Chapter 06: Sang Penantang

1208 Words
“Jangan berbohong, Midlings!” teriakan Sulyard membuat tanah sampai bergetar dan Kleigh hampir saja terjatuh dari ketinggian sepuluh meter jika saja ia tidak berpegangan erat pada belati yang masih tertancap dalam di kaki sang naga. Langit berubah mendung dan muncul petir, seolah beradu dengan api dan tangisan histeris para warga akibat diserang oleh makhluk asing tanpa peringatan sedikitpun. Kedua naga lain, satu berwarna merah tua bagai pertama rubi dan satu lagi memiliki warna seperti permata giok berada tak jauh dari desa ini, mereka juga sama bertanya tentang Putra Raja Naga yang tidak pernah didengar oleh siapapun. Kleigh menaikkan sebelah alis, memang siapa dia? Mengapa seluruh desa harus terbakar demi mencari sosok seperti ia? “Kami tidak berbohong, kami tidak pernah mendengar—” “Kami ras Naga tidak akan mempercayai pengkhianat seperti kalian lagi, setelah apa yang kalian lakukan pada Sang Raja Agung, Midlings harus dimusnahkan tanpa bersisa!” Tidak berniat untuk mendengarkan penjelasan Edmund sampai selesai, Sulyard melepaskan kemarahannya melalui semburan api super panas ke arah langit dan membuat langit mendung itu kini tercampur dengan gradien merah terang. Gerakan tiba-tiba tersebut membuat Kleigh kehilangan genggaman dan ia terjatuh dari ketinggian. “WAAAAAA!” Kleigh jatuh dalam posisi terlentang, dia melihat Sulyard masih terbang tinggi di langit dan Kleigh mendadak tersadar bahwa makhluk itu sangat besar serta menakutkan. Mengapa ia berani maju dan menancapkan belati kecil pada makhluk sebesar itu? Kleigh tidak ingat dari mana keberanian itu berasal. Dia ketakutan sekarang, dia takut akan fakta bahwa ia kalah dan tidak bisa menggapai mimpi sebagai seorang Kesatria Suci. Kleigh mengulurkan tangan ke atas dengan wajah frustasi, perlahan ia meneteskan air mata saat berusaha menggapai Sulyard dari kejauhan. Tidak bisakah aku menggapai langit meski aku tak memiliki sayap seperti mereka? “Pengubahan Nen: Benang Jaring Pengikat!” Wooop! Kleigh merasakan ada sesuatu empuk menangkap ia sebelum sempat jatuh menghantam tanah. Dia membuka mata dan melihat bahwa Paman Edmund telah berhasil menangkap tubuhnya menggunakan teknik nen miliknya. Ah, jadi ini sensasi keren yang dirasakan oleh Lune tadi. Kleigh menoleh ke arah Lune yang berdiri di sebelah Elaine dan tersenyum kecil, Lune menangis senang karena melihat mereka baik-baik saja. Bocah laki-laki itu segera melepaskan diri dari jalinan benang milik Edmund dan berlari ke arah mereka. “Terima kasih, Paman Edmund!” Edmund mengangguk kecil dan mengacak-acak pelan puncak kepala Kleigh, bocah berambut cokelat itu sama sekali tidak terlihat takut meski telah berhadapan langsung dengan sosok purbakala yang membawa begitu banyak terror di sejarah panjang Midlings. Dia menatap mata hazel Kleigh sebelum beralih memandang ke arah Sulyard yang membabi buta saat menembakkan meriam api dari dalam mulut ke sembarang tempat dan membuat kekacauan bertambah besar. Edmund menghela napas dengan wajah serius. Aku rasa aku harus segera melakukan sesuatu sebelum terlambat. “Elaine, apa kau takut? Wajahmu terlihat sangat pucat dan jelek seperti telur busuk, hahaha!” “Haaaaah? Siapa yang kaubilang takut, ha? Aku sama sekali tidak takut pada naga-naga itu! Me-mereka cuma membuatku kaget saja, lagi pula mereka adalah percobaan sempurna untuk menjadi target dari prototipe lengan nen terbaru buatanku!” Edmund terkekeh kecil. Dia tahu Kleigh berkata demikian agar Elaine tidak merasa ketakutan lagi, sedari tadi gadis itu tidak berkata apa-apa selain menggenggam erat ujung pakaian miliknya dan menahan tangis. Elaine mungkin masih trauma dengan kejadian di mana sang ibu meninggal. “Kak Kleigh! Kak Kleigh! Terima kasih sudah mau selamatin Lune!” Kleigh menoleh saat mendengar suara Lune dari samping. Dia lantas mengangguk ringan dan berganti mengusap kepala Lune. Meski yang betul itu ‘menyelamatkanku’ sih, tapi tidak masalah deh. “Kleigh,” panggil Edmund, suara pria itu terdengar serius. Dia sudah membulatkan tekad untuk berusaha sekuat tenaga mengulur waktu agar anak-anak bisa pergi dari desa menuju ke desa Villesa—desa terdekat dari Landshire—dan meminta bantuan di sana. Semenjak Landshire adalah desa terpencil di dekat danau, tidak ada satupun pos jaga yang ditempatkan di sini dengan alasan terlalu jauh dari Ibukota dan ketertinggalan pengetahuan. Hanya ada beberapa orang Midlings yang bisa menggunakan nen di tingkat paling rendah, yaitu tingkat enam. Edmund sendiri merupakan pindahan dari Ibukota, dia menikah dengan Diana—seorang putri angkat dari keluarga cukup terpandang dan kabur ke tempat ini demi membina hidup bersama. Diana melahirkan seorang putri cantik nan energetik bernama Elaine, Diana dan Edmund berada di tingkat empat untuk penggunaan nen—biasa dicapai oleh Midlings pekerja. Sementara Edmund sendiri sadar, bahwa makhluk berkaki empat dan suka bermain api itu berada di tingkatan berbeda dengan para Midlings. Ia bisa memastikan jika seluruh serangan terkuat miliknya hanya akan membuat naga itu merasa seperti tergelitik. Yah, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. “Ada apa, Paman?” Kleigh mendekat. Pria tersebut berbalik lalu menaruh tangan di pundak Kleigh. “Kau pasti paham kalau kita tidak memiliki waktu lagi, tolong dengarkan permintaan egois pamanmu ini, Kleigh.” Edmund mencengkeram pundak bocah laki-laki itu dan membuat ia sedikit terkejut. Kleigh ingin menolak dan mengajak mereka semua untuk kabur, tetapi dia tahu itu tidak mungkin melihat betapa marah naga kuning pucat di langit itu kepada para Midlings padahal Kleigh sendiri tidak tahu apa alasan mereka begitu membenci Midlings. Kleigh mengangguk. “Baik, aku paham, Paman.” Edmund bisa merasakan keseriusan dari balik tatapan mata tersebut, entah mengapa Edmund menjadi lega, dia bahkan cukup rela untuk mempercayakan Elaine pada Kleigh. Edmund mendadak membelalakkan mata. Tidak, tunggu, aku tidak rela! Dia putriku, dan aku tidak akan membiarkan pria manapun mendekat pada putriku yang manis. Semua pria itu sampah dan tidak berguna. Kleigh bisa merasakan hawa dingin dan penuh ancaman menguar dari tatapan Edmund. “E-eh?” “Huft, lupakan saja barusan. Sekarang, bawa jauh Elaine dan juga keluarga Bibi Gulliba, aku akan mengulur waktu selama mungkin. Kau harus membawa mereka dan menempatkan mereka di tempat aman, apa kau paham?” ulang Edmund dan dijawab anggukan oleh Kleigh. “Aku akan memastikan untuk segera kembali ke sini setelah aku selesai mengantar mereka semua, Paman! Elaine, ayo pergi!” Kleigh mengacungkan ibu jari ke arah Edmund dan menarik lengan Elaine menggunakan tangan lain. “Eeeeh? Jangan menarikku tiba-tiba, Kleigh bodoooh!” Elaine berteriak kesal dan memerah malu saat Kleigh menggenggam erat lengan miliknya. Lalu, Bibi Gulliba beserta seluruh anggota keluarganya juga sudah bersiap untuk pergi dari tempat itu. Belum sempat Edmund protes terkait cara Kleigh membawa pergi Elaine dari sana, mereka telah pergi untuk ke tempat perlindungan. Kleigh ingat ada sebuah shelter paling aman di dekat Landshire, tempat itu terletak di dalam hutan Foresthore, berupa sebuah gua bauksit kokoh dan juga dikenal tahan api. “Tch, mereka sudah pergi,” gumam Edmund sedikit kesal, dia berbalik menatap Sulyard yang mulai turun karena melihat ada beberapa Midlings pergi dari pengawasannya. “Ke mana para Midlings itu pergi?! Sulyard yang Agung tidak akan melepaskan kalian!” raungan naga itu seolah menjadi peringatan untuk semua Midlings dan membuat seluruh bulu kuduk Kleigh merinding meski ia sudah berada cukup jauh dari mereka. Edmund mengepalkan tangan erat, dia mulai mengumpulkan nen di sekitar telapak tangan dan berdiri membelakangi jalur di mana Kleigh bersama semua orang kabur. “Lawanmu adalah aku, Sulyard. Tidak usah bermain-main dan hadapi aku seperti seorang kesatria sejati!” Sulyard tampak tertarik dan menarik seringaian tipis. “Hoo, seorang Midlings lemah berani menantangku? Mari kita lihat seberapa jauh kemampuanmu, hm?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD