'Raja Dewantara,' batin Kanaya. Gadis itu memasuki kamarnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Duduk di ranjangnya, Kanaya menatap kedua telapak tangannya yang tadi memeluk Raja. Kanaya menarik napasnya dengan telapak tangan yang berada di dekat hidupnya. 'Masih bau wangi,' ucap Kanaya dalam hatinya. Lagi-lagi, Kanaya tersenyum, merasa dirinya menyukai aroma wangi khas parfum Raja. "Wah, ada apa ini, senyum terus dari tadi?" Kanaya menoleh, seketika pipinya merona, kemerahan seperti buah persik. "Mmm-ma," ucap Kanaya. Kinanti duduk di samping putrinya, lalu ia berikan segelas s**u hangat untuk putrinya tercinta. "Ini, minum dulu," ucapnya. Kanaya mengangguk, lalu ia segera meminum s**u itu beberapa tegukan. Kinanti menghela napasnya, lalu ia membelai rambut putriny

