Judul PART TUJUH

1459 Words
"Niaaaa.. Tungguin gue" teriak Siska Karena merasa terpanggil akhirnya Nia pun menoleh ke belakang dan melihat Siska sedang berlari kecil "Lo gimana sih! Gue panggil dari tadi juga. Cape tau teriak manggilin lo! Segala pake lari lagi buat ngejar lo" gerutu Siska dengan wajah di tekuk dan nafas yang terengah-engah "Sorry Siss, beneran Nia gak denger" "Ayo. Kita ke kelas. Cape gue berasa abis di kejar depkolektor tau gak" cetus Siska terkekeh, sambil merangkul pundakku Baru saja akan mendudukan b****g di kursi kesayangan lagi-lagi di kagetkan dengan suara 10 oktafnya Putri. Sejenak memejamkan mata dan mengelus d**a menetralkan kembali detak jantung "Niaaaa.. Siskaaa.. Lo bedua tau gaakk hot news terbaru di sekolah kita" kata Putri excited "GAKK" jawab Nia dan Siska kompak "Lo bedua bakal kaget! Karena sekolah kita bakal kedatangan anak baru super duper cakep. Gue denger dari isu yang terpercaya, tu anak dari Bandung. Gue harap kelas gue yang beruntung jadi pilihan cowo baru itu. Sumpah demi upin ipin yang tertukar sama spongebob gue semakin semangat buat sekolah" kata Putri menggebu-gebu "Sumpah lo! Serius gak lagi ngibul kan?" kata Siska "Apa untungnya buat gue ngibulin lo. Hm? Kalo lo gak percaya si yaudah. Atau jangan bilang lo ada niatan buat gebet cowo itu juga!?" kata Putri tidak terima dengan tatapan menyelidik "Suka-suka gue laah. Dia juga belom ada status apa-apakan sama lo! Ngaca dong! Mana mau dia sama lo! dandanan udah ngalahin boneka mampang aja so cantik" ketus Siska tidak terima "Hello.. Please deh Siska! Gue Putri Arinda Mararanisa calon pacar masa depannya Manu Rios. Udah pasti cantik lah, muka gue gak jauh beda sama kembaran gue. Kak Selena Gomez. Semua orang juga tau itu" terang Putri membanggakan diri "Heh! kalo mimpi jangan ketinggian! Lagi mana mau selena di samain sama muka lo yang gak ada bagus-bagusnya" kata Siska "Kalian itu apa-apaan sih! Masih pagi juga udah saling tarik suara. Lagian kalian gak tau muka cowo itu kaya gimana kan? Kalo cakep mah sukur, nah kalo ngga? gimana coba? " kata Nia menengahi Tak lama bel pun berbunyi nyaring menandakan bahwa pelajaran pertama akan segera di mulai, bersamaan dengan masuknya Pak Mario selaku wali kelas dan guru mata pelajaran fisika, bersama seorang anak baru yang ternyata lebih tampan dari dugaan Putri tadi. Dan yang membuat Siska lebih bersukur lagi. Anak baru itu masuk di kelasnya bukan di kelas Putri. Siska menatapnya tanpa berkedip dengan senyum-senyum memuja berbeda halnya dengan Nia yang masih fokus membaca buku. Tanpa menyadari kalau tatapan anak baru tersebut hanya terfokus padanya sampai akhirnya Nia tersadarkan dengan nama dan suara anak baru tersebut "Ayo perkenalkan nama dan asal sekolah kamu" perintah Pak Mario "Baik Pak. Perkenalkan nama saya Novando Rafadriansyah. Kalian bisa panggil saya Rian.Saya dari SMA Maharani Bandung. Salam kenal" ucap Rian lantang dengan tatapan yang masih tertuju pada Nia Nia yang merasa mengenal jelas suara dan nama tersebut langsung mendongakkan kepala, sontak tatapan mereka bertabrakan. Dengan sorot mata tajam penuh kerinduan dan rasa bersalah Rian. Tatapan itu seketika membuat Nia membeku, dengan wajah pucat dan bulir bulir keringat seperti baru saja melihat makhluk tak kasat mata yang tidak sempat bersolek. Nia pun langsung memutuskan kontak mata yang hanya berlangsung beberapa detik itu lebih dulu "Silahkan kamu duduk di kursi depan Sania" perintah Pak Mario yang langsung di angguki oleh Rian. Sontak semua siswi berseru karena merasa iri pada Nia dan Siska "Sudah! Sekarang kalian buka buku paket halaman 30. Kerjakan soalnya, setelah selesai simpan di meja saya" perintah Pak Mario lalu pergi "Baik Pak" jawab semua siswa. Saat semua siswa sedang fokus mengerjakan soal. Nia masih tetap tak bergeming. Siska yang sudah menyadari sejak awal, mulai hilang kesabaran. Karena melihat keadaan Nia yang tiba-tiba pucat pasi dengan bulir-bulir keringat. Padahal kelas mereka Terpasang AC yang juga kemungkinan sangat sedikit untuk berkeringat. "Nia lo kenapa, sakit?" tanya Siska dengan nada cemas karena melihat Nia hanya terdiam dengan pandangan tertunduk "Niaa lo kenapaa?! Jangan bikin gue panik! Lo kenapa sih sebenarnya. Kalo emang lo gak enak badan mending lo istirahat di UKS" sembari mengguncang pundak Nia. Hingga Nia tersadarkan lalu menoleh kearah Siska sambil menggelengkan kepala dan senyum yang sama sekali tidak bisa diartikan juga terlihat jelas di paksakan Nia pun mengalihkan perhatian agar Siska tidak terus-terusan cemas dan makin penasaran dengan hal yang membuat Nia seketika membeku dari tadi. Nia pun segera membuka buku tulis lalu mulai mengerjakan soal yang di perintahkan Pak Mario tadi. 0~0~0 "Woyy! gue kesel tau gak sih" kata Putri "Kesel mah kesel aja kali. Gak usah di umumin juga" jawab Siska "Harusnya kalian tanya dong gue kesel kenapa! Malah makin bikin bt aja" ucap Putri mendramatisir "Mulai dah Drama" kata Intan malas "Drama di Mulaiiiii!!!!!!" teriak Sukma yang sukses di hadiahi jitakan oleh tangan panas hasil hembusan angin sepoi-sepoi dari mulut Putri "Heran gue. Kalian tuh temen gue bukan si! Gak ada pedulinya sama sekali" kata Putri kecewa "Betul aja kan Drama lagi. Pleasee.. Perut gue makin lapaar jadinya denger ocehan receh lo yg gak jauh dari urusan cowo" Kata Siska yang langsung membuat Putri cemberut dan tentu saja kesal. "Nia lo mau pesan apa?" tanya Siska "Kaya' biasa aja" jawab Nia tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yg ia baca "Kalo lo bedua" tanya Siska pada Sukma dan Intan "Samain aja" jawab Intan "Eh gue ikut mesen aja deh" kata Sukma yang langsung di angguki oleh Siska "Heh! Putri tidur mau pesan apa lo?! Buruan! Ntar makin rame yang ngantri" ucap Siska yang di sambut dengan tatapan tak percaya dari Putri "Gak nyangka gue lo setega ini. Di saat teman lo butuh tempat sampah buat cerita lo malah sibuk buat pesan makanan. Sumpah demi ondel-ondel yang selingkuh sama boneka mampang gue beneran kecewa" ketus Putri "Yaa gue si bodoamat. Buruan lo mau nitip pesenan gak. Lama gue tinggal" cecar Siska "Yauda yaudahh pesanin gue baso yang paling pedes. Jangan lupa minumnya es dawet. GAK PAKE LAMA! sana-sana Buruan pesen ntar kehabisan lagi" perintah Putri "Ko gue berasa kacung sih. Heh! Cetakan alis! Gak usah sok-sok an merintah lo kaya majikan" serang Siska "Tuhan kalian ini!! Coba sihh kalian berhenti berantem. Udahlah aku balik ke kelas aja. Pusing denger kalian ribut mulu" Kata Nia sambil membanting novel yang sedang ia baca ke meja "Ehiyaa iyaa. Kita pesan makanannya sekarang. Lo duduk lagi yang manis yaa. Ayo Suk buruan" Kata Siska bergegas "Iyaiya ayo" ucap Sukma dengan wajah dibuat ngeri Melihat kelakuan teman-temannya, Nia hanya menggeleng pasrah. Nia pun mulai mengedarkan pandangannya sekedar ingin melihat-lihat keadaan kantin sekarang. Sampai akhirnya tatapannya bertabrakan dengan tatapan intens milik Andra, yang seketika membuat Nia larut dalam tatapan memuja Andra. Tatapan mereka pun terputus karena kehadiran Rian bersama teman barunya yang tiba-tiba menghampiri meja tempat Nia dan teman-temannya duduk. Nia yang menyadari kalau Rian mengambil posisi duduk berhadapan dengannya pun menjadi membeku kembali dengan wajah pucat juga bulir-bulir keringat. Tanpa Nia sadari. Ketidak nyamanan Nia setelah kedatangan anak baru itu membuat penglihatan Andra menjadi geram, sehingga membuat rahang Andra mengeras dan mengepalkan tangan hingga buku-buku tanggannya memutih Nia berusaha menghabiskan makanan yang di bawa Siska dengan susah payah. Dengan terburu-buru kemudian pergi berlalu tanpa mengindahkan teriakan teman-temannya yang memanggilnya karena ia tiba-tiba pergi meninggalkan. Sekembalinya di kelas Nia merebahkan kepalanya pada meja yang di topang oleh kedua lengannya. Tanpa Nia sadari ternyata Andra telah berada di kursi sebelahnya, dengan melakukan hal yang sama seperti Nia. Merebahkan kepala menyamping menghadap ke arah Nia menunggu perempuan yang telah sukses merebut hatinya itu menyadari kehadirannya. Ternyata harapan Andra pun terkabul Nia yang mulai merasakan kehadiran seseorang di sampingnya dan mencium bau parfum yang tidak asing. Nia pun mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya Nia tatapannya kembali bertemu dengan tatapan teduh namun tajam milik Andra dengan jarak yang begitu dekat sehingga mau tidak mau wajah Nia pun bersemu merah. Keberuntungan pun memihak pada Nia karena bel tanda masuk pun berbunyi, yang artinya dengan sangat terpaksa dan rasa malas Andra pun dengan gontai kembali ke habitatnya. "Kalo ada yang gangguin dan buat lo gak nyaman bilang sama gue. Karena mulai sekarang lo itu tanggung jawab gue. selama lo jauh dari pantauan keluarga lo, gua yang bakal pantau keberadaan lo. Dan satu lagi mulai sekarang lo selalu pulang sama gue ngerti! Gak ada penolakan!" tegas Andra sambil mengacak acak rambut Nia. Entahlah perlakuan kecil seperti ini bisa membuat debaran jantung Nia terasa sangat kencang, sehingga membuat Nia -Speechless- sama sekali tidak bisa berkata apapun. Yang akhirnya hanya dia jawab dengan seuntai senyuman yang tidak bisa di artikan Tak lama kemudian Siska pun masuk ke dalam kelas. Pelajaran pun kembali di mulai sampai bel tanda pelajaran terakhir usai berbunyi merdu dan sontak semua siswa pun berseru " akhirnya.."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD