Bab 82 - Pengabaian

2515 Words

Ketegangan menghiasi wajah setiap orang di dalam ruang keluarga kediaman Bamantara. Wihesa memandang tajam raut wajah Langit dan tersenyum mencibirnya tatkala melihat luka pada wajah cucunya tersebut. “Pukulan yang bagus, Gal. Tapi, seharusnya kamu memukulnya lebih kuat lagi biar dia kapok,” ledeknya. Netra Safira mendelik besar. Ia tampak tidak suka dengan ucapan ayah mertuanya tersebut, tetapi tidak bisa membantah karena putra kesayangannya itu memang bersalah telah memilih untuk melakukan pelarian diri tadi pagi. Namun, hal yang dipermasalahkannya saat ini berbeda dengan hal yang dibicarakan ayah mertuanya tersebut. Ia ingin menunjukkan bahwa Galaksi telah menganiaya Langit secara sepihak, tetapi Wihesa malah tidak menanggapi pengaduannya tersebut. “Jadi kamu bilang kalau Langit dan V

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD