"Apa kau benar-benar ingin pulang dan melihat pria itu?" tanya Serkan setelah peraduan. "Iya, Mas," sahut Guzel mengangguk. "Baiklah, aku akan mengantarmu sore nanti," kata Serkan santai. Entah apa yang terjadi pada Serkan. Bukankah sebelumnya pria itu menolak permintaan Guzel dengan tegas. Ia sampai marah-marah tidak jelas dan menuduh istrinya yang tidak-tidak. Mungkinkah ia memiliki rencana terselubung di balik keputusannya? "Apa kau serius?" tanya Guzel berbinar. "Tentu saja. Bukankah aku rumahmu? Kau ke sana hanya untuk bertamu bukan?" Serkan balik bertanya. "Ya, kau adalah rumah tempatku kembali," balas Guzel langsung memeluk suaminya erat. Mereka mencurahkan cinta satu sama lain sambil berpelukan. Menikmati waktu tanpa memikirkan apa pun yang mungkin akan terjadi nanti sore, b

