bc

HASRAT TERPENDAM PAMAN SUAMIKU

book_age18+
546
FOLLOW
9.0K
READ
family
second chance
heir/heiress
drama
like
intro-logo
Blurb

Frustasi melihat suami dan sahabatnya menikah, Ayara memilih kabur dari rumah. Dan tanpa sengaja ia menghabiskan malam bersama dengan paman angkat suaminya. Namun, setelah malam itu akhirnya Ayara mendapatkan kenyamanan yang tidak pernah ia dapatkan bersama dengan suaminya dulu. Akankah hubungan terlarang ini terus berlanjut ataukah ia harus mengakhirinya.

chap-preview
Free preview
Pengkhianat
“Mau tidak mau kau harus menerima kehadiran Sabrina, Ayara. Karena aku menginginkan seorang anak dari rahim istriku sendiri. Sedangkan kau selama ini tahu, jika kau mandul dan tak bisa memberikanku seorang anak.” ujar Beni, pria yang selama tiga tahun ini telah menjadi suami dari seorang perempuan bernama Ayara. Ayara menundukan kepala, bohong jika ia tak sakit hati atas perlakuan suaminya, yang dengan mudahnya mendua, hanya karena selama tiga tahun ini Ayara belum juga hamil. Bahkan dengan tanpa perasaan ia membawa wanita itu ke rumah. Dan yang jauh lebih menyakitkan dari itu semua adalah, jika Sabrina adalah sahabatnya. Sahabat dekatnya. Kenapa ia tega pada Ayara, hingga ia mau menjadi madunya. Menjadi istri kedua dari suaminya, padahal selama ini ia tahu jika Ayara tengah terluka karena Beni yang selalu mencercanya dengan perkataan yang menyatakan jika ia mandul. Padahal selama ini Ayara selalu memeriksakan dirinya dan hasil pemeriksaan pun baik-baik saja dan tak ada masalah apapun. “Bukankah selama ini tidak ada pernyataan yang menyatakan jika aku mandul.” jawab Ayara, sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tak menangis di hadapan kedua manusia tak punya hati ini. “Pernyataan katamu? Lalu bagaimana dengan kenyataan, nyatanya sampai saat ini kau belum juga kunjung hamil.” sinis Beni. “Apa Mas sendiri sudah diperiksa?” tanya Ayara. “Aku tidak perlu diperiksa,karena buktinya saat ini Sabrina telah hamil dan mengandung anakku.” Degh __ “A-apa? Hamil?” pandangan Ayara pun kini ia alihkan pada Sabrina yang menundukan kepala, wanita berwajah cantik dan selalu bertutur kata lembut itu, bahkan kini tak mau memperlihatkan wajahnya pada Ayara. “Bukankah kalian baru akan menikah, lalu kenapa Sabrina sudah hamil? Apa selama ini kalian …” “Maafkan aku, Ayara. Selama setahun ini kami menjalin hubungan, Mas Beni adalah kekasihku, jadi …” “Jadi selama ini kalian mengkhianati aku?” Ayara memotong ucapan Sabrina, “Kau telah berselingkuh dengan pria yang menjadi suamiku, aku sahabatmu Sabrina. Tidak bisa kau mempertimbangkan apa yang kau lakukan? Setidaknya kau pertimbangkan perasaanku.” Ayara tak mampu lagi menahan air matanya, ia menangis karena kini ia tahu jika selama ini ia telah dikhianati oleh orang-orang yang sangat ia cinta dan juga percaya. “Lalu bagaimana dengan perasaanku, aku juga mencintai Mas Beni. Apa aku tidak berhak bahagia? Aku juga ingin hidup bahagia bersama dengan pria yang aku cinta.” jawab Sabrina sambil menangis. Beni mendekati Sabrina lalu memeluknya, dan berkata dengan lembut, “Tentu kau berhak bahagia, kau berhak memilikiku. Apalagi saat ini ada bayi yang kita yang sedang kau kandung.” ucap Beni tanpa memperdulikan Ayara yang terluka karena sikapnya. Selama setahun ini Beni memang berubah, ia tak pernah lagi bersikap lembut padanya. Bahkan hampir setahun ini, Beni pun sudah jarang menyentuhnya. Rupanya kini ia tahu, jika Beni tak pernah mau menyentuhnya karena ia telah mendapatkan sentuhan dari luar, dari Sabrina yang mungkin selama ini selalu memuaskannya. Cihh Ayara berdecih melihat kemesraan mereka berdua, ia ingin sekali menjambak dan menarik rambut panjang Sabrina dan melemparkannya keluar. Tidak Ayara duga jika seorang wanita yang memiliki perangai lembut seperti Sabrina, akan dengan tega mengkhianatinya, berselingkuh dan juga merebut suaminya. “Baiklah, jika Mas memang ingin bersama dengan Sabrina. Dan jika memang hanya Sabrina yang mampu membahagiakan Mas, dan hanya Sabrina yang mampu memberikan Mas anak. Ceraikan aku, dan bahagialah hidup bersama dengannya.” Ayara berkata dengan tegas, ia tak mau terlihat lemah dihadapan mereka berdua. “Tidak!” tolak Beni. “Apa? Kenapa Mas tidak mau menceraikan aku?” “Karena aku masih membutuhkanmu, aku membutuhkanmu untuk menjaga Sabrina di saat aku sedang tidak ada. Kau tahu sendiri jika Sabrina tengah hamil, aku khawatir pada keadaannya.” “Astaga, apa kau sedang melucu di sini? Kau menyakitiku dengan berselingkuh sampai wanita ini hamil, dan sekarang kau memintaku untuk menjaganya? Jangan harap aku akan melakukan itu.” “Kau harus mau, Ayara!” bentak Beni. “Aku tidak akan mau melakukannya, dia sudah besar seharusnya dia bisa menjaga dirinya sendiri. Oh ya aku lupa, jika Sabrina adalah wanita yang tak bisa menjaga dirinya bahkan harga dirinya. Bagaimana jika ada pria lain masuk dan meminta pelayanan pada kekasihmu itu.” Beni pun menghampiri Ayara dan … Plaaaakkk … Sebuah tamparan begitu nyaring terdengar, dengan ringannya Beni mengangkat tangannya lalu menampar Ayara hingga ujung bibirnya robek dan mengeluarkan darah. Itu membuktikan jika tamparan Beni sangat kencang. Ayara memegang pipinya yang terasa panas, telinganya bahkan terasa berdengung karena tamparan Beni. “Padahal ia memang wanita rendahan, tapi kau tidak terima aku mengatakan yang sebenarnya.” Sekali lagi Beni mengangkat tangannya, akan tetapi Sabrina menghentikan Beni dan ia pun mengurungkan niatnya untuk menampar Ayara. “Mas, jangan! Kasihan Ayara.” ucap Sabrina mencoba menghalangi Beni. “Kau tidak susah kasihan padanya, dia saja tidak kasihan padamu. Padahal kau sedang hamil tapi ia tidak mau menjagamu.” Beni melunakan sikap dan juga merendahkan nada bicaranya pada Sabrina. Sungguh sangat berbanding terbalik dengan apa yang Beni lakukan pada Ayara. Tidak mau melihat interaksi mereka berdua, Ayara memilih untuk pergi meninggalkan Beni dan Sabrina ke kamar. Ia muak berada dekat dengan mereka yang bersikap seolah Ayara adalah wanita yang jahat, padahal di sini ia adalah korbannya. “Lihatlah, dia menjadi semakin keras kepala.” Beni mendengus melihat kepergian Ayara. Sabrina mengelus d**a Beni dengan sangat lembut, “Biarkan saja, Mas. Ayara masih marah saat ini, biarkan dia tenang dulu.” Cup Beni mengecup bibir Sabrina, “Kau memang sangat pengertian, berbanding terbalik dengan Ayara.” Sabrina tak menjawab dan hanya tersenyum lembut pada Beni. Saat ini hatinya sangat senang karena telah berhasil merebut Beni dari Ayara. — Keesokan paginya Tak mau berlarut dalam kesedihan, pagi ini Ayara pergi bekerja seperti biasanya. Selama ini ia bekerja sebagai seorang sekretaris di perusahaan paman Beni. Meski selama ini ia belum bisa memiliki anak, tapi selama ini ia tidak menggantungkan hidupnya pada Beni. Dan selalu bekerja sendiri untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ayara tak menyiapkan pakaian untuk Beni seperti yang setiap pagi selalu ia lakukan. Pagi ini ia memilih untuk langsung pergi ke kantor tanpa berpamitan pada suaminya. Lagi pula sepertinya Beni tak ada di rumah, mungkin saja saat ini ia sedang bersama dengan selingkuhannya. Ayara melajukan mobil menuju perusahaan yang selama ini menjadi tempatnya mencari penghasilan. Sesampainya disana Ayara langsung turun dari mobil, dan kemudian masuk menuju tempat kerjanya. Saat sampai di meja kerjanya, rupanya Emir yang merupakan bos sekaligus paman dari Ayara berada di dekat meja kerja Ayara, sepertinya ia sedang menyimpan beberapa berkas yang harus Ayara kerjakan. “Selamat pagi.” sapa Ayara ramah seperti biasa, ia tak mau memperlihatkan kesedihannya di depan orang lain. Meski ia sedang terluka, tapi tetap Ayara harus profesional dalam bekerja. Adam membalikan tubuhnya lalu melihat ke arah Ayara, “Selamat pagi.” jawabnya, pria yang selama ini jarang bicara itu menjawab sapaan Ayara. Ayara pun kemudian duduk, akan tetapi tiba-tiba Adam menarik tangan Ayara lalu menatap wajah Ayara dengan lekat. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan serius. “Maksud Om, emm m-maksudku Pak?” Adam tak menjawab, justru ia menarik tangan Ayara dan membawa ia ke ruangannya. Adam mengajak Ayara untuk duduk, untuk bicara dengannya. “Apa yang terjadi, Ayara?” Adam kembali bertanya padanya. Namun, kali ini Adam bertanya dengan sangat dekat, bahkan wajahnya dengan lekat menatap Ayara. Juga jemari tangannya yang ia usapkan lembut di pipi, ibu jarinya mengusap lembut bibir Ayara yang terluka. “Katakan padaku, siapa yang melakukannya?” “I-itu …” Ayara dibuat gugup oleh sikap Adam yang tak biasanya begini pada Ayara. Kenapa ia nampak sangat panik dan juga khawatir melihatnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweet Sinner 21+

read
918.2K
bc

Gadis Daddy Yang Nakal

read
39.7K
bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

The Naughty Girl

read
103.3K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook