bc

ROMANCE IN BATTLE

book_age18+
148
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
sporty
single mother
billionairess
sweet
bxg
city
lonely
bodyguard
like
intro-logo
Blurb

Mature content 21+

Romeo seorang guru olahraga sekaligus mantan atlit taekwondo, kehidupannya sebagai guru berjalan baik sebelum di sebuah perjalanan menuju makan kedua orang tuanya Romeo terlibat dalam sebuah insiden di mana dia menolong seorang wanita yang sedang di kejar-kejar oleh beberapa lelaki.

Romeo membawa wanita itu pulang memberikan beberapa pakaian lama mendiang ibunya kepada wanita itu. Wanita itu mengatakan bahwa namanya adalah Juliet, sedangkan beberapa lelaki yang mengejarnya adalah para rentenir yang berusaha untuk menjual Juliet pada mucikari untuk di jadikan pekerja seks.

karena rasa kasihan Romeo mengijinkan Juliet untuk tinggal bersama dirinya sampai wanita itu bisa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal. Namum, karena larut dalam kebersamaan membuat Romeo dan Juliet berakhir dengan tidur bersama, tetapi semenjak malam panas itu Romeo tidak lagi menemukan jejak Juliet dan setelah beberapa tahun mereka berdua kembali bertemu dalam keadaan tidak terduga.

Brakk...

Dua orang itu terdiam saat tubuh mereka jatuh dengan posisi saling tindih, wanita itu berada di bawah sedangkan Romeo di atas. Romeo terlihat bernafas lega saat tangannya berhasil menjadi alas untuk kepala Juliet

"T-terima kasih ..."

Mendengar kata itu lagi membuat Romeo tanpa sadar tertawa geli, sedangkan wanita di bawahnya terlihat kebingungan dengan wajah yang sudah memerah.

"Ini sudah yang keempat kalinya kau mengucapkan terimakasih padaku ..." jawab Romeo tanpa niat untuk merubah posisi  mereka  berdua.

"Maaf ..."

"Ini juga kata "maaf" yang keempat kalinya ..." lagi-lagi Romeo menjawab dengan senyuman. Sedangkan Wanita itu mengalihkan pandangannya karena terancam dengan oleh senyum tampan Romeo.

"Hai, Nona. Aku sudah membantumu beberapa kali ... Sekarang bisakah kau beri tahu aku siapa namamu?" Wanita itu terpaku pada tatapan, Romeo. Terlebih tubuh lelaki itu begitu kokoh mengunci dirinya sehingga deru nafas mereka berdua terlihat tidak beraturan dan terdengar jelas antara satu sama lain.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Hari itu sudah semakin gelap lampu-lampu jalan dan gedung-gedung mulai menyala bagaikan bintang, laju kendaraan mulai berpacu di tengah kepadatan jalan raya saat itu. Matahari sudah sepenuhnya tenggelam tanpa menyisakan lagi sebekas warna jingga di langit. Lelaki itu baru saja pulang meletakan tas serta jaket yang sehari-hari ia kenakan di sofa, apartemen itu terlihat sedikit berantakan. Namun, masih dalam ukuran bersih untuk ukuran seorang lelaki lajang yang hidup sendirian. Romeo memutar keran air membuat butiran-butiran cairan dingin itu menyapu perlahan tubuh polos lelaki itu, kulit kecoklatan dengan otot di bagian d**a serta perut lelaki itu, tidak lupa tangan kekar Romeo yang terlihat kokoh, juga .... Baiklah, lebih baik kita sudah bagian mandi ini. Setelah menyelesaikan ritual mandinya Romeo tidak lupa menuju kulkas untuk mengambil beberapa kaleng bir dingin dari sana. Bukannya berpakaian lelaki itu malah mendudukkan dirinya di sofa dan menyalakan TV dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. Yah, begitulah keseharian Romeo Alderico. Lelaki lajang berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai guru olah raga di sekolah dasar hari-hari lelaki itu berlalu layaknya orang lain, bekerja, bercengkrama dan pulang ke apartemennya yang lumayan. Apartemen ini bukan ia dapatkan dari hasil kerjanya tempat ini adalah apartemen yang sebelumnya ia tinggali bersama mendiang ayah dan ibu Romeo. Romeo menatap kalender di atas meja lelaki itu menghela nafas dengan raut wajah yang sulit di jelaskan. Ia bangkit dari sofa menuju kamar untuk segera berpakaian. Setelah itu ia memilih keluar untuk membeli makan malam, maklum saja dia seorang lelaki yang tidak pandai memasak, ia bisa melakukan apapun kecuali pekerjaan yang satu itu, Entah berapa kali Romeo mencoba selalu saja masakannya gagal total mungkin karena tangan kekar itu tidak tercipta untuk memasak. **** Romeo bangkit dari tidurnya lelaki itu baru benar-benar membuka matanya saat berada di depan kaca wastafel. Romeo membersihkan dirinya, mengambil beberapa pakaian yang berada di tempat yang sudah di bedakan dengan pakaian lain. Romeo mengancing satu persatu kemeja hitamnya berlanjut pada jam tangan serta terkahir merapikan rambutnya yang sedikit panjang. Mungkin hampir 1 tahun Romeo tidak memotong rambutnya entah mengapa dia merasa malas untuk mengurusi penampilannya. Setelah mengenakan sepatu lelaki itu benar-benar siap untuk pergi ke suatu tempat. Hari ini Romeo sengaja mengambil izin 1 hari untuk mengunjungi makan orang tuanya yang berada di tempat yang cukup jauh yaitu sebuah kota kecil yang merupakan tempat lahir kedua orang tua Romeo dan juga awal meraka memulai hidup baru. Sesampainya di sana Romeo meletakkan seikat bunga putih beberapa waktu dia hanya duduk diam sembari membersihkan sedikit rumput liar yang tumbuh di makam itu tak terasa langit mulai gelap, awan hitam mulai mendominasi warna langit, seperti hujan akan segera turun. Romeo bangkit dan bergegas menuju mobil, jika badai terjadi maka akan sulit untuk dia kembali pulang tepat waktu dan benar saja baru saja dia keluar dari area pemakaman hujan sudah turun deras di sertai beberapa kali Sambaran dan kilatan petir, dengan terbatasnya jarak pandang masih saja netra lelaki itu menangkap hal janggal ketika seorang wanita yang berlari di tengah hujan dengan mengenakan gaun sutra tipis yang kini menampakan lekuk tubuh wanita itu, Romeo menghentikan mobilnya ketika melihat beberapa lelaki berusaha menangkap wanita yang sedang berusaha melawan itu, Romeo berpikir sejenak menimbang apa yang harus dia lakukan, sebenarnya dia bukanlah seorang yang suka ikut campur hanya saja kali ini sepertinya tidak baik jika ia membiarkan wanita itu. Romeo turun dari mobilnya menerabas hujan dan langsung berkelahi dengan beberapa lelaki bertubuh besar itu, andai dirinya tidak memiliki dasar bela diri mungkin saat ini Romeo sudah remuk. Namun, karena bakatnya ia berhasil melumpuhkan semua lelaki itu dan membawa Wanita itu ke mobilnya. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Romeo sambil memberikan selimut pada Wanita yang terlihat menggigil itu. "Pakailah itu, tutupi tubuh." sambung Romeo sambil menetralkan nafasnya sudah sangat lama dia tidak berkelahi seperti tadi "Terimakasih ..." Akhirnya wanita itu bersuara dengan nada yang lembut dan bergetar. Romeo hanya dia lelaki itu menginjak pedal gas mobil dan bergegas meninggalkan tempat itu, Sepenjang jalan mereka tidak berbicara hanya saat Romeo berhenti di gedung apartemen miliknya barulah percakapan kembali terjadi di antara dua orang itu. "Masuk ... " Ucap Romeo canggung, sedangkan wanita itu hanya diam dan menatapnya penuh selidik "Aku, aku hanya berpikir tempatku aman, tapi jika kau tidak suka atau ingin pulang ke rumahmu aku akan--" "Terimakasih ..." Jawab wanita itu sambil berjalan keluar dan menghentikan langkahnya di samping Romeo Apa ini? Apa ini tandanya wanita itu tidak masalah dengan keputusan Romeo, "Terimakasih ... Dan maaf sudah merepotkanmu." Ini kalimat terpanjang yang wanita itu ucapkan sedari 2 jam perjalanan mereka bersama. "Tidak, ayo masuk ... Kau harus mengeringkan tubuhmu." Romeo duduk di sofa sambil sesekali menengok ke arah kamar mandi yang dari sana terdengar suara gemericik air, cukup lama wanita itu tidak kunjung keluar karena merasa khawatir Romeo berinisiatif untuk mengecek keadaan wanita itu. Tepat saat dirinya berada salam posisi ingin mengetuk pintu saat itulah wanita itu keluar dengan pakaian yang Romeo berikan, sebuah baju lama yang ternyata pas di tubuh wanita itu. Wanita itu terlihat kaget dan tidak bisa menyembunyikan wajah takut saat melihat Romeo sedang berdiri di depan pintu. Untuk apa seorang lelaki berdiri di depan pintu kamar mandi, saat tau ada seorang wanita di dalam sana. Memikirkan bagaimana dirinya dalam pikiran wanita itu membuat Romeo salah tingkah. "Aku, itu ... aku khawatir kau lama sekali di dalam sana." Jelasnya sambil menggaruk tengkuk "M-maaf, tubuhku sangat kotor jadi aku butuh waktu lebih untuk membersihkan diri." Jawab wanita itu tertunduk. "Begitu, kalau kau sudah selesai ... Aku mau menggunakan kamar mandi juga." "Oh, maaf ... Apa aku membuat kau menunggu, kalau begitu ..." Belum sempat wanita itu menyelesaikan kalimatnya kakinya sudah tergelincir karena sisa sabun, refleks tangan wanita itu menarik Romeo menjadikan lelaki itu pegangan agak tinggi terhempas ke lantai Brakk... Dua orang itu terdiam saat tubuh mereka jatuh dengan posisi saling tindih, wanita itu berada di bawah sedangkan Romeo di atas. Romeo terlihat bernafas lega saat tangannya berhasil menjadi alas untuk kepala Juliet "T-terima kasih ..." Mendengar kata itu lagi membuat Romeo tanpa sadar tertawa geli, sedangkan wanita di bawahnya terlihat kebingungan dengan wajah yang sudah memerah. "Ini sudah yang keempat kalinya kau mengucapkan terimakasih padaku ..." jawab Romeo tanpa niat untuk merubah posisi mereka berdua. "Maaf ..." "Ini juga kata "maaf" yang keempat kalinya ..." lagi-lagi Romeo menjawab dengan senyuman. Sedangkan Wanita itu mengalihkan pandangannya karena terancam dengan oleh senyum tampan Romeo. "Hai, Nona. Aku sudah membantumu beberapa kali ... Sekarang bisakah kau beri tahu aku siapa namamu?" Wanita itu terpaku pada tatapan, Romeo. Terlebih tubuh lelaki itu begitu kokoh mengunci dirinya sehingga deru nafas mereka berdua terlihat tidak beraturan dan terdengar jelas antara satu sama lain.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Sang Pewaris

read
53.1K
bc

Dilamar Janda

read
319.5K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

JANUARI

read
37.3K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.7M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook