Mulut maut mertua

1803 Words

Saking sibuknya mengurus pekerjaan, Adit sampai lupa kalau hari ini adalah hari yang dijanjikan Tamara untuk mengadakan arisan. Meskipun Adit sudah berusaha membujuk, namun sepertinya Tamara sudah membawa keputusan yang bulat sejak awal. Di kedua tangannya penuh akan belanjaan, sembari beberapa kali bibirnya menggerutu sendiri lantaran Adit tak bersedia menemani berbelanja. "Clarissa?" serunya dengan suara keras. Sementara dirinya sibuk membenahi dapur, derap langkah Sabrina di belakang membuatnya harus menolehkan kepala. "Bantuin Ibu mas--" Ucapan itu terhenti begitu bukan Clarissa yang di sana. "Clarissa mana?" "Dia di depan, aku mau minta air putih, Bu." "Ah iya, silakan." Mengikuti arah pembicaraan Sabrina, mata perempuan itu mengedar ke halaman depan. Di mana menantunya tenga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD