9• cerita

1408 Words
“terima kasih." ucap Aldo tiba-tiba saat keluar dari ruang latihan bersama dara. anggota yang lain sudah mendahului mereka, begitu pula alfa. “untuk?" dara memasang wajah bingung. “susah jadi lawan tanding tadi . aku akui kemampuannya cukup hebat, aku sikit menemukan kelemahanmu." dara tersenyum kecil, “aku masih perlu banyak berlatih." “untuk ukuran seseorang perempuan, kemampuanmu sudah bagus." “kalau begitu aku juga mengucapkan terima kasih." “untuk?" “pertajdingan tadi dan juga pengakuanmu . aku juga mengakui kemampuanmu sangat bagus, jujur aku cukup kewalahan tadi melawanmu." Aldo tersenyum tipis, “selanjutnya kita bisa menjadi lawan latihan lagi?" “tentu, dengan senang hati." obrolan keduanya terjeda di depan pintu masuk ruang makan . segera dara dan Aldo menghampiri tim mereka yang sudah menempati salah satu meja makan. “kalian lama sekali sampainya , apa kalian tidak lapar?" areeska menatap datar Aldo dan dara yang baru saja ikut duduk . jam makan siang mereka belum di mulai, namun karena latihan tadi membuat rasa lapar lebih cepat dari waktunya . namun karena menu makan siang belum disediakan , maka sambil menunggu , areeska mengajak timnya untuk mencari makanan ringan di ruang makan. sudah ada beberapa cdmilan dan minuman yang siap dinikmati di atas meja mereka. “kami hanya sedikit ngobrol tadi." jawab Aldo seraya mengambil salah satu kaleng minuman dari tengah meja. “tapi kalian Keren deh tadi, aku sampai bingung tadi memilih siapa yang lebih kuat diantara kalian" puji areeska “apa kalian mau dipilih sebagai ketua Tim kita?" tanya kezia . “ketua hanya satu , bukan dua." ucap Aldo “iya maksudnya salah satu jadi ketua dan satu menjadi wakil!" areeska merasa Gemas akan jawaban aldo . “bagaimana ?" kezia kembali bertanya. “aku pilih al--" “dara" potong Aldo membuat dara terkejut . “okey dara!" areeska tersenyum puas . “engga , jangan aku!" tolak dara , “kalian kan baru mengenalku, jangan langsung memilih begitu!" “Adara," panggil areeska , “kita semua juga baru saling kenal di sini, tidak ada diantara kita yang sebelum masuk kesini sudah lebih dulu kenal atau pernah bertemu." “bukan hanya karena kamu adalah anak dari big bos ," Natan menambahkan, “tapi juga karena kemampuanmu , maka kami percaya . jadi jangan merasa kamu tidak bisa menjadi ketua di sini , lagi pula kita akan berkerja sama kan?" dara masih merasa ragu untuk menjawab permintaan timnya . “akubakan pikirkan dulu baik-baik . aku merasa ini sebuah tugas yang cukup besar , jadi aku tidak bisa langsung memutuskan untuk menerima atau tidak." “jangan Khawatir , waktu kita masih panjang di sini. jadi pikirkan dengan santai, jangan terburu-buru ." pesan Xavier pada dara “iya terima kasih . aku akan pikirkan pelan pelan keputusan ini dalam beberapa hari. lagi pula kita belum mendapat tugas ke lapangan." “tapi ku dengar kita akan mendapat latihan lapangan nantinya." ucap areeska “kamu dengar dari mana info itu?" tanya dara “kemarin aku iseng tanya ke kak Stella , kebetulan kamu bertemu di perpustakaan . aku tanya kapan kah kita akan diturunkan ke lapangan ? kak Stella boakng kalau nanti kita akan dilatih dulu seperti sebuah simulasi. " terang areeska . dara mengangguk mengerti, sedangkan yang lain hanya diam. markas mereka memang tidak hanya memiliki ruang-ruang latihan , namun juga ada perpustakaan yang juga menampung banyak sekali jenis buku . setelah makan siang dara dan yang. kain memilih kembali ke kamar masing-masing terlebih dahulu selagi senggang . namun sebelum kembali ke kamar ,dara menyusul Aldo sejenak “aldo!" “aldo menghentikan langkahnya dan menatap dara yang baru saja berdiri di sampingnya. “ada apa?" “kenapa tadi kamu mengajukanku untuk menjadi ketua?padahal kamu lebih cocok." “justru aku berpikir kamu yang lebih cocok." “tapi kamu kan laki-laki ?" “memangnya kenapa? menurutku , perempuan juga tidak salah untuk menjadi pemimpin. tidak perlu dipusingkan , kamu tidak akan bekerja sendiri , ada Tim yang pasti membantumu ." dara tersenyum tipis mendengar jawapan aldo lalu mengangguk sekilas, “terima kasih , aku aku akan berusaha melakukan yang terbaik ." “iya, kita sama-sama berkerja dengan baik dalam Tim ini." dara kembali mengangguk, “ya sudah ,aku mau kamnuut ke kamarku dulu." “okey, sampai jumpa nanti." “iya, sampai jumpa ." dara berpamitan dan berjalan menjauhi Aldo begitu pula Aldo. ********** setelah menyelesaikan satu lagi kelas pelatihan hari ini , dan juga makan malam , areeska mengajak dara dan kezia kembali ke ruangan latihan “ajarin aku agar lebih jago bela diri..." punya areeska pada dara dan kezia begitu berada di dalam ruangan . “aku masih belajar." jawab kezia . tatapan areeska beralih pada dara. “aku---" “kamu yang lebih bisa diandalkan disini dara, kamu sudah sangat mahir, ayolah ajari aku..." mohon areeska pada dara. “tapi bukannya kamu sebelum masuk ke sini sudah banyak berlatih areeska?" areeska menggeleng sekilas, “memang sih tapi hanya beberapa bulan kemarin , itupun sering bolos karena tadinya aku tidak terpikirkan untuk berada disini . orang tuaku tidak tahu kalau aku sering kabur dari latihan." “baiklah , aku akan membantumu berlatih . tapi sebelumnya aku penasaran sesuatu." “apa?" tanya areeska dan kezia bersamaan. “kalian dan yang lain berada di sini , apa karena keluarga kalian pernah terlibat dengan perkerjaan ini? maksudku , tidak mungkin kalian terpilih begitu saja tanpa alasan kan? maaf aku baru bisa menanyakan hal ini karena sebelumnya aku hanya penasaran sendiri." “kalau aku, karena ayahku pernah bekerja sebagai agent rahasia disini sebelum bertemu ibuku." jawab areeska , “dan beliau bekerja bersama mr.harry. waktu aku akan selesai sekolah ternyata big boss menghubungi ayahku untuk meminta izin agar aku dapat terlibat di sini sebagai generasi agent selanjutnya." “jadi memang sebelumnya orang tuamu tidak terpikirkan untukmu meneruskan profesi ayahmu di sini?" areeska mengangguk sekilas, “selama ini aku hidup normal layaknya anak perempuan pada umumnya. tidak ada dipaksa untuk melatih diri seperti di sini, hanya beberapa bulan kemarin ayah tiba-tiba memasukkan ku ke pelatihan bela diri, mungkin saat itu ayah sudah dihubungi oleh big bos." dara mengangguk mengerti lalu menatap kezia, “bagaimana denganmu?" “sejak kecil orang tuaku sudah tidak ada , aku tinggal bersama om dan tanteku . mereka sama-sama dari agent rahasia, keduanya bertemu di sini dan menikah begitu memutuskan untuk pensiun dari dunia agent. tidak lama setelah pernikahan mereka, orang tua ku meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, hanya aku yang selamat saat itu. mereka mengadopsi aku dan aku mengetahui cerita ini ketika aku duduk di bangku sekolah dasar. mereka memilih mengatakan lebih cepat dan aku berterima kasih pada mereka." “orang tuamu ,saudara kandung mereka?"tanya areeska. “tanteku , adik kandung ayahku." “lalu bagaimana kamu tahu kalau mereka awalnya adalah agent?" “saat hari kelulusan , omku menceritakan semuanya termasuk permintaan big boss untuk membawa ku ke sini." “tapi kemampuanmu bagus , apa kamu sering dilatih?" “aku yang meminta untuk berlatih sejak usia SMP sampai awal SMA lalu aku berhenti. tidak rajin tapi setidaknya aku paham dasar-dasarnya dan beberapa teknik yang cukup membantu." “lalu dara," areeska menatap dara , begitu pula kezia, “bagaimana dengan ceritamu?" “bukankah sudah pernah diceritakan sebelumnya?" “yah iya sih, hanya saja aku mau dengar langsung darimu. tidak perlu semuanya jika sulit." “emm... yah sejak kecil aku sudah kehilangan Mamaku karena sebuah insiden . saat itu aku masih sangat kecil sehingga aku dititipkan kepada dua agent rahasia disini sebagai orang tua asuh , sedangkan kak alfa dibawa oleh big boss karena saat itu sudah cukup mengerti untuk disiapkan sebagai agent. sejak kecil aku diajari banyak hal , bela diri , teknologi , berbagai macam bahasa dan masih banyak lagi . awalnya aku nggak paham karena apa sampai big boss datang ke rumah kami dan membawa aku ke tempat ini. awalnya aku menolak dan mencoba kabur, tapi aku dibawa paksa seperti diculik." dara terkekeh kecil mengingat kejadian tersebut. areeska memasang wajah takjub mendengar cerita dara, “aku nggak heran kenapa kamu bisa sehebat ini dara, ternyata sejak kecil kamu sudah mengalami banyak hal. aku kagum lho sama kamu, enggan salah kan kalau kami memilihmu menjadi kapten kami?" dad hanya bisa tersenyum merespon ucapan areeska. “kalau begitu, kita berlatih bersama saja!" usul areeska dengan senyuman lebarnya, “dara yang akan menjadi pelatih kita!" “iya iya , aku akan membantu kalian berlatih." dara ikut tersenyum. areeska yang masih dengan senyjm sumringahnya, mengajak kezia dan dara mulai berlatih . bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD