Faisya keluar dari kamarnya dituntun oleh Bunda Aira dan juga Tante Asa, sedangkan Ica sendiri tadi sudah keluar duluan untuk menemui Gus Faris. Perasaan Faisya jauh lebih gugup karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Akbar, pria yang beberapa hari ini tak pernah ia temui karena masa pingitan. Ditambah status pria itu yang kini sudah berbeda, jelas saja suasana hatinya jauh berbeda ketimbang beberapa minggu yang lalu. Sebisa mungkin, ia mencoba merilekskan tubuhnya agar langkahnya santai dan tak cenderung kaku. Tidak mungkin 'kan seorang pengantin di hari pernikahannya nampak begitu berat' ketika berjalan keluar kamar? Bisa-bisa orang menganggap kalau pernikahan ini terjadi karena terpaksa, padahal, kenyataannya pernikahan ini terjadi karena kerelaan keduanya. Ia semakin gugup ketika

