Mengalah lagi

1007 Words

"Siap-siap apa yah? Aku nggak ngerasa tersaingi tuh," ucapku berusaha melawan. Ku lihat wajah bu Tamara menegang, dia pikir aku tak punya mulut untuk sekedar meladeni tingkah lakunya itu? "Berani kamu ngejawab?" Kedua matanya melotot seperti mau loncat dari tempatnya. Aku memonyongkan bibir semaju mungkin, biar mata bu Tamara melihat kalau aku juga punya mulut. "Ini, Tuhan ciptain buat melawan orang yang merendahkan kita." Adit sendiri hanya sibuk memegangi kepalanya, sepertinya dia pusing mendengar pertengkaran ibu, dan istrinya lagi. Lantas kalau dia saja pusing, bagaimana dengan aku? "Kalian berdua udah sama-sama dewasa. Nggak usah memperpanjang masalah. Ini cuma karena makanan kok," lerai Adit pada akhirnya. Ku pikir dia hanya akan membisu seperti biasa, yang membuat bu Tamara se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD