BAB 3 - Pengagum rahasia

1175 Words
Setelah kejadian mendatangi acara pernikahan itu, dee memilih berdiam diri di villa untuk menemani olivia. Menghabiskan waktunya untuk menonton film, membaca majalah, berjalan - jalan bersama oliv, dan menghabiskan banyak es krim. Dia membutuhkan sesuatu yang manis untuk melupakan semua kenyataan pahit yang di hadapinya. Terlebih bobby sering datang dan mengajaknya mengobrol. Jika diingat - ingat pertemuannya pertama kali bersama bobby karena hubungan yang terjalin antara olivia dan juna. Bobby ini memiliki keahlian mengumpulkan banyak informasi tentang seseorang secara lengkap. Setelah itu dia menemukan informasi tentang dirinya saat mencari tau tentang olivia. Bahkan bobby juga yang pertama kali menghubunginya untuk kerjasama menyembunyikan oliv dari juna ke Bali. Dan setelah itu, kedekatan mereka pun mulai terjalin. Padahal sebelumnya, bobby merupakan pria yang tidak mudah dengan wanita asing. Dengan gadis yang tumbuh bersama sejak kecil pun dia tidak terlalu dekat. Tapi jangan tanyakan bagaimana kedekatan antara dirinya dengan yuna. Itu suatu hal yang berbeda. Sepanjang hari ini dee masih menghabiskan waktu dengan bermalas - malasan. Terkadang dia juga menemani olivia berjalan - jalan di sekeliling villa. Atau terkadang dia juga menghabiskan waktu duduk menonton tv bersama yuna. “Bagaimana jika kita berjalan - jalan ?” Tanya yuna. Dan saat mengatakan hal itu kebetulan bobby juga baru saja datang. Dia terlihat mengajak yuna berbicara secara pribadi, meninggalkan dee yang masih duduk di sofa ruang tv bersama cemilannya. Tapi pandangan matanya terus menerus mencuri pandang ke arah mereka berdua. “Hayo, mau nguping ya ?” Bisik olivia yang mengagetkan dee. “Eh….eng-enggak kok.” “Nanti juga bisa ngobrol bareng kak bobby kok.” Goda olivia. “Ih, lu apaan sih liv.” “Daripada masih berharap sama bastian, mending membuka hati buat yang ada kan.” “Siapa maksud lu ?” “Kak bobby.” Setelah itu dee mencubit lengan olivia sambil tersenyum malu. “Tau nggak, kalo kau mau tuh pasti bisa kok lupain dia yang ada di masa lalu lu itu. Lagian kayaknya lu seneng banget deh terjebak dalam luka.” “Apasih liv ?” dee mencoba mengalihkan pembicaraan, karena sebenarnya kata - kata olivia memang benar. Tapi baginya untuk sekarang ini dia belum bisa melakukan hal itu. Rasanya masih sulit, walaupun saat bertemu respon tubuhnya memang berbeda. “Yaudah, terserah lu aja deh. Gua ke kamar dulu ya.” pamit olivia. Setelah olivia pergi, dee memperhatikan yuna dan juga bobby yang sedang mengobrol sambil sesekali tersenyum. Wajah yuna memang sangat cantik, dan tidak salah rasanya jika ternyata bobby menyimpan perasaan padanya. Lalu segera saja dee menggelengkan kepalanya saat memikirkan sesuatu yang bukan urusannya. Lagi pula dirinya dan bobby juga tidak ada hubungan apapun. ‘Sadarlah dee!! Jangan karena bobby nyelamatin wajah lu didepan bastian, lu jadi mikir hubungan kalian macem - macem.’ batin dee bergejolak saat menyadari dirinya melakukan hal yang diluar kebiasaannya. ** Akhirnya setelah beberapa minggu usaha yang sudah dee rancang dengan bantuan bobby karena dia merupakan salah satu penanam modal terbesar itu akan segera dibuka. Ya… walaupun baru akan dibuka untuk soft launching, tapi akhirnya cita - cita dee untuk membuat usaha makan dan jus sehat itu segera terwujud. Untung saja masalah olivia segera teratasi, mungkin beberapa minggu terakhir ini masalah terus saja menghampiri sahabatnya. Bahkan kenyataan tentang olivia menderita hilang ingatan karena trauma di masa lalunya itu sukses membuat dee terkejut. Bobby sendiri yang ikut membantu juna dan olivia sangat profesional untuk membantu dirinya dan juga usahanya. Pria yang terlihat seperti manusia paling santai di dunia itu ternyata diam - diam membukakan jalan untuk dee secara tidak langsung. Dee tidak mengetahui apapun tentang hal ini. Dia sendiri tau diri dengan berusaha melakukan semua sebisanya dan tidak bergantung pada bobby. Seperti sekarang ini, dee sedang sibuk dengan beberapa berkas untuk soft launching usahanya beberapa hari ini. Dia membaca dan meneliti kembali semuanya, karena tidak ingin ada satu kesalahan apapun nanti. Tiba - tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar ruangannya. Tok… tok… Salah seorang pegawainya masuk setelah dee mempersilahkannya. “Ada kiriman bunga, bu.” kata pegawai itu sopan. Kemudian dia meletakkannya di meja dee. Ini adalah kali pertama dee menerima bunga dari seseorang, tentu saja dee terkejut dan tak menyangka hal itu. Setelah dia sudah sendirian di ruangan miliknya, dee memperhatikan kembali bunga mawar merah itu. Didalamnya terdapat sebuah kartu dari si pengirim. Dee membukanya dengan perasaan campur aduk. ‘Semoga bunga ini nggak salah alamat.’ dee berdoa dalam hati. Teruntuk wanita tangguh tak terkalahkan yang cantik, ku kirimkan bunga ini untuk menemani harimu. Semoga pembukaan usaha milikmu berjalan lancar, aku berbahagia untukmu. Love, B Begitulah isi kartu yang baru saja dee baca. Bohong jika dia tidak berbunga - bunga saat membaca pesan itu. Wanita mana yang tidak tersentuh hatinya dengan sebuket mawar merah dan juga kartu berisi kata - kata manis. Bahkan tidak semua wanita seberuntung itu bisa mendapatkan bunga dari seseorang. Dalam hati dee menduga - duga bahwa bunga itu dikirim oleh bobby, karena inisial itu mengarah ke dirinya. Dia tersenyum malu - malu, lalu menyimpan kartu itu ke dalam tas miliknya. Setelah itu dia melanjutkan pekerjaannya dengan senyuman yang tak henti - hentinya menghiasi wajah dee. Tak terasa sudah malam hari, dee belum makan malam. Dia sibuk seharian menyelesaikan semua, lalu membereskan mejanya. Dia keluar dari ruangan, lalu pegawainya yang tadi mengantarkan bunga ke ruangannya tersenyum penuh arti ke arahnya. “Ada apa ?” tanya dee dengan wajah bingung. “Ini, bu.” pegawai wanita yang bernama dina itu menyerahkan es krim ke arah dee. “Apa lagi ini ?” dee semakin bingung. “Sepertinya hari ini banyak rejeki berdatangan, bu.” kata dina kali ini sambil tersenyum. Dee menerima es krim itu dari tangan dina. Diatasnya di tempel sebuah note bertuliskan, “Jangan terlalu sibuk, makan ini saat kau sudah memakan nasi. (BB)” “BB ?” kata dee lirih. Ada apa dengan inisial ‘B’ hari ini, mengapa mereka semua mengirimkan barang yang tidak pernah dee duga. “Bu, saya permisi dulu.” pamit dina membuyarkan lamunan dee. “Eh, dina. Siapa yang mengirimkan ini ?” “Semua yang dikirim untuk ibu hari ini dikirim oleh kurir.” “Oh, baiklah. Makasih ya.” dina mengangguk lalu melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan tempat kerjanya itu. Sejenak dee termenung mengamati sekotak es krim di tangannya, ini adalah rasa es krim favoritnya. Dan sayangnya tidak banyak orang yang tau tentang hal itu. Dee hanya memakan es krim dalam jumlah banyak di saat - saat tertentu saja. “Apa bang bobby ya ?” kata dee lirih, tapi dia menggelengkan kepalanya. “Ah, nggak mungkin… nggak mungkin… dia bukan tipe orang kayak gitu.” dee menyakinkan dirinya lagi. Drrt…. Drrt… Seakan mendengar suara hati dee, bersamaan dengan itu panggilan dari bobby muncul di layar ponselnya. Dee langsung saja menjawab panggilan itu tanpa pikir panjang. ‘Ya, bang ?’ ‘Haa ? oke, aku keluar sekarang.’ Ternyata bobby sudah menunggu dee di depan. Dee buru - buru menyimpan kembali es krim itu di lemari pendingin yang berada di sana. Dia tidak ingin bobby melihahnya membawa es krim itu. Eh, tapi belum tentu bobby yang memberikan kan ? Didunia ini banyak orang dengan inisial ‘B’. Itulah yang selalu tertanam di hati dan pikiran dee agar dirinya tidak berharap lebih pada seseorang, apalagi jika itu berujung kecewa. Setelah keluar dari tempat usahanya, dee langsung masuk ke dalam mobil milik bobby. “Kau sudah makan malam ?” “Belum.” “Sepertinya suasana hatimu sedang baik, ada apa ?” Dee menoleh kan kepalanya dan memandang pria yang berada disampingnya sedang tersenyum. Entah kenapa senyum itu terlihat sangat tampan di mata dee. ‘Sadarlah dee!!’ **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD