Luka

1454 Words

Vio memarkir mobil di depan Cosmo Radio. Dia merehatkan tubuh sejenak, menyadarkan punggung pada jok. Pikirannya melayang pada kata-kata Jingga sebelum berpisah dengannya tadi. "Ternyata kamu masih perhatian seperti dulu, Vio." Vio mendesah, seandainya dia bisa berubah dia ingin sekali berubah. Dia ingin menjadi wanita yang kejam yang mementingkan dirinya sendiri dan tak peduli pada orang lain. Namun, kenyataannya, Vio tak pernah bisa menjadi orang yang seperti itu. Vio memijat-minjat hidung sambil mengulang kembali memori yang tak pernah bisa dilupakannya selama sembilan tahun terakhir. Kala itu dia baru saja memenangkan perlombaan gadis sampul yang diadakan oleh majalah lokal. Vio sebenarnya tak pernah ada keinginan untuk mengikuti lomba tersebut. Dia hanya mendaftar atas saran dari R

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD