Cinta Pertama

897 Words
Guri itu terkenal bengal. Masih maba saja sudah melakukan beberapa kesalahan fatal yang sebenarnya, jika itu mahasiswa lain, mungkin sudah akan di depak dari kampus saat itu juga. Namun, entah karna keberuntungan apa yang dimiliki gadis itu, hingga ia masih bisa bertahan di semester ke empatnya ini. Seluruh dosen bahkan sudah angkat tangan jika menyangkut Guri. Dan satu-satunya yang bisa menjinakkan gadis itu hanya abangnya, Satria. Bahkan saat Guri di hadapkan pada senior ganteng yang sudah menjadi incarannya selama ia kuliah pun sama sekali tidak membuat sikap bengal gadis itu menghilang. Atau setidaknya berkurang sedikitpun. Dikampus, Guri atau yang kerap di panggil Sasa oleh teman-temannya, lebih sering ngumpul bareng teman-temannya yang cowok. Teman yang paling bestnya adalah Asep, alias Baseplrt Handoko, yang memiliki wajah sedikit kebule-bulean. Asep adalah panggilan kesayangan Guri pada Baseplrt. Tidak seperti yang lain memanggil Asep dengan nama Bas. Sasa juga punya beberapa temen cowok lainnya, yang tak kalah akrab dengannya. Sasa itu sudah biasa kumpul di tempat-tempat sarangnya cowok. Punya saudara laki-laki, membuat gadis itu biasa saja dengan cowok. Tidak seperti kebanyakan perempuan lain, yang merasa asing jika berada di lingkaran laki-laki. Salah satu alasan Sasa kumpul di tempat cowok juga karna seseorang, Dewa. Dewa si senior ganteng yang menjadi ketua BEM dengan ciri kas wajah datarnya. Sanking datarnya, Sasa bahkan bisa punya cita-cita untuk membuat wajah itu tersenyum. Dewa tidak pernah tersenyum. Pada siapapun itu. Kata-kata yang keluar dari bibir laki-laki itu juga minimalis. Membuat Sasa jadi geram sendiri. "Lo tau kak Risa? Staff bagian akademis? Ya makjang, makin semok aja gue lihat" Arif berdecak kesenangan. Siul-siulan terdengar. Wajah-wajah m***m terpasang di wajah senior dan teman-temannya. Memang biadap. Wanita dan kesemokannya memang menjadi pemersatu bangsa. Meminum jus pesanannya, Sasa mengerdarkan pandangannya, mencari sesosok Dewa, sang cinta pandangan pertamanya. Nihil Tidak ada Dewa dimanapun. Entah apa yang sedang laki-laki itu lakukan. Karna biasanya, Dewa selalu berada di kantin pada jam-jam seperti ini. "Sa, itu temen lo si Anggun, ayam kampus ya?" Tanya Rizky, salah satu seniornya yang paling b******k. Terkekeh, gadis itu menggeleng. "Setau gue bukan bang. Ayam potong dia itu" jawabnya sekenanya. Sontak semua orang yang mendengar jawaban gadis itu ngakak. Asep menggelengkan kepalanya. Sasa dengan jawaban absurdnya. "Sa, lo kok bisa se s****n ini sih? Ck" Rizky menggeleng tidak percaya. Sasa itu satu-satunya cewek yang pernah di temuinya tanpa urat malu. Gadis itu bahkan merasa santai saat bergabung dengan mereka, kelompok yang terkenal brengseknya seantero kampus. Tersenyum lebar, gadis itu berucap. "Yakan saya belajar dari abang. Makanya jadi s****n begini" Skatmat. Rizky terdiam di tempatnya. s*****a makan tuan. Ia memang tidak bisa menganggap remeh gadis itu. Ada saja jawabannya yang buat semua orang tidak bisa mendebatnya. Suasana langsung canggung. Rizky, si laki-laki paling b******k dari yang lainnya pun tampak bungkam. Kepalanya menunduk, malu dan canggung. Inilah kenapa Sasa bisa selalu selamat dari depakan kampus. Ada saja yang gadis itu perbuat, hingga membuat pihak kampus memilih bungkam. "Sep, ke kost lu yok" ajak Sasa. Gadis itu bangkit berdiri. Suasana sekitarnya sudah tidak senyaman saat mereka baru datang. Andai tadi Rizky tidak membawa nama teman  sekelasnya, ia juga tidak akan berlaku s****n seperti tadi. Belum lagi dengan Dewa, yang masih belum bisa ia temukan. Sasa itu emang bengal. Tapi ia tipe yang bakal berdiri paling depan, jika menyangkut yang namanya pertemanan. Sory to say, bagi Sasa, teman dan keluarga adalah nomor satu. Salahkan abang-abangnya yang merawatnya dengan prinsip seperti itu. "Ngapain ke kost? Bentar lagi kita ada rapat angkatan" ucap Asep mengingatkan. Guri mendesah. Ia benci jadi mahasiswa, yang selalu saja rapat dan rapat. Belum lagi, mereka mengeluarkan biaya hanya untuk program jurusan, seperti KBM. Mau mengumpat, rasanya tidak etis. Apalagi KBM itu mencerminkan tentang persatuan angkatan. Tahun ini, angkatan mereka sudah menjadi SC senior, jadi tidak terlalu sulitr sebenarnya, karena hanya bertanggung jawab dengan para panitia. Tapi tetap saja, Guri malas ikut rapat-rapat seperti ini. Mengangguk, Guri mengiyakan ucapan Asep. Tangannya terangkat dan menyampirkan jas lab yang baru ia gunakan ke atas bahunya. Mengikuti Asep dari belakang dengan langkah gontai. Apa itu pulang cepat? Guri mendesah dalam hati. Rasanya pengen membejak anak orang dia sekarang. "Sa, lo kapan mau main ke rumah? bunda nanyain anak gadisnya mulu tuh" rungut Asep memperlambat jalannya, agar bisa berjalan bersisihan dengan Guri. Guri hanya melirik Asep sekilas, lalu kepalanya kembali menunduk. "Lo kapan balik ke rumah? Kabarin aja" jawabnya lemas. Bap "Aw!!" ringis Guri saat bokongnya mendarat indah ke ubin. Sepertinya ia baru saja menabrak sesuatu. Mendongakkan kepalanya, ia bisa melihat Dewa, cowok yang sedang di taksirnya kini menatap Guri dengan datar. Laki-laki itu bahkan tidak berniat membantu Guri bangun, hingga Asep yang berinisiatif sendiri. "Lo gak apa-apa?" tanya Asep. Guri menggeleng, netra matanya masih memandang Dewa dengan tatapan memuja. "Bang Dewa, habis dari mana?" tanya Guri semangat yang kini sudah tidak mempedulikan nyeri pada tulang belakangnya. "Kalau jalan, lihat ke depan. Matanya di pakai" peringat Dewa tajam, lalu meninggalkan Guri dan Asep begitu saja, tanpa menjawab pertanyaan Guri. Kembali mendesah, Guri memandang punggung sang senior pujaan hatinya dengan sendu. Mengapa susah sekali menjangkau seniornya yang satu ini, membuat Guri kembali pesimis. Apa dia bukan contoh gadis impian Dewa, makanya Dewa tidak berniat sama sekali menanggapi Guri? Ya Allah, Guri jadi pengen nangis di badan Satria, mau melaporkan kalau Guri baru aja sakit hati karna di cuekin pujaan hatinya. "Yang sabar lo ya" temannya Asep menepuk punggung belakang Guri dengan pelan, saat melihat tatapan sendu temannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD