Qisya pulang dengan wajah kusut. Di perjalanan tadi, dia sempat mencoba menghubungi Irfan. Tapi nihil. Ponselnya tidak aktif. Mungkin sengaja dimatikan dan ditinggal di rumah, sementara orangnya sudah kabur ke luar negeri. Lari dari masalah yang seharusnya dihadapinya! “Sayang?” sapa Emran saat melihat Qisya masuk rumah. “Mas Irfan itu nyebelin banget!” geram Qisya. Emran tertawa kecil. “Kena semprot juga? Jangan-jangan kamu juga diusir dari ruangannya. Berarti kita jodoh beneran, ya.” “Kita jodoh, Mas. Tapi bukan karena itu!” Qisya mendengus. Emran terkekeh lagi. “Misi nge-damprat owner café Millenial gagal, ya?” “Gagal karena nggak kesampaian. Mas Irfan nggak ada di sana. Katanya langsung cabut ke bandara setelah ketemu kamu.” Emran terdiam. “Serius? Secepat itu?” “Dion sendiri y

