22

1525 Words

Jam makan siang. Karena nasib Aruna terlalu beruntung hingga menjadi musuh publik hanya dalam dua hari dirinya bekerja, maka dengan senang hati dia makan siang seorang diri di kantin kantor. Sebelumnya Aditya dengan baik hati menawarkan padanya untuk makan siang bersama di luar, namun dengan tegas Aruna menolak. Dia sudah cukup disebut sebagai w************n hanya karena menerima pembelaan dari Adit, maka Aruna tidak ingin lagi menambah daftar buruknya di mata para senior di kantor. Membawa piring yang berisi nasi putih, sambal goreng ati dan juga ayam goreng, Aruna berjalan ke arah salah satu meja yang kosong. Dia sebenarnya sadar jika sejak tadi banyak sekali yang diam-diam melirik padanya. Bukan lirikan kagum seperti yang dulu dia dapatkan dari beberapa orang teman kuliahnya, melai

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD