Kabur

1008 Words

Wajahku sudah membaik, ini saatnya aku melepas Adit. Biarpun usia pernikahan masih terbilang muda, kemungkinan banyak menduga kalau aku tak dewasa, terserah. Aku tak sudi lagi hidup bersama Adit, beserta keluarganya. Tok tok tok Berani aku injakkan kaki di lantai rumah nyonya Tamara. Setelah beberapa jam aku kumpulkan nyali yang besar, anak bayi yang sedang digendong si asisten rumah tangga itu harus berhasil aku dapatkan sekarang juga. Kebetulan asisten itu sedang berdiri di taman samping, ku lirik garasi mobil yang ternyata kosong. Sepertinya mertuaku sedang pergi. "Permisi, Mbak?" "Eh, Bu Clarissa?" Dia terkejut. Menghadapkan tubuhnya padaku. Aku menatap rindu pada bayi yang sekarang tambah menggemaskan. "Hm, Mbak. Biar aku aja yang gendong." "Nggak perlu, Bu. Silakan istirahat a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD