14. Hati yang Gelisah

1050 Words

Setelah mengatakan apa yang mau dikatakan, Ustad Akbar pergi dari hadapan Faisya yang berdiri mematung sambil memegangi gagang sapu. Bahkan, Faisya tak mampu untuk mengalihkan tatapannya ke arah Ustad Akbar yang sudah pergi dari hadapannya, hingga akhirnya ia tersadar ketika Ica menghampirinya dan menepuk bahunya. Gadis itu terlihat linglung, ia menatapku sekelilingnya dan baru menyadari kalau tidak ada Ustad Akbar di sini, lantas benarkah tadi yang berbicara adalah Ustad Akbar? Ataukah ia hanya menghalu saja? Tetapi sepertinya hal itu nyata sekali, buktinya ia benar-benar ada di toilet bersama Ica. Ia bukan orang yang pelupa sehingga melupakan semua hal yang terjadi padanya dan Ica. Namun, ke mana perginya Ustad Akbar tadi? Mengapa pria itu suka sekali mengatakan hal-hal yang membuatnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD