Irfan tidak ingin larut dalam perasaan. Meskipun dugaannya bahwa pelaku utama penculikan Melia adalah kedua orang tuanya dianggap sebagai praduga tak bersalah, ia tetap mengajukan tuntutan dan laporan resmi. Ia begitu yakin bahwa orang tuanya sanggup melakukan apa pun. Selama hidupnya, Irfan sudah terlalu sering dibuat menderita oleh mereka. Bukan hanya Melia yang menjadi korban, Irfan pun merasa pernah diculik, disekap, bahkan dibawa ke luar negeri hanya untuk dijauhkan dari Melia. Baginya, terlalu naif jika menganggap orang tuanya tidak terlibat dalam penculikan Melia. Ia tidak ingin goyah hanya karena kabar baru yang belum memiliki kekuatan bukti yang cukup. Ia sadar, kabar semacam itu bisa melemahkan tekadnya, dan jika ia lengah, kekuatan jahat yang selama ini mengincarnya bisa kembal

