Rindi menaruh beberapa kertas di atas mejanya, semuanya berisi tugas-tugas yang deadline-nya tinggal besok pagi namun sama sekali belum tersentuh olehnya. Matanya beralih menatap pada ubin hitam di bawahnya yang penuh dengan sobekan foto-foto dan juga kertas hasil emosinya kemarin. Rindi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Ternyata dia tidak bagus jika dalam keadaan emosi seperti kemarin. "Tuh kan Rin, sekarang kamu jadi susah sendiri gara-gara nggak ngerjain tugas. Baru juga ditinggal nangis dua hari udah numpuk aja tugasnya. Bisa-bisa nangis lagi nih gara-gara makin nggak bisa ngerjain. Mana nggak punya handout-nya lagi. Sial banget deh, udah gitu mager kalau mau keluar," gerutu Rindi lagi-lagi dengan menatap miris ke arah tumpukan bukunya. Setidaknya menangis selama dua

