EP 1

1311 Words
Di kamar Rania, tertata rapi buku, tas branded mulai dari Gucci, Hermes, Sabbatha, Bagteria. Pakaian modis Kivee, Minimal, Our Clothing, Mayoutfit, Cloth Inc dan barang branded lain. Begitu pula jam mulai dari Casio, Fossil, Marc Jacobs. Semua terlihat bersih, menawan ditambah warna dinding yang merah muda. Terdengar suara mama Natasya yang berteriak memanggil anaknya yang belum bangun. "Rania, bangun ntar kesiangan, kan kamu ada kuliah sayang" berjalan dan membuka pintu kamar putrinya. Rania terlihat masih tidur dan tak mendengar mamanya. Natasya pun menjewer kuping Rania. "Aduh ma, sakit" keluh Rania "Makanya bangun, bukankah kamu harus masuk kuliah" ,ucap mama gemas sama putri kesayangannya. "Iya mama, makasih sudah bangunin" seraya mengambil handuk dan seragam pergi langsung meluncur ke kamar mandi super bersih dan mewah. Setelah itu Rania merapikan buku dan berdandan natural nan mempesona. Rania turun menuju ruang makan dan dilahapnya roti selai strawberry serta jus buah. "Ma, pa, Rania pergi ke kampus dulu" pamit dan menyalin tangan kedua orang tuanya. Itulah kebiasaan pagi yang selalu dia lakukan. "Hati-hati sayang, kuliah yang benar, bawa menantu yang baik" ucap mama "Ogah ma" kata Rania yang menggelengkan kepala. "Ada ada aja yang dipikiran mama " dalam hati. Kemudian Rania melangkah menuju Honda jazz yang dibawa pak Daus. "Kita langsung ke kampus pak" ucap Rania "Iya non" ucap pak Daus, menutup pintu dan pergi ke Universitas Persada. Salah satu Universitas ternama di Surabaya. Beberapa menit berlalu, Rania tiba di kampus, melangkah pelan, rambut terurai cantik, senyum manis. Dengan make up natural mahasiswi berkulit putih, baju modis, pintar membuat semua orang terpana. Banyak laki-laki yang ingin menjadi pacar bahkan pasangan. "Ran, jangan sok cantik loe ya, tebar pesona kanan kiri, ini kampus buat belajar, tau nggak loe" ucap Tania. Tania Veronica pintar, kaya, tomboy yang merupakan musuh bebuyutan Rania di kampus, sedangkan di luar kampus mereka sahabat baik. "Woi, timbang loe ngurusin gue, mending loe urusin penampilan sendiri, jadi cewek nggak ada feminim-feminimnya" ucap Rania. Sebenarnya dalam hati "acting Tania dari dulu sampai sekarang tetap ok, nggak ada yang curiga, ha ha". "Eh, loe jaga itu mulut, jangan sampai kesabaran gue habis" Kata Tania. Dalam hati "ya ampun dari dulu sampai sekarang harus acting kalau nggak berantem pasti debat, ini bakal diomelin kak Jose lagi". "Terus kenapa, ini mulut gue bukan loe" ucap Rania "Ngajak berantem" kata Tania dan bergerak seakan mengangkat tangan dan mau ribut dengan Rania. Tapi keduanya di rerai oleh dosen baru yang muda, tampan bernama Revan Aditya Putra.  "Hmm, kalian lagi-lagi berantem, ini kampus bukan ring tinju, jaga perilaku kalian, untuk saat ini saya maafkan, tapi tidak lain kali. Nanti setelah pelajaran usai kalian ke ruangan saya" kata Revan seakan tak percaya kelakuan mahasiswa zaman now. "Iya pak" kata Tania "Baik pak" kata Rania. Berjalan menuju kelas sambil w******p Thania                      Wih kita sukses, akting loe bagus                       Memangnya kenapa harus seperti itu ada masalah?                       Gue mau buat image buruk untuk dosen Revan                      Kenapa gitu                      Gue menguping mama papa, gue mau dijodohin sama dosen kita itu                      Demi apa gitu, lucu deh, ehh serasi maksudku        . ..          Aku nggak mau, lagian aku maunya sama cowok manis dan masih mau mengejar cita-cita                      Oh cowok manis yang nyangkut di hati                      Iya       .              Nanti main ke rumah apa tidak                      Lihat kondisi dulu                      Ok Rania dan Tania pergi ke kelas seperti biasanya seakan tidak ada yang terjadi. Semua mahasiswa terbiasa oleh ulah keduanya cari ribut dan berlalu begitu saja. Dan tak lama dosen Revan datang mengisi pelajaran manajemen bisnis. Kedatangan Revan membuat mahasiswi terhipnotis memandang. Saat Revan menerangkan para mahasiswi hanya melamun namun saat mengajukan pertanyaan hanya Rania dan Tania yang saling berebutan menjawab. Revan prov 6 tahun sudah semenjak Revan meninggalkan Indonesia menuju Australia, banyak kisah sulit yang dirasakan pembuliyan teman-teman nya, hinaan wanita yang menolak cintanya. Meski ada kisah sukanya karena adanya adik kelas yang peduli padanya. Revan kembali ke Indonesia dengan perubahan drastis, perawatan super mahal, ikut gim, makanan sehat, menjadikannya tampan mirip Roger Danuarta apalagi dengan Korea style bikin wanita tak bisa berpaling. Namun, sayangnya sifatnya berubah lebih sadis terhadap orang yang tak seberuntung dia. Revan kembali ke Indonesia untuk menjadi CEO di perusahaan Permata Abadi sekaligus dosen di Universitas Persada. Setibanya di Indonesia ia menuju ke rumah megah di kawasan elit Surabaya. Rumahnya memiliki halaman luas, aneka bunga cantik nan mahal. Rumah itu dipenuhi furniture mahal dan terdapat cctv terpasang lengkap. Setelah itu Revan pergi ke kamar dan istirahat. Sore harinya ia bertemu dengan papa Adof Putra. "Revan, mulai besok kamu harus menjadi CEO di perusahaan. Apa kamu siap? Perintah papa "Siap pa, asal Revan boleh mengajar di Universitas Persada" "Memang kamu atur jadwal" kata papa "Bisa pa" "Oh ya, papa mau jodohkan kamu dengan anak kolega dia mahasiswi tapi anak cantik, baik, kamu pasti suka" bujuk papa "Mahasiswi, papa tau kan selera Revan itu tinggi, mana mungkin dia cocok denganku" "Kamu berubah Van, terserah kamu mau apa tidak, tapi pikirkan dia mungkin salah satu mahasiswi mu namanya Rania Tami" "Ok, ku lihat dulu apa dia pantas atau tidak denganku". Dalam hati "paling muka biasa, otak pas-pasan, mengandalkan orang tua, aku Revan tipenya harus berkelas, cantik, pintar, mempesona seperti mantanku di Australia Vero Aprilia". Keesokan harinya Revan pergi ke kampus dan terlihat pemandangan yang berbeda mahasiswi yang cantik, pintar, mempesona. "Siapakah dia?" Gumam ku. Setelah bertanya pada mahasiswa, ternyata dia Rania Tami yang dijodohkan papa, mulai saat itu aku mulai memperhatikan tingkahnya, penampilannya benar-benar tak aku duga dia memang tipeku. Author prov Setelah pelajaran usai, Rania dan Tania pergi ke ruang Revan dengan memasang muka bete. Tak lama Revan muncul. "Rania Tami" panggil Revan "Iya pak, ada apa?" "Karena tadi kamu bertengkar kamu harus mengisi data ini, ini hukuman buat mu" Revan memberikan lembaran biodata diri "Kalau aku pak" ucap Tania yang antusias "Ini kamu mengerjakan makalah mengenai bisnis apa yang lagi populer di Surabaya" ucap Revan "Pak kok beda sih, aku juga mau mengerjakan makalah, dibandingkan isi biodata aneh ini" sahut Rania. Dalam hati "jangan-jangan dia tau kalau kita mau dijodohkan, ogah banget rasanya". "Terserah saya, saya dosen kalian, saya berhak menentukan apa hukuman buat kalian, saya tidak suka dibantah, mengerti'. Dalam hati "aku hanya ingin mengenalmu, rasanya ingin sekali aku mendapatkan dan memeluknya tapi dia belum tau yang dijodohkan papanya". "Iya pak" sahut Rania yang pergi meninggalkan ruangan. Keduanya pergi dan setelah memastikan tidak ada yang mengikuti, mereka pergi ke rumah Tania. Saat sampai Rania kesal dengan dosen tersebut "Rasanya sebal lihat itu dosen aneh, memberi hukuman pada kita kok beda" gerutu Rania "Iya, sepertinya dia tau siapa loe sebenarnya, lihat kertas itu" Tania ikut curiga "Gimana kalau gue jawab ngasal" pikir Rania "Awas nilai loe jelek" Tania mengingatkan "Ya udah, kalau gitu langsung persiapkan untuk kabur" Rania percaya diri "Memangnya anak mama ini, bisa hidup pas-pasan" Tania tampak meragukan. Karena yang dia tau Rania itu manja, minta perhatian sampai harus pura-pura bertengkar. Dan sekarang justru ingin kabur. " Bisalah, aku mau menikah sama cowok manis bukan dosen aneh tadi". "Dia ganteng mirip artis Korea, loe nggak mau punya pasangan seperti itu" "Tapi loe kan tau sifat dosen kita, mulut tajam apalagi loe pernah dihina, rasanya gue marah banget sama dia "Rania kesal "Iya juga sifat buruk,  nggak cocok sama loe, lembut tapi licik" "Enak aja, gue bukan licik cuma cerdas, mereka aja yang tidak kepikiran" "Benar juga sih" Kemudian Rania mempersiapkan segalanya. Perlengkapan harian, buku, semuanya sudah ada gantinya bahkan handphone dan SIM card baru. Tania yang disampingnya seakan tak percaya. "Kamu sudah mempersiapkan segalanya?" Tanya Tania yang lagi memeluk boneka beruang "Iya tentu, semuanya harus beres, agar semua berjalan lancar" " Daebak" Tania tepuk tangan " Iya persiapan sebentar lagi matang, oh ya nanti ada kurir yang mengantar paket baju ku, kamu terima ya" " Ok, terus kapan kamu kabur?" " Saat terdesak lah, lagian aku punya mata-mata ahli' " Wow takjub aku" " Ya udah anak tomboy yang main boneka, aku pulang dulu , takut mama curiga " Ok"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD