan diriku ini, sedikit pukulan sepertinya bisa sedikit membantu”
“Dasar cowok banci! Kau hanya bisa pakai cara kotor” ujar Yulia memancing emosi Rio
Rio mengendus dengan kasar, dia mencium bibir Yulia memaksa lidahnya masuk, Yulia sudah memperkirakan hal itu, mengumpukan sisa tenanganya dia menggit kuat lidah cowok sialan itu.
“Aughh” Rio langsung terlompat kesakitan, dengan emosi dia langsung menampar Yulia
“Hahaha baru gitu saja sudah teriak kayak banci” dengus Yulia merasakan panas di pipinya, tetapi matanya sedikit terbuka, tidak berat banget seperti tadi.
“Dasar cewek l***e, ternyata lu maunya di kasari punya ya” Cetus Rio emosi dia memjambak rambut Yulia dengan keras dan menariknya mendekati Rio
Yulia meringis kesakitan, “Cihh” yulia meludahi wajah Rio
Rio langsung membanting Yulia ke sofa, Dia berdiri dan membuka celananya dengan beringas
Dengan cepat Rio menindih dan menciumin Yulia dengan tidak beraturan
Yulia meronta lemah, sambil berusaha mengerakan tungkai kakinya yang berada di sela s**********n Rio, tetapi dia tidak berdaya
Tiba Tiba sebuah terjangan membuat Rio terpelanting ke samping
“KURANG AJAR!” suara Owin mengelegar, dengan emosi dia menyerang Rio kembali tanpa memberi kesempatan bagi Rio untuk bisa membalas
Owin menekan tubuh Rio yang terjatuh. Tinju bertubi tubi datang menghajar wajah dan tubuh Rio, seperti kesurupan Owin benar benar memukul terus tanpa memberi ampun.
“b******n kau, berani kau menyetuh Yulia dengan mulut kotor mu itu! Desis Owin, sambil meninju mulut dan rahang Rio kembali.
Rio kalah total, tubuhnya yang ditahan oleh sebelah kaki Owin, membuatnya tidak berkutik dan bergerak, dia hanya bisa berbaring pasrah menjadi bulan bulanan Owin. Wajah Rio sudah berantakan, mukanya penuh darah tidak bisa dikenali lagi.
Yulia yang sadar melihat keadaan Rio, langsung berteriak ke Owin, dia takut Owin masuk penjara karena membunuh b******n tidak layak itu.
“Owin sudah hentikan” Owin… Ujar Yulia berusaha bangkit dari sofa, tetapi kakinya lemas, dia terjatuh dan terduduk di lantai.
Melihat Yulia yang terjatuh, Owin langsung menghampiri Yulia dan memapahnya lembut
Owin menyeka sudut bibir Yulia yang berdarah, Emosi nya kembali tersulut begitu dia mendudukan Yulia
Kembali Owin berdiri menjulang sangar menendang Rio beberapa kali, hingga Rio tidak mengeluarkan suara erangan lagi, dia tidak sadarkan diri
Owin langsung menelepon seseorang dan meminta dia datang untuk mengurusnya.