"Gede banget kantornya." Mobil Raja berhenti di depan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Gedung itu megah, terbuat dari kaca dan baja yang berkilauan, menandakan kekayaan dan kekuasaan pemiliknya. Logo perusahaan, terukir besar di atas pintu masuk utama, tampak begitu berwibawa. Raja menghela napas, gugup. Ini adalah pertama kalinya ia memasuki gedung perusahaan milik ayah mertuanya, Tuan Defano Pradipta, seorang pebisnis yang terkenal keras dan disiplin. Ia datang atas panggilan ayah mertuanya itu, tanpa tahu tujuan pasti pertemuan tersebut, Raja pun membuat rasa cemas di hatinya. Apalagi mengingat dia baru saja membuat kesalahan pada Kanaya. Seorang satpam dengan seragam rapi dan wajah tegas berdiri di depan pintu masuk. Raja pun mendekati satpam itu. "Selamat sore

