Tabiat Tamara

1004 Words

Lusa menjadi waktu usaha Adit untuk mencari lima belas juta itu. Kepada atasannya dia memberanikan diri meminjam uang. Di ruangan yang dulu kerap dia datangi, sang boss duduk angkuh dengan sorot mata menusuk. "Sudah korupsi masih punya muka buat hutang kamu?" sindir bossnya gamblang. Adit menunduk dalam, dibuang dari gedung perkantoran itu, dan kini menempati ladang pekerjaan yang jauh lebih keras masih membuatnya bersyukur. "Sekali lagi saya meminta maaf, Pak." "Maaf? Hanya untuk uang lima belas juta kamu tawar maaf korupsi beberapa tahun ini?" Adit menggeleng. "Kalau saja bukti yang aku punya kuat, mungkin dia nggak akan mencemooh seperti itu," batinnya berucap kesal. "Kalau Bapak memang berkenan meminjami saya uang, saya berjanji akan mengabdi lebih baik lagi." Senyum evil terbit

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD