Gaji

1001 Words

Tengah merenungi nasib di sebuah kafe tiba-tiba saja pesan dari ibunya masuk. Sebenarnya Adit tak mau terlalu memusingkan setiap aduan yang selalu Tamara beberkan, namun kalaupun ibunya tak melarang, jika tak dia dapatkan uang lima belas juta itu sepertinya Adit akan berusaha lebih keras lagi agar Clarissa mengurungkan niat untuk pergi ke klinik kecantikan. "Sendirian aja," ucap salah satu rekan kerjanya di kantor dulu. Adit tersenyum masam. "Bau-baunya si ada yang baru naik jabatan." Keangkuhan wajah pria bernama Doni tertera dengan jelas di sudut mata Adit. "Lagian ngapain pakai acara pindah kantor segala?" Bagi Adit, yang lalu biarlah berlalu. "Habis gajinya kecil," jawabnya meremehkan. Doni terkekeh culas. "Itu dulu, kalau sekarang mirip-mirip lah sama kantor milik bossmu itu." D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD