Thirty Four

1625 Words

Dony berdiri seraya membengbeng kerah baju Bio. "Bangun, Kita lanjutin lagi makannya!" ucapnya. Tanpa memperdulikan Evan yang tersungkur tidak berdaya Langsung saja ia membelah kerumunan. Gantian menatap nyalang orang-orang yang hanya melihatnya dalam keheranan. Dito berusaha maju selangkah, kalau ia tidak terlihat berusaha membela Evan. Bisa gawat hidupnya Tapi cuma karna mata elang Dony yang menatapnya, ia langsung mundur kembali. Dalam perkelahian tidak penting untuk terus adu jotos. Tapi yang terpenting adalah bagaimana seseorang bisa menimbulkan aura yang menyeramkan. Bahkan saat ia tidak melakukan apapun Dan Dony mempunyai aura itu. Ia kembali duduk seraya menyelesaikan makan. Tapi Evan yang sudah berlumur darah kembali berdiri, ia ingin membalas saat itu juga. Ia tidak ingin ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD