Kadek Satya memeluk wanita berambut ikal ini lalu mencium pucuk kepala Gayatri. “Gek, kita cari jalan keluar.”
“Kalian beneran serius pengen nikah?” tanya Arifin keheranan.
Pria yang sehari-hari bekerja menjadi anak buah Kadek Satya tersebut tak menyangka dengan keputusan bosnya. Setahu Arifin, Kadek Satya selama ini lebih asik bekerja daripada cari pacar. Padahal modal pria tampan tersebut bisa diandalkan. Jangankan pacar, cari istri pun, bisa semudah membalikkan telapak tangan.
“Padahal, aku ikutan senang, lho. Bisa pulang sama-sama berempat. Nikah pun bisa barengan,” timpal Sarti.
“Kalian sih, enak. Seagama dan tak ada masalah di keluarga. Kamu tau sendiri, Sar. Aku minggat ke sini karena mau dijodohkan. Bayangkan, gimana reaksi keluargaku? Kamu tau, watak Juragan Kasan, kan?” Gayat
