Jangan cerai ya?

1014 Words

Entah bagaimana ceritanya aku merasa menjadi seorang pecundang lagi, pergi bersama Dani tatkala anakku entah sedang apa bersama neneknya. "Aku yakin masalahnya bukan cuma perselingkuhan suami kamu," ucap Dani mengagetkan lamunanku. Dia menyeruput es degan yang kami beli di pinggir jalan beberapa waktu lalu. Aku tersenyum culas padanya. "Apa boleh nih curcol sama dokter spesialis kulit?" candaku. "Nggak papa, justru aku sangat senang kalau kamu masih menganggap aku orang yang paling kamu percaya," jawab Dani antusias. "Apa dua puluh tahun ini nggak merubah diri kamu yang dulu?" Aku memastikan. Dia tertawa sumbang. "Kamu bisa buktiin sendiri nanti." "Rencananya bulan ini aku mau cerai," ucapku lesu. Entah mengapa perasaan menggebu untuk cerai beberapa waktu lalu kini menjadi sebuah k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD