BAB 3 TUAN REYMOND

1017 Words
Reymond sedang berjalan menuju ruangannya. Ia baru saja selesai meeting. perutnya sudah terasa lapar, karena pagi ia tidak memakan apa pun. Reymond membaringkan tubuhnya di sofa, tubuhnya sedikit keringat dingin menahan lapar. "Mana makan siang ku, apa gadis itu sudah mengantarkannya?" batinnya. kemudian tak lama pintu ruangannya di ketuk seseorang. "TOK TOK" "Masuk!" Suara pintu terdengar ternyata adalah sekretarisnya yang membuka pintu. "Selamat siang pak!" sapanya. "Siang. Ada apa?" "ini pak. Ada kurir makanan datang, katanya bapak memesannya." "Oh iya. suruh saja masuk." "Baik pak. silahkan mbak." Sekertaris Reymond mempersilahkan Ana masuk. ia tahu jika Atasan mengizinkan seseorang masuk ke dalam ruangannya pasti orang tersebut orang yang sangat penting. tapi saat ini dalam pikiran Sekertaris Reymond makanannya lah yang sangat penting. karena ia tahu atasannya itu belum memakan apa pun. "Terima kasih Bu." Balas Ana ramah. Sekertaris Reymond hanya tersenyum kemudian menutup pintu dan meninggalkan ruangan atasannya. "Selamat Siang tuan. ini pesanan Anda." ucap Ana sopan,dan tersenyum sambil melihat Reymond masih berbaring di sofa. kemudian Ana meletakkan Kotak makanannya di meja. Dan menunggu Reymond membayarnya. Reymond kemudian duduk, lalu sekilas melihat Ana yang berdiri dan sedikit menunduk. Reymond tersenyum melihat paras cantik Ana. Akhirnya ia bisa melihat Ana secara langsung, tepat di hadapannya. "Berapa semua?" tanya Reymond. "Maaf tuan tagihannya ada di dalam plastiknya." Reymond langsung mengambil tagihannya dan tertera seratus lima puluh ribu. Reymond memesan dua porsi ikan bakar tanpa nasi, dan dua gelas jus jeruk. Reymond mengambil dompetnya kemudian memberikan dua ratus ribu berupa uang lima puluhan. "Tuan ini kelebihan." "Lebihnya untuk mu." Reymond tersenyum, begitu juga Ana. Ana senang mendapat tips lumayan banyak hari ini. "Terima kasih tuan. terima kasih." balasnya. Ana menunduk tanda hormat dan terima kasih. Reymond tersenyum tipis. "kalau begitu saya permisi tuan." "Heum," Ana melangkah meninggalkan ruangan Reymond. Namun sebelum jauh Reymond memanggilnya. "Hai tunggu!" Ana menoleh. "Iya tuan?" "Siapa namamu?" "Hah! eum... Nama saya Ana tuan." "Ana. Ok! Kamu boleh pergi." Ana sekilas tersenyum, kemudian membuka pintunya. Saat ia di luar ia menggelengkan kepalanya, ia merasa pelanggannya itu aneh. Ana tidak sadar jika ia mengantarkan makanan pada pria yang diam-diam memperhatikannya tempo lalu. "Ana," batin Reymond. kemudian ia mulai membuka kotak makanannya. ia memakan dua porsi ikan bakar tanpa nasi. karena ia sedang tidak ingin memakan nasi. Ana kembali ke restauran dengan sangat gembira. kemudian ia memberikan uang seratus lima puluh pada Dita karena Dita kasir di restauran. setelahnya ia menemui Bu Rini dan memberikan kunci motornya. "Bu Rini. Ini kunci motornya, tugas sudah selesai." ucapnya seraya tersenyum senang. "Sepertinya dapat tips besar ni? goda Bu Rini. wanita paruh baya itu sepertinya tahu suasana hati Ana saat ini. "He... Ibu tahu aja, tenang aja Bu. Nanti kalau ada lagi Ana bagi dua deh sama ibu." Bu Rini hanya tertawa. ia tahu jika gadis di depannya ini sedang mengumpulkan uang untuk melunasi hutang orang tuanya. alih alih iri, justru Bu Rini senang melihat perjuangan Ana. "Sudah pasti besok ada lagi. karena tadi tuan Reymond menghubungi kalau beliau ingin menjadi pelanggan tetap restauran ini, dan beliau meminta yang mengantarkan makanan di kantornya itu kamu." "Kenapa begitu Bu, kan sebenarnya tugas itu punya Fery," "Jangan membantah Ana, kerjakan saja tugas yang di berikan Bu Rini" sela Rizal. Rizal berjalan mendekati mereka berdua,ia baru saja datang, tanpa mengetahui hal sebenarnya. "Iya bang. maaf," "Heum." "permisi." Ana kembali bekerja seperti biasanya. bersama rekan rekannya yang lain. melayani pengunjung seperti biasa. "Ana cantik ya." ucap Bu Rini pada Rizal. Mereka berdua sedang memperhatikan Ana bekerja. "Iya Bu, cantik tapi sepertinya sedikit susah untuk di dekati." balas Rizal tanpa sadar. "Pelan pelan aja nak Rizal. suatu hari nanti pasti luluh. wanita itu suka perhatian dan di perlakukan manis" balas Bu Rini. Rizal tersenyum dan mengangguk. kemudian Bu Rini melanjutkan pekerjaannya. Apa yang di katakan Bu Rini ada benarnya. Rizal mulai memikirkan bagaimana cara mendekati Ana. jam terus berjalan tidak terasa jam pulang pun tiba. seperti biasa Ana membereskan meja dan kursi bersama rekan kerjanya. "Na, lo dapat tips berapa hari ini" tanya rekan kerjanya yang bernama Diah. "Iya Na. berapa?" sela Rara. "Masih banyakan kalian," balasnya lalu tersenyum. mereka memang mengandalkan uang tips dari pengunjung untuk sehari hari mereka. dan Rizal tidak pernah bertanya akan hal itu, karena itu hak mereka pengunjung puas dengan pelayanan mereka dan hak pengunjung memberikan tips bagi mereka. Bagi Rizal kualitas makanan dan pelayanan untuk para pengunjung restaurannya adalah nomor satu. dan itu terbukti dengan banyaknya pengunjung. terlebih para waiters di restaurannya banyak gadis cantik dan pria tampan serta menarik, sopan dan ramah. "Kalau udah beres. kalian boleh pulang ya, jangan bercanda mentang mentang gak ada pak Rizal, pak Rizal udah pulang, ibunya sakit." ucap Bu Rini. "Siap bu!" jawab 20 waiters tersebut. Mereka sudah menyelesaikan pekerjaannya kini saatnya mereka pulang. Sepertinya biasa Ana menunggu angkot di halte. sedangkan teman temannya mengendarai sepeda motor. Jam menunjukkan 12 malam. Namun angkot tidak kunjung datang. Akhirnya ia memesan ojek online. ia terpaksa naik ojek walau Ongkosnya 2 kali lipat, karena ia juga takut jika harus menunggu angkot terlalu lama. Tanpa ia sadari Reymond mengikutinya sampai ke kontrakan. setelah memastikan Ana Selamat dan sudah masuk rumah, ia tersenyum lega. Reymond benar benar penasaran dengan sosok Ana Felicia. gadis yang ia Kagumi dari pertama kali melihat Ana duduk di bangku kuliah. Reymond sebenarnya adalah seorang dosen di kampus tempat di mana Dulu Ana kuliah, akan tetapi Reymond tidak mengajar di kelas Ana. saat itu Reymond melihat Ana sedang di perpustakaan, dan membaca sebuah buku lalu tersenyum. Reymond jatuh hati pada senyuman Ana, senyum yang begitu manis dan membuat hatinya damai. Dan saat itu, ia juga belum mengetahui nama Ana. Akan tetapi beberapa bulan kemudian. Ana tidak pernah masuk kuliah. akhirnya ia mencari tahu di mana Ana berada. Dengan bantuan orang orang kepercayaannya. Akhirnya ia mendapatkan informasi tentang Ana. mulai dari tempat tinggalnya, kematian orang tuanya, dan kenapa ia berhenti kuliah serta tempat kerja Ana. Dari sana lah ia selalu memantau Ana. akan tetapi Reymond belum mengetahui jika Ana memiliki hutang pada debkolektor hingga milyaran. "Aku akan selalu menjaga mu Ana," batin Reymond. Ia tersenyum melihat pintu kontrakan Ana. Kemudian ia melajukan mobilnya dan pulang kerumahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD