Menghindar

1670 Words
"Anyeong!!" Teriak Nara begitu ia sampai di dorm Girl Promise. Ia bisa masuk karena ia tahu kode pintu dorm ini dari kakaknya. Dan tentu saja tujuannya kemari adalah untuk menemui Hana, sudah 5 hari ia tak bertemu dengan orang yang sangat ia sayangi itu. "Ahh..kau lagi..." gumam Soomin. Berpura-pura tidak suka dengan kedatangan adik Hana ini. Tapi begitu Nara mengacung-acungkan sebuah kotak makan, raut wajah Soomin pun seketika berubah cerah. Makanan? Itu adalah kesukaannya. Haha. "Hana—" "Dia ada dikamar Haruka." Cetus Soomin sebelum Nara menanyakan keberadaan kakaknya, Hana. "OK!" Jawab Nara. Lantas ia berlari kekamar yang bersebelahan dengan ruang makan dorm ini. CKLEK Ia membuka pintu itu hati-hati, ia memutuskan masuk secara diam-diam untuk memberi kejutan pada kakaknya itu. "Eonni!!!!" Teriak Nara sekeras mungkin saat menemukan Hana yang tengah berbalut selimut. Heis...kakaknya ini memang suka sekali tidur. Dan Haruka yang tahu akan seperti ini pun sudah bersiap menutup telinganya saat menyadari kedatangan Nara. Anak ini... Hana mendengus kesal dalam tidurnya. "Eish! Kau!" Jeritnya kuat. Nara hanya terkekeh mendengar pekikan kakaknya ini. ia sangat rindu suara lumba-lumba kakaknya. "Irrona!" ia menarik-narik selimut yang terbalut sempurna ditubuh mungil kakaknya itu. "irrona, eonni-ya!" Kini ia sedikit kasar menarik selimut itu. Dan berhasil membuat Hana merah padam dibuatnya. "Wae?" tanya Hana ketus. "Isshh...kau ini galak sekali. kau tidak rindu padaku, eoh?" Keluh Nara. "Aku rindu. Tapi tidak saat aku tertidur, dongsaengi..." ujar Hana. Nara memajukan bibirnya kesal. "Aku membawakan makanan untukmu." Nara menyerahkan kotak makanan yang berisi makanan-makanan kesukaan kakaknya. "Ini, makanlah. Aku tahu, pasti eonnie-deul tidak memperhatikanmu, jadi kau terlihat sangat kurus." Ucap Nara, sedikit melirik pada Haruka yang tengah duduk di sofa dekat jendela dengan sebuah laptop di pangkuannya dan headseat di telinganya. "Hey! Aku bisa mendengarmu, Nara!" Pekik Haruka tak terima. "Kakakmu saja yang selalu menyisakkan makanan sebelum ia selesai makan." Ucap Haruka membenarkan. "Arraseo. Aku hanya bercanda eonni." Bela Nara disertai aegyo yang hampir membuat Hana dan Haruka mual melihatnya. "Lalu ada apa lagi?" tanya Hana, ia mulai menyuapkan makanan buatan Nara ke dalam mulutnya. Uhmmm...mashita... Nara juga menyomot satu makanan yang ia buat kedalam mulutnya. "Aku ingin mengajakmu pulang." Jawab Nara dengan susah payah karena makanan yang masih bersarang di mulutnya. "ke Australia?" "Memangnya dimana lagi rumah kita." Ucap Nara. "Tapi aku tidak bisa." "Wae?" "Ada pemotretan untukku disebuah majalah 2 hari lagi." Nara mendengus malas. Ia rebahkan dirinya di atas kasur. Lalu ia menoleh pada Hana yang tengah berkonsentrasi dengan makanannya, ia menatap penuh mohon pada kakaknya. "Ayolah, eonnie... kau tidak rindu pada eomma dan appa. 1 minggu semua artis Bighit mendapat jatah libur...ayolah..." Bujuk Nara, mengguncang-guncangkan tangan kakaknya, membuat Hana tak bisa melahap makanan yang hampir sampai ke mulutnya. "Ish! Aku ini sedang makan, Ra-ya! Jangan mengguncangkan tanganku!" seru Hana. "Arra." Ucap Nara pasrah. "Tapi—" Nara langsung mendudukan dirinya lagi menghadap Hana. Menatap dengan mata yang berbinar-binar. "Berapa hari kau ada pemotretan?" sambung Nara. "Umm..." Hana terlihat berpikir. "Kira-kira 3 hari." Lanjutnya. "Kalau begitu setelah pemotretan kau menyusulku bagaimana?" Usul Nara. "Tidak bisa, Nara.. aku melakukan pemotretan itu di pulau Jeju. Itu pasti akan sangat melelahkan jika langsung pergi ke Australia." Ujar Hana. Ia melahap lagi makanannya. "Ck!" Nara mendecak kesal. Tapi tidak sampai disitu saja akalnya untuk membujuk kakanya ini pulang bersama ke Australia. "Eonni, jika kau menyusul, aku akan membelikan tiketmu. Mentraktirmu makan di restaurant in & out, bagaimana?" Hana langsung menoleh pada adiknya. Tawaran yang bagus. Tapi tetap saja ia tidak bisa. Ahhh...ia benar-benar bingung. "Okay, mungkin aku bisa menyusulmu, dongsaengi." Ucap Hana akhirnya. Nara mengangguk semangat. "Siap!" Pekik Nara penuh semangat. "Andai aku bisa pulang bersama kalian juga." Keluh Haruka yang akhirnya memilih bergabung dengan Jung bersaudara ini. "kalau begitu kita pulang bersama saja, eonni." Ujar Nara. PLETAK Haruka memukul pelan jidat Nara dengan sebuah buku yang tengah ia pegang. "Kau kan tahu aku, Seola, dan Tamara sedang memandu acara music sampai minggu depan." "Kau ini galak sekali! Aku tak habis pikir jika Prince pasti sangat tersiksa mempunyai majikan sepertimu, eonni." Cibir Nara. Ia melirik pada anak anjing berwarna putih milik Haruka yang bernama Prince itu. "Hey! Kau pikir aku ini nenek sihir?!" Protes Haruka tak terima. Ia menyomot makanan yang sudah hampir sampai ke mulut Hana. Atau dalam kata lain merebutnya. "Yak!" Teriak Hana. "Itu untuk eonniku!" Pekik Nara. Tapi sudah terlambat, makanannya bahkan sudah dikunyah oleh Haruka. "Uhmm...mashita, Ra-ya...gomapta." Ucap Haruka dan akhirnya keluar dari kamar itu, sebelum ia dimaki-maki oleh anggota termuda Bighit family itu. =Taehyung's Love= "Taehyung-ah, cepatlah!" Seru Manager BTS itu kepada Taehyung yang masih membenarkan jasnya di toilet sebuah perusahaan majalah ternama di Korea. "Kajja." Ajak sang manager. Dan berjalan beriringan dengan artisnya itu. Di sepanjang perjalanan menuju lantai 5 gedung ini, tak hentinya para wanita berdecak kagum saat Taehyung melewati mereka. Taehyung hanya tersenyum untuk membalasnya, bersikap ramah pada siapapun. CKLEK Sang menager membukakan pintu untuk Taehyung yang berjalan duluan memasuki sebuah rungan rapat yang cukup nyaman. Disana sudah ada bebarapa orang yang duduk dan sedang bercengkrama. Taehyung dan managernya memberi salam dan mulai duduk di kursi-kursi yang tertata cukup banyak dan mengelilingi sebuah meja lonjong yang memanjang. "Maaf kami sedikit terlambat." Ucap Taehyung. "Nde, gwenchana." Ucap seseorang diantara pegawai perusahaan majalah busana ini. CKLEK Pintu ruangan itu terbuka lagi. Dan menampakan seorang pria yang Taehyung dan managernya kenal. "Thomas Hyung?" Cetus Taehyung. "Kenapa kau disini?" tanya Manager Taehyung pada pria yang bernama Thomas itu, yang tak lain adalah manager dari Girl Group satu agensi mereka Girl Promise. "Aku? Tentu saja menemani artisku, lalu kalian kenapa disini?" tanya Thomas balik. "Kami juga diundang untuk membahas project pemotretan majalah." Jawab Manager Taehyung. Taehyung mengiyakan dengan menggangguk mantap. "Kalau begitu sama." Thomas lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan manajer Taehyung. Memilih duduk di dekat pintu karena tengah menuggu seseorang lagi yang pastinya akan bingung jika Thomas malah duduk di tempat lain. "siapa member GIRL PROMISE yang kau temani?" Tanya manajer Taehyung. Sedangkan Taehyung sedang sibuk dengan ponselnya karena beberapa member BTS tengah berbalas chat dengannya. "Hana." Jawab Thomas. Dan membuat Taehyung terhenyak saat itu Juga mendengar nama itu disebutkan. "Jung Hana?" Tanya Taehyung memastikan. "Iya. Memangnya siapa lagi member GIRL PROMISE yang mempunyai nama itu? Kau ini seperti tidak mengenal nama itu saja.." Jawab Thomas dengan kesal. "Arraseo..aku hanya bertanya.." balas manajer Taehyung. Hana kemari? Sebuah senyuman akhirnya mengembang dibibir tipis Taehyung ketika mendengar sebuah nama yang sangat familiar di telinganya. CKLEK Suara pintu terbuka kembali terdengar. Tapi seolah begitu lambat untuk terbuka, membuat Taehyung penasaran dengan siapa yang datang. "Ah..Hana-ya..duduklah disini." Ucap Thomas pada Hana yang ternyata membuka pintu ruangan itu tadi. Ia menepuk-nepuk kursi yang terletak di sebelahnya, bermaksud menyuruh Hana duduk di sebelahnya. Hana mengangguk, lantas ia pun duduk di kursi itu. Membenahkan sedikit blazer birunya dan meletakkan tasnya di kursi sebelahnya lagi. Lalu ia melepas kacamata hitamnya. Dan... Bola mata Hana membulat sempurna ketika melihat ada seorang pria yang duduk berhadapan dengannya. Dan seorang itu kini tersenyum manis padanya. "Anyeong, Hana-ssi." Taehyung menyapa Hana dengan senyum yang sudah ia tampakkan sejak ia mengetahui ternyata Hana yang kembali membuka pintu ruangan itu. Hana terhenyak. Bola matanya bergerak kesana-kemari bingung, apa yang harus ia lakukan? Selama beberapa hari ini ia memang tengah menghindari pria ini. tapi malah sekarang ia bertemu, dan tengah berhadapan dengannya dalam 1 meja. Walau masih ada bebarapa orang juga diruangan itu. Namun seolah mereka berdua terpisah dan berada dalam dunia mereka sendiri. "A-anyeong, Taehyung oppa." Balas Hana setelah menemukan kembali kesadarannya. CKLEK Semua orang yang ada di ruangan itu mengalihkan pandangan mereka pada pintu yang kembali terbuka. "Anyeong. Maaf aku membuat kalian menunggu lama." Ucap seorang yang datang melalui pintu. "oh, Presdir Park! Sudah lama aku tidak bertemu denganmu!" Ujar Thomas yang langusng menghampiri Presdir Park dan membungkukan badan mereka secara bersamaan sebagai tanda saling menghormati. "Aku juga sudah lama tidak bertemu denganmu, Thomas." "Baiklah, sekarang kita mulai saja membahas project baru kita ini." Seru Presdir Park. Ia duduk pada ujung meja lonjong itu. Semua terlihat antusias menghadapi seruannya. Dan segera membaca sebuah file yang dibagikan oleh asisten presdir Park. "Silahkan kalian baca dulu. Jika ada pertanyaan silahkan tunjukan padaku." Ucap Presdir Park. Semuanya ternggelam membaca file yang terdiri dari 6 halaman kertas putih. Mereka membaca satu persatu kata yang tertera disana. Semacam kontrak kerja dan petunjuk pelaksaannya. "MWO?" Tiba-tiba saja Taehyung dan Hana berteriak secara bersamaan. Semua yang ada disana pun mengalihkan pandangan mereka pada 2 artis Halyu ini. "Ada apa, Hana?" Tanya Thomas setengah berbisik pada Hana yang masih memasang matanya bulat-bulat memandang kertas-kertas ditangannya. Hana menggeleng cepat. "Ti—tidak. Aku—" "Maaf jika mengagetkan kalian berdua." Ucap Presdir Park. Hana dan Taehyung menoleh pada Presdir Park dengan alis yang bertaut sempurna. "Aku memang memasangkan kalian untuk project pemotretan kali ini." sambung tuan Park. Hana dan Taehyung masih membulatkan matanya tak percaya. "Wae? Ada yang salah?" Tanya Presdir Park. "Presdir, kau tidak salah 'kan?" Tanya manager Taehyung. "Tidak. Bukankah saat aku menawarkan pemotretan ini juga sudah dijelaskan bahwa project ini akan memasangkan 2 artis?" Jawab Presdir park. "Arra. Tapi, kau yakin dengan project ini?" "Tentu saja aku yakin. Dan aku sendiri yang akan memotret Taehyung dan Hana di Jeju nanti." "MWO?" pekik Taehyung, Hana, manager Taehyung, dan juga Thomas serempak. Presiden direktur ini memang benar-benar gila. Batin mereka. Walau dengan berat hati. Akhirnya dengan bujukan managernya, Hana menerohkan tanda tangannya di atas kertas yang dibagikan tadi. Ia masih saja tak percaya dengan Project mustahil ini. Ahh..ia hampir gila memikirkan apa saja yang akan terjadi setelah ia menandatangani kontrak ini. ia tak mungkin menolak pekerjaan ini. mengingat ia juga sering menjadi model dimajalah ini beberapa kali. Dan sekarnag jika ia diminta lagi, tentu saja ia akan sangat berat untuk menolaknya. Apalagi Presdir direkturnya sendiri yang natntinya akan menjadi Phothographernya. . =Taehyung's Love= . gimana sama cerita ini? Purwokerto, 7 Juli 2019 Tertanda, Orang yang pingin makan ice cream sekarang juga T_T
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD