Salah Jurusan

1024 Words
Sebagai anak kelautan, mata kuliah widia selam adalah salah satu mata kuliah wajib. Dan sekarang Guri merasa salah jurusan. Pengetahuannya tentang renang nol besar, apalagi dengan selam. Ingin mengeluh, tapi tidak sanggup, mengingat yang membiayai hidupnya adalah para abang-abangnya. Mereka berdua sampai tidak menikah karena harus menyekolahkan Guri, kata mereka. Walau itu terdengar seperti alasan, tetap saja, Guri tidak tega mengeluhkan tentang salah jurusannya ini. Materi widia selam kali ini adalah terapung. Selama tiga jam, mereka di perbolehkan mempraktekan sendiri teori mengapung  di kolam renang kampusnya, dan itu benar-benar menguras tenaga Guri, padahal hanya untuk mengapung di air doang. Sungguh menakjubkan. Padahal, menurut kata satu-satunya teman yang di miliki Guri,  Asep alias Baseplrt Handoko, materi terapung yang sedang mereka praktekkan kali ini sebenarnya sangat simpel. Jika ingin bisa terapung dalam air, cukup mati saja, dan semuanya selesai. Kita di jamin akan tetap terapung. Tapi, walau bagaimanapun, Guri tetap merasa renang menjadi hal yang tak bisa ia lakukan.  Satu-satunya gaya renang yang ia bisa hanyalah gaya batu, dan kemungkinan saat ia matipun, gaya batu alias tenggelam yang terjadi, bukannya mengapung seperti kata Asep. Guri melangkah dengan lemas menuju rumahnya, rumah yang sudah dua tahun lamanya mereka tempati sejak kepindahan dari rumah sang nenek. Satria Briliant, abang pertama Guri memutuskan membawa si kembar ikut tinggal di kota dengan mereka berdua. Uang hasil warisan peninggalan orangtua mereka akhirnya di gunakan untuk membeli rumah baru untuk mereka tinggalin selama hidup di kota. Jam sudah menunjukan pukul dua siang, yang artinya Guri ketinggalan makan siang. Saat pagi tadi, ia hanya sempat menyantap roti gurih yang di masakan oleh abang Kendrow, dan sekarang, ia bisa merasakan perutnya perih. Guri berjalan masuk ke pekarangan rumah dengan lemas, matanya memerah karna keseringan tenggelam di kolam, dan perutnya perih karna ia telat makan. Selam s****n tadi benar-benar menghabiskan tenaga dan kesabaranku, Guri mengumpat dalam hati. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Guri lantas masuk tanpa permisi sambil menyeret tas olahraga milik Kendrow. Guri bisa melihat kedua mobil abang-abangnya terparkir indah di depan rumah, membuat Guri bisa menyimpulkan bahwa kedua abangnya sedang tidak bekerja. "BangKee!!!!" Teria Guri nyaring, memanggil abang kedua abangnya. Tidak mendengar sahutannya, kembali Guri berteriak memanggil abangnya yang lain. "BangSatttt!!!" Panggilnya lagi, tak kalah kencang. Guri berjalan menuju ruang keluarga, dan mendapati kedua abangnya menatap Guri dengan  garang. Gadis itu nyengir, tidak merasa bersalah sedikitpun dengan nama panggilan mereka. Salah sendiri kenapa punya nama seperti itu. "Bang, laper nih" rengek Guri, setelah berhasil masuk ke tengah-tengah posisi mereka. Dirumah, Guri adalah boss. Maka dari itu, Guri bisa seenaknya seperti ini. Mendengkus sebentar, Kendrow memiting lehernya. "Aku punya adek kok begini amat sih. Jadi-jadian" kesalnya. Guri menjerit histeris mendapati perlakuan seperti itu. Pasalnya, saat ini Kendrow hanya memakai k****g seragam basketnya membuat kepala Guri langsung berhadapan dengan ketiak pria itu. "Bau bang. Bulu ketek lo ih, jijik" teriak Guri heboh. Silahkan berada di posisi Guri, jika ingin merasakan pitingan live dengan bulu keteknya. "Biarin! Siapa suruh ngejengkelin"Kendrow masih juga belum melepaskan pitingannya. Satria hanya tertawa di tempatnya, sama sekali tidak merasa kasihan dengan adiknya sendiri yang saat ini sedang di siksa. Setelah mendengar Guri sesak nafas, barulah Kendrow melepaskan pitingannya. Guri sangat yakin bahwa wajahnya kini memerah lantaran pitingan Kendrow. Sungguh tidak berkepriadian. "Babik" kesal Guri. Mendengar u*****n Guri, Satria langsung menarik bibir Guri kedepan. Laki-laki itu sama sekali tidak merasa kasihan, melihat Guri kembali tersiksa. "Mulutnya ya dek, kayak enggak pernah diajarin" ucapnya kesal. Memang sih, dari semua orang dirumah ini, hanya Satria yang hidupnya paling datar, paling kaku dan gitu-gitu aja. Mungkin bisa jadi efek karna jabatannya, yang tidak boleh mencerminkan ketengilan khas seperti Guri dan kembarannya, Guro. "Iwaaa, hewasss" (iya, lepas) ucap Guri tak jelas. "Janji dulu, di jaga omongannya" ucapnya menatap Guri dengan tajam, dan dibalas dengan anggukan. Melihat anggukan Guri, Satria melepas tarikan pada mulut adiknya, dan membawa Guri kedalam pelukannya. Khas Satria, jika ia baru saja menghukum adik-adiknya. Dan pelukan ini seperti tanda penyesalan ia menghukum mereka, dan Satria tidak lupa mengatakan bahwa ia sayang pada mereka. Walau begitu, Guri tidak pernah jerah melakukan kesalahan, dan kembali akan di hukum lagi oleh Satria. "Ya udah, masak deh sana Ken. Kasihan, nanti kambuh maghnya" perintah Satria kepada  Kendrow yang masih setia memainkan ponselnya. Setelah kepergian Kendrow ke dapur, Guri bisa merasakan tangan Satria naik ke kepalanya, dan mengelus pelan. Jari-jarinya bergerak untuk mengurai rambut basah Guri, yang masih belum di sisir. "Ini rambutnya kenapa keras? Belum di cuci ya?" sungut Satria. Dirumah, hanya Satria yang sangat memperhatikan tentang Guri, hingga hal paling simpel seperti kuku gadis itu. Satria melakukan hal itu karena Guri itu tipe cewek tomboy, dan tidak terlalu memperhatikan diri. Jadi, hal seperti ini, pulang dengan keadaan rambut basah dan belum disisir, udah gitu tegang lagi tuh rambut, sudah menjadi hal yang lumrah. Dan Satria selalu mendapati Guri berantakan dan urak-urakkan. Jika bukan karena Satria, Guri yakin, ia tidak akan pernah terurus, tidak akan mengenal yang namanya salon, dress, makeup dan lain sebagainya yang berkaitan tentang cewek. Guri menggeleng, tangannya terulur mengambil toples yang berisi cemilan-cemilan sehat, yang selalu Kendrow sediakan di rumah. "Namanya juga dari kolam renang umum bang, Ya jelaslah rambut aku keras. Kebanyakan kaporit itu kolam" jawab Guri sambil ngemil. "Selesai makan, kita ke salon yah. Kasihan rambut kamu ini" ucapnya masih mengurai rambut Guri. Gadi itu mengangguk sekilas. "Potong pendek aja ya bang sekalian" pintanya, dan pasti akan mendapat gelengan oleh Satria. Bagi Satria, penampilan dan sikap tomboy Guri sudah cukup, dan ia tidak akan mentoleransi jika Guri meminta ingin memendekan rambutnya. "Nih makan!" Kendrow datang, dan langsung menyerahkan makan siang untuk gadis itu. Mengambil duduk di tempat semula, Kendrow mengambil cemilan yang di peluk Guri, dan kembali memerintahkan gadis itu untuk makan nasi. "Bagas jadi datang Bang?" tanya Kendrow ikut mengemilin cemilan. Satria mengangguk sekilas. "Bareng anak yang lain juga?" tanyanya. Satria mengangguk, "Iya, nginap juga kata mereka" ucap Satria akhirnya bersuara. Guri sudah tidak mendengar lagi obrolan kedua abangnya itu. Ia memilih berkonsentrasi memakan makan siangnya, yang sialnya, Kendrow memasakkannya ikan bandeng sebagai salah satu menunya. Jika Guri selalu menyiksa abang dan adiknya dengan fisik, beda hal dengan Kendrow yang selalu menyiksanya perihal makanan. Niat banget buat adiknya susah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD