Tangan Galaksi bergerak dengan lembut mengusap pipi kanan Vania. Membuat wanita itu tersentak dan memundurkan sedikit tubuhnya ke belakang. “Apa masih sakit?” tanya Galaksi kepada istrinya. Netra elangnya memandang lekat pipi Vania yang tampak memar akibat tamparan ibu tirinya tadi.
“Sedikit,” cicit Vania. Ia tidak tahu harus bagaimana memasang ekspresi wajahnya di hadapan suaminya tersebut. Perubahan sikap Galaksi terlalu cepat dan membuatnya bertanya-tanya. Padahal ia sempat khawatir jika pria itu masih marah padanya, tetapi ternyata masih menyisakan kepedulian terhadapnya.
Jemari Galaksi bergerak menyentuh bibir istrinya. Netra elangnya memicing tajam tatkala teringat akan tindakan pelecehan yang dilakukan Tristan terhadap istrinya tersebut. “Beraninya dia menyentuh milikku,” gumamnya
