Twenty Seven

1675 Words

Dony bukannya tak mampu membalas, hanya saja ia sedang menikmati rasa sakit itu. Entah mengapa semakin di injak ia semakin merasa tubuhnya kebal dan tidak menimbulkan efek linu lagi. Mungkin Dony sudah mencapai batasnya. Jadi otaknya bekerja, memproses rasa sakit menjadi sebuah penyemangat. Kekuatan baru untuknya. Tidak tahu dimulai sejak kapan, ini ia mencintai rasa sakit ini, mungkin karna Dony sadar. Selamanya ia akan selalu berhadapan dengan hal-hal seperti ini. Jadi secara refleks alam bawah sadarnya meminta dirinya untuk terus bertahan dan bertahan. Ia bahkan sudah melewatkan kenyataan yang paling menyakitkan dalam hidupnya yaitu mengetahui Ibunya tidak pernah menginginkannya Flashback On, Seperti kebanyakan anak, Dony menjalani masa TKnya dengan bahagia. Meski ada saat-saat dimana

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD