Sudah hampir dua puluh menit Senja menunggu Awan di depan rumahnya, pesan yang Senja kirimkan juga belum cowok itu balas, sebenarnya Awan jadi tidak menjemputnya? lima belas menit lagi pintu gerbang akan di tutup, apa yang ia takutkan dari kemarin benar jika ia tidak boleh berharap banyak untuk Awan menepati janjinya.
Ahkirnya dengan sisa waktu yang masih ada Senja memilih berangkat ke sekolah dengan angkutan umum dengan harapan ia tidak terlambat sampai ke sekolah.
Awan sudah siap dengan seragam sekolahnya dan akan pergi ke sekolah, namun saat ia masih berada di garasi motor ponselnya berdering. Nama Farid, papa dari Raya tertera di ponselnya.
"Hallo om?" ujar Awan saat menjawab panggilan telfon itu.
"Awan, kamu bisa kesini sekarang? om ga bisa nganter Raya ke sekolah, om ga tega kalo Raya berangkat ke sekolahan sendiri, dia masih agak lemes tapi ngotot mau ke sekolah. Kamu bisa kan jemput Raya sekarang?" tanya Farid di sebrang sana.
"Bisa om," jawab Awan sepontan, tanpa mengingat bahwa dirinya sudah berjanji untuk menjemput Senja.
Awan langsung berangkat menuju rumah Raya.
/////
Saat sampai di depan sekolah, benar saja pintu gerbang sudah di kunci menyebabkan Senja berahkir di hukum berdiri di lapangan bersama dengan siswa-siswa telat lainya.
Senja mengusap bulir- bulir keringat yang membasahi pelipisnya, cuaca pagi ini sangatlah terik, apalagi tadi pagi ia tidak sarapan membuat kepalayang sedikit pening, Senja masih berusaha menguatkan dirinya untuk menjalankan hukuman itu hingga tiba-tiba objek mati di depanya seperti bergerak berputar membuat kepalanya bertambah pusing hingga.
Bruk.
Senja pingsan dan terjatuh.
"kak, kak ada yang pisangsan kak," ujar siswa kelas 10 yang memanggil anggota osis yang emnghukum mereka.
anggota osis yang berjaga di belakang mereka tadi langsung ke barisan Senja dan membawa gadis itu ke ruang Uks.
/////
Setelah sampai di kelas dan mengecek ponselnya, muncul banyak sekali notifikasi pesan dari Senja, membuat Awan sangat merasa menyesal, bagaimana ia bisa lupa jika harus menjemput Senja?
Saat Awan ingin menengok Senja ke kelas gadis itu, sialnya itu bertepatan dengan datangnya guru yang mengajar pagi ini ke kelas Awan membuat cowok itu mengurungkan niatnya.
"Gue t***l banget!" batin Awan.
Dua mata pelajaran berlalu dan ahkirnya kini bel pertanda istirahat berbunyi, dengan cepet Awan menuju kelas Senja, saat sampai di sana pintu kelas Senja masih tertutup menandakan masih ada guru yang belum keluar, Awan menunggunya sambil duduk di depan kelas Senja, hingga guru yang mengejar di kelas Senja keluar dan Awan langsung saja masuk, namun ia tidak melihat keberadaan Senja.
"Bel, Senja kemana?" Tanya Awan pada Bella.
"Masih inget lo sama Senja hah?" sinis Bella.
"Dia ga masuk?" tanya Awan lagi.
"Gara- gara lo dia telat dan dikuhum, sekarang dia ada di uks," ujar Bella yang rasanya langsung menghantam hati Awan.
tanpa mengatakan apapun cowok itu langsung pergi ke Uks, namun sebelum itu Awan pergi dahulu ke kantin untuk membeli beberapa roti dan s**u kotak untuk Senja.
Saat masuk ke uks Senja yang posisi awalnya duduk dan menghadap ke arah pintu uks karena memang ia sudah merasa enakan dan ingin kembali ke kelas, langsung merubah arah pandangnya ke posisi lain saat melihat Awan masuk ke dalam ruang Uks.
Awan paham Senja bersikap begitu juga karena kesalahannya, Awan menarik sebuah kursi yang ia gunakan untuk duduk di depan Senja, Awan mengambil kedua tangan Senja dan memegangnya.
"Maafin aku ya, aku tau aku salah, udah ingkar buat jemput kamu tanpa kasih kamu kabar," Sesal Awan meminta maaf namun masih belum mendapatkan respon dari Senja.
"Tadi itu emang Raya lagi butuh aku, tante Elena ga bisa nganterin dia, dan dia juga masih belum kuat buat naik mobil sendirian," Terang Awan.
"Setidaknya kalo Awan emang ga bisa, apa susahnya sih bales chat Senja, kalo buat Senja ngentik juga ga ada waktu?" tanya Senja dengan pandangan masih menghadap ke arah tembok.
"Tadi aku bener-bener lupa sayang, maafin aku ya?"
Senja menarik nafas panjang, kemudian mengeluarkanya secara perlahan, sekuat apapun Senja berusaha untuk terlihar marah, tapi mengapa ia selalu tidak bisa? hatinya selalu berkeinginan memaafkan Awan meski Awan melakukan ini bukan pertama kalinya.
Senja menengok kan kepalanya dan kini tepat di hadapanya ada Awan yang memohon maaf kepada dirinya, "Jadi dimaafin gak?" tanya ulang Awan.
"Kapan Senja ga pernah maafin Awan?" ujar Senja balik bertanya. Hati Awan terasa berdenyut ngili mendengarkanya.
"Aku sayang banget sama kamu ja, maaf belum bisa jadi yang terbaik."
"Bukan bearti Senja selalu maafin Awan, Awan bisa bebas minta maaf untuk kesalahan yang sama."
Awan sangat merasa tertohok memang kalimat yang senja kata kan benar, ia salalu saja mengulang kesalahan yang sama pada Senja.
Terjadi keheningan beberapa saat hingga Senja mengatakan jika ia mau kembali ke kelas, "Aku mau ke kelas Awan," kata Senja.
"Biar aku yang anterin," kata Awan ia membantu senja turun dari brangkar uks dan menuntuk gadis itu sampai di depan kelasnya. Beretapan saat itu bel masuk pertanda waktu istirahat selesai telah habis.
"Nanti kalo ada butuh apa- apa bilang ya?" ujar Awan yang mendapatkan respon anggukan kepala dari Senja.
"Yudah aku pamit ke kelas aku ya, semangat belajarnya cantik!" Awan mengusap lembut puncak kepala Senja lalu meninggalkan gadis itu menuju kelasnya.
Awan sudah bertekad sepulang sekolah ia akan mengantarkan Senja untuk pulang, sebagai tebusan untuk kesalahannya. jadi, Awan mengirimkan pesan kepada Raya agar Raya nanti di antarkan oleh Ilham teman dekat Awan di sekolah.
Awan : Ray, tar lo di anterin sama Ilham ya pulangnya
Raya : Tapi aku maunya sama kamu Awan
Awan : Gue gak bisa
Raya : Kenapa?
Awan : Gue mau nganterin Senja pulang
Di dalam kelasnya Raya merasa kesal saat membaca pesan yang Awan kirimkan, Senja, gadis itu selalu saja menjadi penghalang saat dirinya bersama dengan Awan, lihat saja apa yang akan Raya perbuat pada gadis itu!
Tangan Raya terkepal, kepalanya memikirkan cara untuk memberikan balasan kepada Senja dengan batin yang terus melontarkan kata-kata dendam pada Senja. Raya merasa semenjak Awan berpacaran dengan Senja waktu yang Awan habiskan untuknya sangat berkurang, Awan sudah tidak seperti dulu lagi yang selalu berkata akan berada di sisi Raya dan menjaga Raya, semua itu karena Senja.
Makanya semenjak Senja menjadi pacar Awan secara tidak langsung Raya sudah menjadikan Senja sebagi musuhnya yang harus gadis itu singkirkan dari sisi Awan.